Author pov."Apa?! Di jodohin? Jennie ga salah denger mih?" Jennie menatap Mami nya dengan tatapan tidak percaya.
"Iya kamu ga salah denger. Denger Jennie, sekeras apapun kamu nolak kamu ga akan bisakah karena yang jadi jodoh kamu itu Lisa, anak Siwon pengusaha terkaya di dunia. Papi kamu juga temenan sama Siwon, jadi jangan coba-coba nolak atau kalo enggak perusahaan Papi kamu yang jadi taruhannya. Ingat jangan bikin Papi sama Mami malu" tegas Minah.
"Mami apaan sih, Jennie ga mau!" Jennie menggeleng keras dengan mata berkaca-kaca.
"Ya kalo kamu nolak terpaksa kita hidup di jalanan" Minah menghembuskan nafas berat.
"Ga mungkin, ga mungkin perusahaan Papi bisa jatuh gitu aja! Ga mungkin mih!" Pekik Jennie.
"Hei ingat Siwon itu konglomerat yang kekayaannya ga habis-habis. Mudah aja buat dia hancurin perusahaan Papi kamu"
"Tapi Papi sama dia temenan mih, temen ga mungkin setega itu"
"Temen ga ada apa-apanya buat Siwon, Siwon lebih mentingin keluarganya sama kebahagiaan anak-anaknya. Udah kalo kamu mau nolak juga kita terpaksa tinggal di jalanan"
"Kakek sama nenek masih ada mih, minta bantuan sama mereka aja. Jennie mohon mih" lirih Jennie memohon memegang tangan Minah.
"Jangan harap, mereka mihak Siwon. Siwon pemegang saham tertinggi di Perusahaan kakek kamu, kalo Kakek bantuin kita sama aja Kakek kamu bunuh diri"
"Hiksss Mami.. Jennie ga mau Jennie ga mau di jodohin sama anak manja itu mih hik hikss.." Jennie terisak-isak menggelengkan kepalanya.
Minah memeluk Jennie dan mengusap kepalanya.
"Mami juga ga mau maksa kamu nak tapi ini terpaksa demi kebaikan kita. Lambat laun kamu pasti terbiasa~" Minah mengecup kening Jennie.
"Hiksss.." Jennie hanya bisa menangis, meremas baju Minah melampiaskan kekesalannya.
"Gue benci sama lo anak manja!" Batin Jennie menjerit.
-
"Senyum jangan cemberut" Minah menyenggol lengan Jennie.
Jennie memejamkan mata sejenak kemudian membukanya dan menunjukkan senyum palsunya di hadapan keluarga Siwon.
"Bunda, Lisa udah cantik kan?" Bisik Lisa di telinga Bunda Fanny. Dia takut Jennie tidak menyukai penampilannya.
"Lebih dari cantik nak. Lisa sempurna" puji Bunda Fanny sambil merapikan poni Lisa.
"Hihi makasih Bunda" Lisa menghadiahi Bunda Fanny kecupan di pipi.
"Kamu jelek" siapa lagi kalau bukan Jisoo yang suka mengisengi adiknya.
"Ayah liat kak Jisoo bilang Adek jelek" Lisa mengadu manja pada Siwon.
"Hem" Siwon menatap Jisoo dengan datar.
"Hehehe maaf yah" Jisoo melipat bibirnya kedalaman.
"Ekhm, kedatangan saya dan keluarga udah jelas yang tak lain adalah menjodohkan Lisa dan Jennie. Bagiamana, apa nak Jennie setuju?" Siwon menatap Jennie.
Jennie meremas tangannya, ingin berteriak tidak! Tapi dia sadar itu sebuah bencana untuk keluarganya.
"I-iyah saya setuju om" Jennie mengangguk.
"Yes!" Lisa bersorak senang mengangkat kepalan tangannya ke atas.
Jennie mengeraskan rahangnya begitu melihat kesenangan terpancar di wajah rupawan Lisa.
"Brengsek!" Umpat Jennie dalam hati.
"Hahaha seneng banget ya kamu" Jisoo mencubit pipi tembem Lisa.
"Iya dong" sombong Lisa menaikturunkan alisnya.
"Bilang apa sama Jennie, nak?" Bunda Fanny mengusap rambut Lisa.
Lisa tersenyum lebar, mendekati Jennie dan berjongkok di depannya.
"Makasih ya udah nerima Lisa, Lisa senenggg banget. Ini cincin Lisa beli buat Jennie" Lisa memakaikan cincin di jari manis Jennie.
Chup
Lisa mengecup lembut punggung tangan Jennie.
"Cocok banget di jari Jennie. Jangan di lepas ya cantik" Lisa mengelus tangan Jennie.
"Hemm" dehem Jennie.
"Ini pasangin juga buat Lisa" Lisa menyuruh Jennie memasangkannya cincin.
Mau tidak mau Jennie mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari manis Lisa.
"Waah kita serasi" Lisa menyatukan tangan mereka.
Orang tua mereka tersenyum melihat kemanusiaan Lisa.
"Anak manja satu ini bisa sweet juga yah ternyata. Kalah aku" gumam Jisoo menatap adiknya.
•••
🇹🇭💘
Tbc27/05/23
Aw anak manja sweet yah.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
anak manja [Jenlisa]√
Fanfiction"Nini tau ga kenapa Lili ga mau buka warung?" "Kenapa?" "Takut yang laku Lili bukan dagangannya hihihii" Plagiat menjauh cok! start : 25/05/23 end : 25/06/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 21.