CHAPTER 10; HIDDEN NOTE

16 6 3
                                    

[⚠️harshword, nsfw]
━━━━━━━━━━━━━━

Sial, sial, sial! Nekros b*j*ngan! Beraninya dia memangsa sepupuku! Aku pikir dia tidak berani macam-macam karena Alex sudah membuat dia hampir mati, tapi ternyata c*c*nguk itu tidak jera!

Seperti orang yang sedang kerasukan, aku berlari menuju rumah. Aku terjatuh beberapa kali karena terlalu kencang berlari. Namun terlintas pesan Edward untuk menuntunku menuju kolam renang rumah, dimana ia menyembunyikan sesuatu. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kolam renang. Aku heran kenapa Alex ada di sana.

"Apa?" katanya sambil memainkan kakinya di air. Aku menatapnya jengkel. Menyebalkan sekali anak ini. Sesaat setelah dia melihatku, pandangannya langsung tertuju ke dasar kolam. "Kau mencari sesuatu kan disini?" Tunggu, bagaimana dia tahu? Ah sudahlah, dia kan memang aneh.

Air kolam renang mendadak berubah menjadi sedingin es ketika kakiku menyentuhnya. Sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku seperti terhipnotis, membayangkan bahwa kolam renang itu adalah laut yang sangat dalam. Tapi aku tepis perasaan itu mengingat pesan terakhir yang disampaikan Edward padaku. Tanpa melepas pakaian terlebih dahulu, aku langsung menceburkan diri ke kolam renang.

Tampak dari jauh -di kedalaman 5 meter-, aku melihat sesuatu yang ganjil dari beberapa balok keramik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak dari jauh -di kedalaman 5 meter-, aku melihat sesuatu yang ganjil dari beberapa balok keramik. Kuselami kolam sampai ke dasarnya dan menemukan dua balok yang agak mencuat keluar. Dengan cepat kuangkat balok tersebut dan sebuah kunci tertidur di sana seolah menunggu untuk dibangunkan.

♪ ♪ ♪

"Menarik, lihat apa yang kutemukan." Alex menunjukkan secarik kertas usang di balik semak-semak dekat kolam. Aku bertanya bagaimana ia menemukannya. Ia bilang hidungnya mencium bau Edward saat sedang memeriksa semak itu. Dibukalah secarik kertas itu dan terdapat tulisan "THERE'S SMTHING IN UR ROOM" di dalamnya. Dengan cepat kami berlari menuju kamarku.

Melewati dua kali anak tangga bukanlah suatu hal yang bisa dianggap remeh. Kami buktinya, tersengal-sengal diantara empat bilik besar yang disebut kamar. "Cepat jangan buang waktu! Kita harus menemukan catatan yang Edward ingin tunjukkan pada kita!" tegasku. Kami langsung menggeledah seisi kamar. Hampir dua jam mencari sampai akhirnya....

"Hey Xel, apa kau tidak penasaran kenapa orang tuamu tidak pernah membeli lemari baru? Sejak pertama kali kau menempati kamar ini, aku selalu berpikir apa ada yang istimewa dari lemari ini sehingga tidak pernah diganti meskipun sudah usang? Yah, walaupun ini terbuat dari kayu yang kokoh tapi tetap saja lama-lama akan rapuh dimakan rayap." kata Alex santai. Hmm benar juga.

Alex kemudian membuka lemari besar itu dan mulai menggeledahnya. Aku mengomel, baju-baju yang kususun dengan rapih sekarang berantakan.

"Wow Axelandra! Kamarmu seperti tempat harta karun!" kata Alex sambil tertawa. Apa maksudnya? Dia sedang mengejekku ya? "Tidak lucu, Lex," balasku sambil membuat eskpresi malas. "Haha baiklah baiklah ... tapi kau harus melihat ini." Alex menunjukkan ukiran unik di bawah tumpukan sepatu.

" Alex menunjukkan ukiran unik di bawah tumpukan sepatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ukiran serigala yang sangat menarik perhatian. Aku menatap lama ukiran itu, seperti tombol? Alex heran melihatku serius, tangannya langsung memutar ukiran itu searah jarum jam 360 derajat. Begitu posisi ukiran kembali seperti semula setelah diputar, bunyi 'kreeek' memenuhi ruangan.

♪ ♪ ♪

"Ssstt jangan berisik, Lex!"

"Tempat ini menyeramkan! Aku tidak suka! Aku mau kembali ke atas!"

"Ternyata kau tidak sekeren yang aku kira."

"S**lan. Aku hanya takut hantu bukan takut gelap!"

Alex terus merengek. Padahal kami hanya menuruni anak tangga tanpa berbelok. Ya, lemari tadi sudah terbuka. Menampilkan sekitar 30 anak tangga yang menurun dan di ujungnya ada sebuah kamar kosong. Senter yang kupegang menerangi kamar yang kecil itu.

Tidak banyak benda yang ada di sana. Hanya ruang kosong yang diisi oleh satu meja panjang, satu kursi, satu sofa yang sudah rusak dan dua rak yang diisi buku-buku tebal. Aku memandang takjub, sedangkan Alex langsung duduk di sofa dan berlagak sok keren.

Di atas meja itu terdapat satu lembar catatan dengan pena di ujung kertasnya. Tinta pena yang terbuka sudah lama mengering, kurasa catatan ini ditulis sudah lama.

 Tinta pena yang terbuka sudah lama mengering, kurasa catatan ini ditulis sudah lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera kubaca catatan yang Edward tinggalkan untukku. Alex segera bangkit dari duduknya dan ikut membaca catatan itu. Dan kau tahu apa yang terjadi? Mata Alex berubah menjadi merah. Bisa kurasakan dia sangat marah saat mengetahui kebenaran yang selama ini ia cari. Sesaat sebelum dia beranjak, aku menahan tangannya. Tapi dia menoleh padaku dan berkata,



























"Tidak ada waktu, kita harus segera bertemu dengannya."

Ημίαιμος (HALF BLOOD) | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang