LDKS-15

29 4 11
                                    

- HAPPY READING -

"Ibu mau tugas ini dikerjakan secara berkelompok, satu kelompok berisi 5 orang! Ibu yang akan tentukan kelompok nya." Protesan para muridnya yang tak setuju mulai terdengar

"Untuk kelompok satu, Lina, Bian, Resta, Gissel, dan Vendra...






















"... Untuk kelompok terakhir yaitu Farhan, Langit, Marchellio, Rendi dan...

Senja."

Tringg!

Sorak senang para murid terdengar, akhirnya yang mereka tunggu-tunggu yaitu bel pulang sekolah.

"Baiklah Ibu harap tidak ada yang protes, sampai di sini kelas hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas yang tadi Ibu kasih, Minggu depan akan Ibu tagih! Kelompok yang tidak mengerjakan akan Ibu beri hukuman. Selamat sore."

"Sore juga, Bu!" Kompak para murid XII MIPA

"Apa-apaan udah mau lulus tapi masih di kasih tugas? Emang nih guru doang yang beda!" Protes Farhan yang di setujui semua orang di kelas ini

"Udahlah, dari pada ga dapet nilai. Ga lulus, mau lu?!" Sahut Rendi dengan ransel yang sudah berada di pundaknya

Rendi menolehkan kepala ke arah Langit, "Bareng ga, Ngit?" Langit mengangguk "Bentar." Jawabnya yang masih sibuk membereskan beberapa bukunya

Puk

"Bisa bicara sebentar?" Tanya si penepuk saat Langit membalikkan tubuhnya

Langit menatap tak percaya gadis di hadapannya lalu melirik ketiga temannya "It's okey, sekalian tanyain mau kerja kelompok kapan, kita duluan bro! Yuk." Sahut Lio yang peka akan situasi, kemudian menarik lengan Rendi dan Farhan agar cepat keluar

Tersisalah kedua insan dengan perasaan yang sama namun terhalang restu orang tua ini.

"Jadi?" Langit kembali menaruh tas ranselnya di kursinya dan mendudukkannya dirinya di atas meja, menunggu gadis di hadapannya bersuara

"Gue..." Senja yang tadinya menunduk kini mendongak menatap Langit yang juga menatapnya intens, ia mengeratkan pegangannya pada tasnya

Senja kembali menunduk saat merasakan matanya mulai memanas, tapi dengan cepat Langit mengangkat dagunya.

"Jangan nangis, Senja.."

Bukannya merasa tenang, Senja justru malah menangis kencang membuat Langit sedikit kelimpungan dibuatnya.

•••

Sekarang Senja jauh lebih tenang, tangisnya juga sudah berhenti sedari tadi hanya tersisa isakan kecilnya. Mereka sekarang sudah berpindah tempat ke taman belakang sekolah. Langit masih setia memeluk gadis itu sembari ia usap-usapkan kepalanya agar merasa jauh lebih tenang.

Senja sudah menceritakan tentang Mengapa gadis itu menolaknya padahal juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

Langit paham, bahkan jika dirinya di posisi gadis itu ia pun juga melakukan hal yang sama karena pikirannya yang langsung blank.

"Gue bakal bicarain ini ke Ayah"

Perkataan tiba-tiba Langit membuat Senja hendak melepas pelukannya sebelum Langit dengan cepat menahannya, Senja sedikit memberontak tapi Langit kembali mengusap sayang puncuk kepala Senja.

"Gapapa. Jangan takut, gue di sini."

Perlahan Senja kembali tenang, selain lelah usapan lembut dan kata-kata yang ia tuturkan berhasil membuatnya merasa aman.

Langit menundukan pandangannya "Udah ya nangisnya?" Langit menangkup pipi gadis itu dan menghapus sisa air mata di pipinya dengan kedua ibu jarinya

"Ayo pulang, gue anter."

•••

TBC

07/07/2023
- faykapacarhaechan

Ayo di vote dulu, aku tungguin nih!!!
Ayo dukung LangitSenja!

   

Semoga sukaaakkkk

See you in the next part
Paipaiiii semuanyaaa

Langit  Di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang