- HAPPY READING -
Flashback sehari sebelum keluarga Senja pindah ke Jakarta, Indonesia.
"Noora"
Merasa terpanggil, gadis itu menoleh, "Iya, Pa?" Jawabnya sambil berjalan mendekati pria paruh baya yang baru saja duduk di kursi ruang tamu, Papa nya.
"Mama di mana, princess?" Tanya Papa nya
"Tadi di jemput aunty Cristal, katanya mau pergi ke Westfield Miranda."
"Yaudah. Kamu sini duduk, Papa mau cerita sesuatu." Titahnya
Gadis itu pun menurut, duduk di samping Papa nya dengan raut bingung tercetak di wajahnya.
"Siapa?" Tanya gadis itu saat Papa nya mengeluarkan dan memberikan satu foto polaroid padanya, disitu ada satu anak laki-laki dengan tangan yang memeluk boneka kelinci. Ia tunjuk jarinya pada anak laki-laki di foto polaroid itu.
"Deandra Amerta Eunoah, kakak kamu."
Gadis yang dipanggil Noora itu menatap lamat-lamat foto anak laki-laki yang diketahui adalah kakaknya, lalu beralih menatap Papa nya. Ada sedikit kemiripan dari keduanya, ia percaya.
"Jadi aku sebenernya bukan anak tunggal?" Sang Papa mengangguk, "Terus sekarang kakak dimana?"
Mendengar pertanyaan kedua dari anak semata wayangnya, ia tersenyum tipis.
"Nama tengah kakak kamu Amerta yang artinya abadi. Seperti namanya, kakak kamu sekarang udah hidup abadi di atas sana, di tempat yang sangat jauh." Nora bisa melihat mata Papa nya yang sudah mulai berkaca
"Dulu saat itu Dean berumur 10 tahun sedangkan Noora masih di dalam kandungan Mama sekitar 8 bulan, Mama sama Papa berencana piknik buat merayakan hari lahirnya kakak kamu. Tapi ternyata itu menjadi salah satu penyesalan terbesar Papa. Saat kita bertiga dalam perjalanan menuju tempat piknik tiba-tiba ada 2 mobil yang Papa ketahui itu suruhan dari rival bisnis Papa. Dua mobil itu terus-terusan nabrakin mobilnya ke mobil Papa sampai akhirnya Papa hilang kendali dan masuk jalur yang berlawan arah." Noora mendengarkan dengan baik dan sesekali mengusap hangat lengan Papa nya.
Pria paruh baya itu menghirup nafas sebelum kembali bercerita.
"Di depan mobil papa ada mobil truk yang melintas cepat. Mobil Papa tertabrak, terseret jauh dan terhenti dengan posisi mobil yang terbalik. Disitu cuma Papa yang masih sadarkan diri, Papa lihat Mama kamu yang udah sadarkan diri dengan darah di kepalanya sambil tangannya memegang perutnya, melindungi kamu. Papa panik tapi Papa ga bisa melakukan apapun. Papa sedikit menggerakkan kepala Papa untuk melihat Dean, ternyata kondisinya jauh lebih parah dari Mama. Setelah itu yang papa lihat hanya bayangan hitam."
Noora dengan cekatan menuangkan segelas air yang selalu tersedia di sini lalu memberikannya pada sang Papa.
Segelas air tandas, "Papa dan Mama selamat walaupun keadaan Mama sempat kritis karena mengalami pendarahan, kamu secara terpaksa di keluarkan. Tadinya Papa sempat khawatir tapi saat itu dokter bilang bahwa operasi pengeluaran kamu berjalan lancar karena kamu cukup kuat bertahan di dalam kandungan Mama. Sedangkan Kakak kamu sudah berpulang ke pangkuan Tuhan saat baru tiba di rumah sakit."
Sang Papa mulai meneteskan air matanya, Noora memeluknya dari samping, mengusap punggung kokoh yang bergetar pelan milik Papa nya.
"Pasti berat ya, Pa? Gapapa, Pa. Jangan merasa gagal jadi seorang ayah, Papa udah jadi yang terbaik. Relain apa yang sudah di takdirkan ya Pa?"
Papa melepas pelukan keduanya, "Sudah hampir 17 tahun berlalu, Papa sudah berusaha merelakan apa yang sudah terjadi, Papa juga ga menaruh dendam apapun. Tapi ngga dengan Mama kamu, Mama kamu sempat trauma dan depresi. Mama kamu juga cukup sensitif kalau menyangkut tentang Dean apalagi saat Papa tak sengaja membahas perusahaan rival bisnis Papa. Mama bahkan sempet marah dan hampir mengamuk saat itu karena tahu dia hanya dijatuhin hukuman 3 tahun penjara, sedangkan Papa dan Mama kehilangan seorang anak untuk selamanya." Jelasnya
Pria paruh baya itu menghela nafas, "Princess, may ask for help? Saat nanti kita pindah kembali ke Jakarta, tolong jangan pernah mempunyai hubungan apapun dengan keluarga dari rival bisnis Papa. Mama kamu belum sepenuhnya sembuh, jangan buat dia teringat lagi sama trauma nya, can you?" Sang Papa menatap penuh harap
Noora mengangguk paham," of course, i promised you, Papa. Kalau aku boleh tau, memang siapa rival bisnis Papa?"
"Raiy Archelio, pemimpin perusahaan Archelio's Company."
•••
Setelah merasa cukup jauh, Senja pergi menuju toilet. Toilet sekolah sangat sepi karena beberapa menit lalu bel sekolah sudah berbunyi. Persetan dengan ujian, ia butuh ketenangan.
Senja terduduk di pojok lantai samping wastafel, menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, menangis ditemani sunyi nya toilet pagi ini. Bayangan tentang trauma Rathesya yang kembali kambuh kemarin akibat berita tentang Archelio's Company yang beredar sampai ke telinga Mama nya kembali berputar di otak gadis itu, pertama kali dalam hidupnya melihat Mama nya berteriak meraung dan menangis pilu memanggil nama Kakaknya berhasil menyayatkan hati kecilnya.
"Apapun bakal gue lakuin, sekalipun gue ga bahagia dan harus nolak orang yang gue cinta, demi janji gue ke Papa, demi kak Dean, demi kesembuhan Mama, gue sanggup." Monolognya
Kepalanya mengadah, menatap langit-langit toilet, "Kak Dean.. tolong bantu sembuhin Mama.. gue ga sanggup kak, gue sakit banget liat kondisi Mama kayak kemarin.." bisiknya sambil menyenderkan kepalanya ke dinding toilet dingin itu, memejamkan matanya membiarkan air matanya lagi-lagi lolos begitu saja.
•••
TBC
04/07/2023
- faykapacarhaechanNoora itu panggilan sayang dari Matteo ke Senja, cuma Matteo yang dibolehin manggil Noora. Semoga ga bingung ya
Semoga kalian sukaaa!!
See you in the next part
Paipaiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Di Kala Senja
Teen Fiction----------------------------------------------------------------- "Senja, kapan nih kita bisa ngedate?" "Senja, minta nomornya dong.." "Senja sayang!" Namanya Senja Eunoora Nirmala, siswi pindahan di salah satu sekolah favorit di daerah ibu kota Jak...