- HAPPY READING -
Setelah waktu makan malam selesai, kini wanita paruh baya yang sudah melahirkan 3 anak sudah bersiap untuk tidur.
Tok tok tok
"Masuk! Belum dikunci." Jawab Mentari
Ceklek!
Pintu terbuka, menampilkan seorang remaja laki-laki dengan tangan yang memeluk bantal tidurnya.
Mentari yang sadar anak bungsunya tak kunjung masuk berinisiatif bertanya, "Sayang, kenapa? Kok cuma diem aja di situ, memang ga cape?"
Langit yang sadar dirinya masih berdiam di depan pintu kamar Bunda nya langsung berjalan perlahan mendekati Mentari, "Bun.. emm Adek boleh ga ya tidur disini, bertiga sama Bunda Ayah?" Langit bertanya dengan penuh keraguan
Mentari tersenyum hangat, "Boleh dong! Sini sini anak Bunda"
Mentari menarik tangan Langit agar duduk di sebelahnya. Tanpa di duga Langit malah memeluk erat Bunda nya, walaupun sempat terkejut karena terkena serangan tiba-tiba tapi Mentari tetap membalas sayang pelukan anak bungsunya.
"Kenapa? Anak Bunda lagi ada masalah ya?" Tanyanya dengan lembut
Mentari mengusap lembut kepala Langit, memberikan rasa aman dan nyaman sembari mengeratkan pelukan keduanya.
"Bunda.. cinta itu ga salah kan?" Mendengar pertanyaan tak terduga dari anaknya, Mentari terkekeh kecil.
"Cinta memang ga pernah salah nak, tapi terkadang orangnya yang salah. Kenapa? Adek lagi jatuh cinta? Hemm?" Godanya
"Iya Ndaa, tadi pagi Adek nyatain perasaan adek ke dia tapi ditolak, dia bilang 'Jangan suka gue, Ngit. Gue ga bisa terima perasaan lu, lu pantes dapet yang lebih baik dari gue.' gituu, padahal gimanapun dia Adek tetep terima kok!" Ocehnya kesal dengan bibir yang melengkung kebawah
Mentari melepas pelukan keduanya dengan tertawa kecil, perlu ia ingat walaupun anaknya sudah berumur 18 Tahun tetapi Langit tetaplah si manja bungsu Archelio.
"Masa baru di tolak sekali doang langsung memble gitu bibirnya" bukan, itu bukan Mentari tetapi Raiy yang baru saja selesai bersih-bersih sebelum tidur.
"Apasih Ayah!" Rajuknya
"Ya lagian kamu baru juga di tolak sekali udah kaya orang ga punya harapan lagi, cemen!" Ejek Raiy sambil mengacungkan jempol ke bawah
Bukannya kesal, Langit malah kembali memeluk Bunda nya dan menangis di sana membuat Raiy kelimpungan saat tatapan mata Mentari menajam.
"MAS IH!" tegurnya
Raiy menggaruk tengkuknya, "Gatau bakalan gini Yang, hehe.." cengirnya
Mentari memutar bola matanya dan memilih fokus menenangkan si bungsu, Raiy pun turut ikut menenangkan Langit sembari meminta maaf walaupun sama sekali tidak di gubris.
"Adek, dengar Bunda ya nak. Mungkin ada alasan dia bilang seperti itu ke kamu, besok coba kamu ajak dia ngobrol, ya? Berbicara dengan tutur kata yang baik tanpa ada unsur memaksa, jangan buat dia merasa tidak nyaman, ya? Adek dengar Bunda, kan?" Langit mengangguk, sudah tidak menangis tapi tetap enggan melepas pelukannya
"Udah Ayo tidur, lihat sekarang sudah jam berapa?" Mentari melihat sebentar jam dinding di kamarnya "Tuh udah jam setengah 11, sudah setengah jam adek nangis, ga baik ah nangis lama-lama." Mentari melepas pelukannya dari Langit, menghapus sisa air mata di pipi kesayangannya, "Ayo tidur, katanya mau tidur bareng Bunda Ayah."
Raiy melotot, "Loh Yang, jatah aku.." Mentari mendelik
Raiy menghela nafas kemudian ikut membaringkan diri di sebelah anaknya, untung saja kasur ini ukuran king size jadi mereka tidak akan kesempitan.
"Tidur yang nyenyak sayangnya Bunda Ayah." Mentari mengecup sayang puncuk kepala Langit, begitupun dengan Raiy.
•••
TBC
05/07/2023
- faykapacarhaechanJujur aku lumayan sedih sih sama kalian yang baca tapi ga vote, jauh banget perbandingannya hehe
Tolong hargai karya aku ya para readers, buat mikir alur cerita gini ga semudah itu loh. Aku juga butuh support, kalian cukup vote aja aku udah seneng banget!Ayo kita saling support! Ga ada salahnya kok saling mendukung.
Maaf ya malah jadi marah-marah di sini, aku cuma ngeluarin unek-unek aku aja wkwk
Semoga sukaaaa
Jangan lupa vote sama komen nya yaaa
See you in the next part
Paipaiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Di Kala Senja
Teen Fiction----------------------------------------------------------------- "Senja, kapan nih kita bisa ngedate?" "Senja, minta nomornya dong.." "Senja sayang!" Namanya Senja Eunoora Nirmala, siswi pindahan di salah satu sekolah favorit di daerah ibu kota Jak...