LDKS-02

83 8 26
                                    

- HAPPY READING -


Brak!
Brak!
Brak!

"ADEK!" Langit yang masih setia bergelut dengan selimutnya terlonjak kaget mendengar kericuhan dari depan pintu kamarnya dan langsung terduduk.

"Iya bunda, masuk aja!" Jawabnya sedikit berteriak lalu kembali berbaring

Ceklek!

Mentari menghela nafas sabar saat melihat anak terakhirnya sangat sulit dibangunkan saat hari libur, padahal janjinya mau membantu bundanya memasak.

"Jam berapa sekarang?! Cepat mandi udah mau jam makan siang, sebentar lagi Abang sama kakak kamu datang!" Titah Mentari sembari menggoyangkan tubuh Langit.

"Bangunin adek 5 menit lagi bunda, Adek masih ngantuk" Langit menjawab dengan mata tertutup dan kembali memasukkan dirinya ke dalam selimut.

"Tidak tidak tidak! Cepat bangun sebelum bunda siram kamu pake air dingin!" Mentari menarik tubuh anaknya untuk berdiri dan mendorongnya menuju kamar mandi.

Brak!

"Kalau sampe 20 menit belum selesai, bunda buang semua koleksi boneka Ryan kamu!" Ancamnya

Mentari tersenyum puas kala mendengar kericuhan dari kamar mandi, pasti anaknya itu panik mendengar koleksi boneka kesayangannya terancam. Mentari menggelengkan kepalanya, padahal sudah mau 18 tahun tapi masih saja menyukai boneka itu.

Mentari melenggang pergi turun, dia lupa tadi meninggalkan masakannya demi membangunkan si bungsu, semoga tidak gosong.

12 menit akhirnya Langit keluar dan langsung memakai baju yang ternyata sudah disiapkan oleh bunda tersayangnya.

Tak!
Tak!
Tak!

Mentari menoleh ke arah tangga, melihat anaknya yang sudah lebih fresh dan—

tampan.

Mentari tersenyum "Sini bantu bunda" Langit menghampiri Mentari

Langit membantu memindahkan beberapa piring yang sudah terisi hidangan dan juga piring, gelas, sendok-garpu yang akan mereka pakai.

Setelah semua selesai, Langit mendengar suara mobil yang masuk pekarangan rumahnya, ia dengan mata berbinar berlari cepat ke arah luar.

Terlihat ayahnya dan juga kedua kakaknya turut menurunkan beberapa barang bawaan.

"Kak Yaya! Bang Bin!" Kedua kakaknya dan Raiy menoleh melihat Langit kini berjalan menghampiri mereka.

Langit memeluk kakak keduanya "Hi my little boy!" Sapa Cloudia sambil membalas pelukan adik kesayangannya

"Gue ngga di peluk nih?" Langit menyengir dan menarik abangnya untuk bergabung dengan posisi Cloudia berada di tengah antara Langit dan Bintang, mereka tertawa bersama.

Raiy terkekeh melihat ketiga anaknya yang berpelukan seperti Teletubbies, ia menghampiri istrinya yang berada di depan pintu tersenyum hangat melihat keakuran ketiganya, Raiy mengecup singkat kening istrinya.

"Sudah temu-kangennya, ayo kita makan siang dulu!" Intrupsi Mentari sambil terkekeh saat ketiganya melepaskan pelukan dengan perasaan tak rela.

Langit membantu Kedua kakaknya memasukkan beberapa barang ke dalam rumah.

Langit  Di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang