- HAPPY READING -
Setelah makan malam, Senja langsung pamit untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
"Senja.. mama dan papa boleh masuk?" Sang empu nama menoleh sebentar dan mengangguk.
Kedua orang tua Senja duduk dipinggir kasur menghadap punggung Senja yang sedari tadi duduk di meja belajarnya, mengerjakan tugas.
"What's wrong, ma?" Tanyanya setelah hening beberapa saat sambil memutar kursi belajarnya.
Rathesya menyenggol lengan suaminya untuk segera menjelaskan, Matteo sedikit berdehem sebelum memulai obrolan, "Begini honey, perusahaan papa akan pindah ke Jakarta," Senja hanya mengangguk dan mempersilahkan Matteo untuk melanjutkan, "Because papa doesn't want to leave you and your mama, so we will move to Jakarta." Senja sebenarnya sudah mengetahuinya semalam saat hendak mengambil minum, tapi dia tidak menyangka kalau kedua orang tuanya akan menyampaikannya secepat ini.
"So, kita semua pindah ke Jakarta? What about my school?" Tanyanya lagi
"Pindah juga sayang, kan ngga mungkin kalau kita semua pindah tapi sekolah kamu tetep disini.." kini Rathesya yang menjawab
"Papa sudah daftarkan kamu di salah satu sekolah favorite disana, honey."
"Tapi tanggung ma, pa. Sebentar lagi udah mau ujian semester 2, emangnya ngga bisa tunggu sampe aku lulus sekolah?" Manik Senja menatap Matteo yang menggeleng.
"I'm sorry honey, but papa ngga bisa. So, mulai siapin apa yang mau dibawa dari sekarang karena hari Sabtu kita berangkat, okey pretty?" Final Matteo sembari beranjak dari kamar Senja diikuti Rathesya dibelakangnya.
Senja menghembuskan nafas lalu mengangguk kecil, sebenarnya bisa saja dia tinggal di sini dan kembali melanjutkan sekolahnya, tapi seperti yang Matteo bilang dirinya tidak mau meninggalkan ia dan mama nya. Baiklah.. tidak ada pilihan lain.
•••
"Nongkrong, Ngit?" Tanya salah salah satu sahabat sambil menepuk bahunya, Langit mendongak, "Ngga ah, gue disuruh bunda anter dia belanja bulanan buat masak, kak Yaya sama bang Bin hari Sabtu pulang buat libur semester." jawabnya
"Kak Yaya pulang?" Langit mengangguk malas, haruskah dia menjelaskannya dari awal lagi?!
"Besok Gue boleh ke rumah ngga, Ngit?" Langit melirik sinis, temannya yang satu ini pasti mau ngapelin kakak perempuan nya, memang buaya darat satu ini semuanya diembat.
"Ngapain lu?!" Sewotnya
"Apalagi? Ngapelin kak Yaya lah" jawabnya enteng sebelum-
"Akhh anjing! Ngapain lu Jambak rambut gue Langit sialan! Iya ampun bercanda gue, Ngit!" Teriaknya memohon ampun sambil memeganginya rambut-rambutnya.
Langit melepas tangannya dari kepala Farhan setelah mendengar permohonan darinya. Lio dan Rendi hanya menertawakan Farhan dengan rambut yang sudah acak-acakan akibat ulah Langit yang kini sedikit membantu menatakan kembali rambut Farhan walaupun sambil ikut tertawa.
"Bunda ngundang lu pada buat kerumah hari Minggu, katanya kangen sama anak-anaknya." ucap Langit setelah memastikan barangnya tak ada yang tertinggal, ketiga temannya mengangguk.
Mereka berempat beriringan menuju parkiran sekolah yang sudah sepi, ya karena memang sudah 30 menit yang lalu bel pulang sekolah di bunyikan.
"Gue duluan ya bro!" Pamitnya
"Yoi! Salam buat bunda, Ngit!" Langit membunyikan klaksonnya sebagai jawaban dan menjalankan motornya.
Setelah menghabiskan waktu 15 menit di perjalanan, akhirnya kendaraan roda dua itu memasuki pekarangan rumahnya setelah di buka kan oleh satpam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Di Kala Senja
Teen Fiction----------------------------------------------------------------- "Senja, kapan nih kita bisa ngedate?" "Senja, minta nomornya dong.." "Senja sayang!" Namanya Senja Eunoora Nirmala, siswi pindahan di salah satu sekolah favorit di daerah ibu kota Jak...