1

1K 85 0
                                    

G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

G

adis itu tiba di bandara dengan penampilan simpel, terlihat santai namun tetap sempurna. Tidak ada yang tau dia siapa namun entah bagaimana ceritanya gadis itu bisa menjadi pusat perhatian, tidak ada yang aneh dengan penampilannya saat ini, dia hanya menggunakan celana cargo high waist dengan jaket serta topi dan masker yang semuanya berwarna hitam. Visualnya mirip putri di dunia fantasi, mungkin itu salah satu alasan mengapa dia menjadi pusat perhatian beberapa orang disana. Dia cantik dan itu tidak dapat diragukan lagi.

Gadis itu menggeret satu koper dan menggendong satu tas hitam yang tidak terlalu besar, tas itu berisi hal-hal penting yang tidak pernah ia tinggalkan, salah satunya ada stetoskop dan alat kesehatan darurat lainnya. Sebagai dokter ia selalu berusaha untuk siap siaga, selain untuk berjaga-jaga bila dirinya terluka, ia juga bersiap untuk menolong bila suatu saat bertemu dengan orang yang membutuhkan pertolongannya. Dia tipikal orang yang mudah tersentuh, hatinya cepat terenyuh bila melihat orang lain kesulitan.

"Toloooong" teriakan seseorang terdengar samar di telinga gadis itu, naluri kedokterannya terpanggil, dia reflek mengedarkan pandangan ke arah sekitarnya, dan benar saja disana ada seorang wanita paruh baya yang tengah menangis memeluk seorang anak kecil di pangkuannya. Buru-buru dia menghampiri orang itu bahkan kini orang itu sudah di kerumuni beberapa orang yang sepertinya memiliki niat yang sama dengan dirinya.

"permisi" Ucap si gadis bermarga Kim, sebut saja Jisoo. Gadis itu memasuki kerumunan orang dan ia melihat anak kecil itu kejang-kejang sambil mengeluarkan darah dari hidungnya.

"Izinkan saya memeriksanya, saya seorang dokter" ucap Jisoo sambil membuka tas hitamnya dan mengeluarkan stetoskop.

"Tolong ada yang segera menghubungi ambulance" lanjut Jisoo, Kini dia sudah mengambil alih anak itu dari pangkuan wanita yang dia duga sebagai ibunya.

Jisoo meletakkan tubuh anak itu di tempat yang datar dan luas, ia juga menyuruh agar orang-orang yang ada disana bisa memberikan ruang agar anak itu bisa bernafas dengan nyaman, ia membuka kancing baju anak itu dan melonggarkannya setelah itu ia mengeluarkan kata-kata lembut untuk merangsang dan memberikan ketenangan pada anak itu, tak lupa Jisoo juga mengeluarkan kain kasa dari tasnya dan ia gunakan untuk mengusap darah yang mengalir dari hidung anak itu.

Wajah anak itu pucat tapi setelah melalui beberapa tahap penanganan yang dilakukan Jisoo, anak itupun tenang bahkan membuka matanya dengan perlahan namun karena mimisannya yang tidak berhenti akhirnya Jisoo membawa anak itu ke rumah sakit karena kebetulan ambulance yang di hubungi tadi sudah datang, Jisoo menjelaskan pada petugas kesehatan yang ada di ambulance dan menyuruhnya agar membawa anak itu ke rumah sakit Hyesa, tak lupa Jisoo juga ikut dalam ambulance tersebut.

Ponsel Jisoo tiba-tiba berdering pertanda ada panggilan masuk dari kontak yang ia beri nama "Jihye Eomma"

"Kamu dimana sayang? Eomma, appa dan juga Yeri ada di bandara" tanya seorang wanita di sebrang sana.

The AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang