16

314 45 0
                                    

Jisoo keluar dari cafe Yogarino dengan menjinjing 3 cup kopi untuk dirinya, Seulgi dan Wendy, sambil bersenandung kecil gadis itu berdiri di sisi jalan menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi merah, tiba-tiba dia melihat seseorang menggunakan helm full face mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, motor itu melaju kearah perempuan yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat berdirinya saat ini. Dia mengenal perempuan itu bahkan sangat mengenalnya.

Bruk

Jisoo melepaskan jinjingan kopinya hingga kopi tersebut tumpah berserakan. Dia berlari dengan sangat cepat karena dia melihat pengendara motor itu seperti sengaja akan menabrak Irene.

Sret ... Bruk...

Jisoo menarik tubuh Irene hingga mereka berdua jatuh membentur trotoar, Jisoo sedikit terlambat kakaknya itu terserempet, kalau tidak karena terserempet mereka berdua tidak akan sampai terjatuh sekeras itu.

"Eonnie Gwenchana?" Irene bengong masih mencerna kejadian yang begitu cepat.

"Eonnie" Jisoo melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Irene untuk menyadarkan Irene yang menatapnya dengan tatapan kosong .

"Eoh Jisooya" Irene tersadar dan melihat Jisoo yang sedang melihatnya khawatir.

"Eonnie Gwenchana?" Jisoo memeriksa tubuh Irene untuk memastikan ada luka atau tidak.

"Naneun Gwenchana Jisooya, gomawo"

"Aniya dahimu berdarah" Jisoo mengeluarkan sapu tangan dari sakunya untuk menekan luka di dahi Irene supaya tidak mengeluarkan darah terlalu banyak.

"Kaja kita ke rumah sakit" Jisoo membantu Irene berdiri namun Irene meringis dan mengeluh sakit di bagian kakinya.

"Tahan sebentar Eonnie" Jisoo memeriksa luka di kaki Irene ternyata kaki Irene memar dan membengkak.

"Kaja aku gendong" Jisoo memposisikan dirinya bersiap untuk menggendong Irene.

"Aniya Jisooya, Kaja kita jalan pelan-pelan saja"

"Naiklah Eonnie, terlalu banyak bergerak akan membuat kakimu semakin sakit"

"Tapi ...." Irene ragu.
"Kaja Eonnie palliwa" Jisoo memaksa, dia menarik tubuh Irene agar segera naik ke punggungnya. Mau tidak mau Irene menurut karena memang kakinya sudah sangat sakit.

Jisoo membawa Irene dalam gendongannya menuju rumah sakit yang memang ada di sebrang jalan cafe Yogarino. Jarak gerbang utama rumah sakit Hyesa dengan cafe Yogarino memang dekat, tapi setelah memasuki gerbang utama itu membutuhkan waktu 15 menit jalan kaki untuk sampai di lobi.

Jisoo tiba di lobi dengan keringat bercucuran.
"Sus cepat tolong ambilkan kotak P3K" ucap Jisoo sambil meletakkan Irene di brankar.

"Baik dok tunggu sebentar" suster itu kembali dengan membawa kotak P3K yang Jisoo minta.

"Lain kali berhati-hatilah Eonnie, perhatikan jalan jika Eonnie mau menyebrang, jangan hanya fokus pada jalan di depan, perhatikan kiri Kanan juga" omel Jisoo sambil mengobati luka di dahi Irene.

"Jangan ceroboh lihat kan sekarang jadi seperti ini" lanjut Jisoo masih mengomeli Irene.

"A..a. aw sakit Ji" Irene meringis karena lukanya sedikit ditekan oleh Jisoo.

"Ini akibatnya kalau Eonnie tidak berhati-hati" Jisoo selesai memasang perban di kepala Irene dan beralih mengobati kaki Irene dengan membasuh kakinya terlebih dahulu.

"Ini akan sedikit sakit jadi tahanlah" Jisoo mengoleskan salep pereda nyeri di kaki Irene, sesekali Irene meringis dan mengaduh.

"A..a..aw sakit Ji, pelan-pelan"

The AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang