7

337 56 2
                                    

Tiffany di rawat di rumah sakit Hyesa dan ditangani langsung oleh Jung Hyun sebagai pasien VVIP, jantung Tiffany kambuh, dia benar-benar terluka dengan perkataan Jisoo yang tidak mengakuinya sebagai ibu.

Sementara disisi lain Jisoo saat ini sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur, pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun lalu.

*Flashback ON

Saat itu Jisoo pulang ke mansion keluarga Siwon dengan keadaan bau alkohol, dia tidak mabuk hanya kebetulan ketika menghadiri pesta ulang tahun temannya dia menerima Dare yang mengharuskan dirinya meminum minuman laknat itu.

Plak.

"Anak sialan" Siwon menampar keras pipi Jisoo sampai ujung bibir gadis itu mengeluarkan darah.

"Pap .." Jisoo ingin bertanya pasalnya dia tidak tahu alasan kenapa ayahnya itu sampai melakukan kekerasan pada dirinya.

"Jangan panggil aku papi, kamu bukan anakku lagi"
"maksud papi?"
"Lihat ini mengapa benda ini bisa ada di kamar kamu, dan jelaskan tentang semua yang ada di foto itu!" Siwon menunjukkan beberapa bungkus plastik berisi serbuk putih dan beberapa lembar foto Jisoo saat dirinya berada di club' malam. Dalam foto itu memang Jisoo tapi dia disana bukan untuk bersenang-senang, dia ke club' karena menerima pesan dari nomor Jennie bahwa dirinya diculik dan di bawa ke club'.

Kakak yang mana yang tidak khawatir mendengar berita adiknya di culik dan di bawa ke club', bukankah club' itu identik dengan hal-hal yang tidak baik, jujur saja saat itu Jisoo berpikiran buruk tentang Jennie, ia takut Jennie di lecehkan.

"aku bisa jelaskan itu Pi?"
"Bagaimana kamu akan menjelaskan sudah jelas benda itu ada di kamar kamu, sudah berapa lama kamu mengonsumsi narkoba hah?"

"Itu bukan punyaku Pi, bahkan aku tidak tau itu di kamar ku"
"buktinya sudah jelas Jisoo, ini ada di kamarmu, foto itu juga buktinya, ngapain kamu di club transaksi jual beli barang haram ini, iya?"

"Bukan Pi itu semua ..."
"Kamu tidak perlu memberikan alasan apapun, papi kecewa bahkan tanpa penjelasan pun papi sudah tau mana yang benar dan tidak, mulai sekarang kamu bukan anak papi lagi, kamu keluar dari rumah ini"

"Tapi Pi apa salah aku?"
"Masih bertanya saat ini kamu buronan Jisoo, dasar anak sialan perusahaan ku langsung anjlok gara-gara beritamu dimana-mana" Jisoo agak sedikit ngelag pasalnya dia sama sekali belum tau berita apa yang di maksud.

"Nih lihat..." Siwon melemparkan koran yang berisi berita yang dimaksud, headline berita itu tertulis dengan tulisan kapital "PUTRI PENGUSAHA HWANG SIWON PENGGUNA NARKOBA" disana foto Jisoo terpampang jelas, ia di tetapkan sebagai buronan.

Seketika bayangan saat di club' malam itu berputar, saat itu memang polisi datang dan semua yang berada di club' langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri masing-masing, Jisoo saat itu berpikir polisi datang untuk menyelamatkan Jennie karena sebelum berangkat ke club' Jisoo sempat menghubungi polisi terlebih dahulu

Jisoo menggeledah ruangan itu namun seseorang membekapnya dan membawanya berlari. Sambil berbisik di telinganya, "Jennie tidak disini Jisooya"

"maafkan aku Pi aku bisa menjelaskan itu semua, aku sama sekali tidak seperti itu"

Plak..

Siwon melayangkan tamparan keras untuk yang kedua kalinya di pipi Jisoo, tak lama Tiffany dan saudaranya yang lain berdatangan dan menyaksikan hal itu.

"Kamu pikir aku bisa di bohongi, beritanya sudah jelas Jisoo, sekarang kamu pilih, keluar dari rumah ini atau aku serahkan kamu ke polisi?"

"Pi aku mohon..."
"Pergi Jisooya, tinggalkan dompet dan ponselmu"
"Pi hiks" Jisoo menangis tersedu-sedu. Sambil memegang kaki Siwon.

"Kamu tidak denger Hwang Jisoo, papi bilang pergi" itu bukan suara Siwon tapi suara Irene

"Eonnie.." Jisoo beralih memegang kaki Irene meminta pertolongan namun kakaknya itu malah menendang Jisoo hingga Jisoo tersungkur. Jisoo tak menyerah ia beralih memohon pada Tiffany agar membela dan mempercayainya, namun nihil, ibunya itu malah ikut melakukan apa yang tadi Irene lakukan.

"Eonnie pergilah aku muak melihat mu dasar tidak tahu diri" sarkas Jennie lalu ditambah dengan tatapan Lisa yang penuh dengan kebencian seolah si bungsu itu juga ingin ikut memaki Jisoo.

Rosé menangis melihat Jisoo diperlakukan seperti itu, dia mendekati Jisoo dan memeluknya sebentar sambil berkata.

"Eonnie pergilah jangan sampai papi melakukan kekerasan lagi padamu"
Jisoo akhirnya pergi dengan perasaan hancur. Ia berlalu lalang di trotoar hingga akhirnya melihat seorang anak yang tertabrak mobil, Jisoo buru-buru menolongnya, walaupun dia sendiri dalam keadaan yang tidak baik, dia tetap menolong anak itu bahkan hingga di rumah sakit dia mengizinkan dokter untuk mengambil darahnya yang kebetulan cocok dengan anak itu.

Benar, disitulah Jisoo bertemu keluarga angkatnya saat ini.

Beberapa bulan dari kepergian Jisoo, keluarga Siwon menerima kiriman paket dari orang yang tidak dikenal paket itu berisi bukti-bukti bahwa Jisoo sama sekali tidak menggunakan narkoba, bahkan di paket itu juga ada bukti bahwa Jisoo dijebak oleh saingan Siwon.

Dari situ Siwon mulai menggerakkan orang-orang kepercayaannya untuk menggali lebih dalam kasus itu hingga akhirnya ditemukanlah bukti-bukti lainnya bahwa selama ini Jisoo memang dijebak dengan tujuan untuk menjatuhkan perusahaan Hwanha milik Siwon.

Begitu fakta itu terkuak kebenarannya, keluarga Siwon seketika merasa bersalah dan dari situ mereka mulai mencari keberadaan Jisoo.

Hari, Minggu, bulan hingga tahun berlalu mereka mencari Jisoo namun tidak ditemukan.

*Flashback END
.
.
.
---------

The AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang