LDKS-06

57 5 51
                                    

- HAPPY READING -


"Setelah selesai makan malam jangan ada yang beranjak dari meja makan, ayah mau bicara sesuatu." Perintah Raiy sebelum makan malam di mulai.

Setelah 20 menit, akhirnya makan malam berakhir.

"Abang"

Bintang menatap ayahnya, "Iya ayah?" Jawabnya

"Sebelumnya ayah minta maaf, perusahaan ayah sedang turun drastis dan teman ayah berniat membantu menaikan kembali perusahaan ayah dengan cara–

"Perjodohan? Seminggu sebelum Abang pulang kita udah bahas ini Ayah dan Abang ga mau! Abang udah punya pacar." Potong Bintang

"Ada Adek yang belum punya pasangan, kenapa harus Abang?" Lanjutnya.

"Adek belum bisa ayah percaya untuk menjalani pernikahan, bang. Bahkan adek juga belum lulus sekolah" jelas Raiy

"Nak, bunda sama ayah ga pernah minta apa-apa sama kamu. Kali ini aja, mau ya?" Bujuk Mentari

Bintang menghela nafas, kalau sudah bunda nya yang meminta ia bisa apa? Mau tak mau Bintang mengangguk, dia memang lemah jika tentang Mentari, sama seperti Langit.

"Adek kenapa?"

Celetukan sang bunda berhasil menarik perhatian ayah dan kedua kakaknya, bahkan Langit sendiri kini sudah sadar dari lamunannya.

"Gapapa bunda.."

Mendengar jawaban si bungsu, Mentari yang berada di sisi sebelah kanannya mengusap lembut kepala Langit.

Setelah perdebatan singkat itu, semua kembali pada kamar masing-masing tapi tidak dengan Langit, sekarang dirinya malah berada di depan pintu kamar milik Bintang.

Tok!
Tok!
Tok!

"Masuk!"

Ceklek

Langit perlahan masuk menampakkan dirinya dan menutup pintu, setelahnya hanya diam kaku dan ragu di tempat.

Bintang yang menyadari tidak ada pergerakan apapun langsung menengok, "Kenapa diem di situ, dek? Sini" Bintang menepuk spot sebelah ranjangnya mengajak Langit bergabung.

Masih dengan keraguan Langit melangkah mendekati Bintang tetapi berhenti dan hanya berdiri menunduk di sebelah ranjang.

Bintang yang melihat Langit hanya diam sambil menunduk akhirnya menarik pelan tangan Langit untuk duduk disebelahnya.

"Kenapa dek? Ada yang mau di bicarain sama abang?" Tanyanya

"Abang" Bintang berdehem

Langit mendongak menatap Bintang yang sedari tadi menunggunya berbicara.

"Abang.. kalo Abang keberatan, adek gapapa kok jadi penggantinya abang."  Mendengar ucapan Langit membuat Bintang terkekeh

"Abang gapapa dek, maaf ya tadi malah numbalin adek buat jadi pengganti Abang. Adek ga perlu gantiin Abang, adek udah sering ngalah buat abang. Adek ga usah merasa bersalah, ya? Abang yang mau kok" Bintang menepuk kepala Langit dengan gemas

"Tapi bang–"

"Tapi Abang minta tolong kamu yang gantiin jagain pacar Abang, ya dek?"

•••

Drtt drtt drtt..

"Halo? Kamu kenapa susah banget dihubungi sih, kak?! Aku tuh khawatir!"

Langit  Di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang