CHAPTER 4; MURID BARU

21 8 2
                                    

[⚠️harshword, nsfw]
━━━━━━━━━━━━━━

Siapa aku sebenarnya? Apa benar yang dikatakan oleh Alex? Aku kembarannya? Lalu, mengapa dia mengatakan bahwa aku bukan manusia? Jelas-jelas aku manusia. Aku nyata dan dia maya. Ah sudahlah, tak usah dipikirkan. Lebih baik aku fokus sekarang, ujian tengah semester sebentar lagi dimulai.

♪ ♪ ♪

"Hei hei, tahu tidak? Kita kedatangan murid baru loh."

"Yang benar saja! Mana ada murid baru pada pertengahan semester ini!"

"Aku tadi melihatnya berjalan di lobby! Dia lumayan tampan, aku rasa dia akan menjadi idola para siswa perempuan di angkatan kita haha."

"Hei, lihat dia!"

Sedari pagi, sudah banyak siswa berkeliaran di lobby sekolah. Entah kenapa hari ini terlihat begitu ramai. Gerombolan siswi sengaja berdiam di sudut kelas, sesekali melirik ke arah jendela. Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Sebentar lagi upacara bendera akan dimulai.

Kami berjalan ke arah lapangan. Papan kelas sudah terpasang sedari tadi, ia menunggu tuan nya untuk berbaris di belakangnya. Guru BK berkeliling sambil membawa tongkat kebanggaannya, sesekali memukul-mukulkan tongkatnya ke tangan sambil menatap tajam para siswa agar cepat mengisi barisan yang kosong.

Aku berada di barisan paling belakang. Tentu saja sendirian. Ah tidak, bayangan ku selalu menemani kemanapun aku pergi. Tapi tunggu, mengapa bayangan ku tertutup?

"Halo!"

"Ah, ha-halo ...."

"Aku Aaron Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku Aaron Han. Salam kenal ya, teman baru," bisiknya sambil tersenyum.

"Artha Kim, panggil saja Artha."

"Oh, jadi kamu yang bernama Artha ...."

"Ah ... ya, benar. Memang kenapa?"

"Kamu teman sebangku ku."

♪ ♪ ♪

Pelajaran sejarah berlalu begitu cepat. Hanya menunggu waktu untuk mengumpulkan tugas. Siapa sangka dalam 19 tahun sejak aku lahir, akhirnya aku mempunyai teman? Tidak, maksud ku teman yang nyata. Alex tidak nyata, dia hanya bayangan ku. Kau tahu? Aron, dia sangat baik. Kemampuannya dalam menyerap materi pelajaran membuatku kagum. Dia jenius.

Dia bilang padaku kalau di tempat dulu dia bersekolah dia juga tidak mempunyai teman. Tapi, apa itu masuk akal? Maksudku, bagaimana bisa anak sepintar Aron tidak mempunyai teman?

"Mereka semua menyebalkan." Hanya itu yang dia katakan saat aku tanya alasannya. Aku hanya tersenyum. Ah, bel istirahat sudah berbunyi. Perut ku juga haha. Aku sebenarnya ragu untuk mengajak dia, aku kan tidak pernah ke kantin dengan teman. Tapi berbeda dengan ekspetasi ku, dia mengangguk dan merangkulku menuju kantin.

Aku memesan dua porsi burger beserta soda. Selagi makan, aku membuka topik.

 Selagi makan, aku membuka topik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm ... Aron. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Em yah apem ymm ingin kau tanyakan emm?" jawabnya sambil mengunyah.

"Tidak, lupakan saja." Aku tersenyum. Dia menatapku dengan tatapan seolah bertanya. Aku tidak mau kehilangan teman pertama ku yang berharga.

Tak lama, mereka berdua datang. Kau pasti tahu apa yang kumaksud dengan 'mereka'. Ya, Hyunki dan Haneul. Salah satu dari mereka memukul meja dengan keras, membuatku tersedak. Aron memberiku minum, aku meneguknya dengan kasar. Haneul mencengkram kerah baju ku sambil berkata, "Halo sayang, lama tidak bertemu ya? Apa kau merindukan aku?"

Sialan, dia sangat menyebalkan.

Hyunki menarik tanganku dengan kasar dan mendorongku. Punggungku menghantam tembok dengan keras. Dia mendekat ke arah ku, mengepalkan tangannya. "Kau tahu, aku selalu muak saat melihat wajahmu. Selalu, selalu saja kamu membuat ku sangat marah, Artha. Dasar br*ngs*k."

Tangan Hyunki hampir mendarat tepat di wajahku, tetapi ditahan oleh Aron. "Apakah sang raja harus selalu tunduk kepada rakyat biasa?" katanya.

"Urus saja masalahmu sendiri, anak baru!" Katanya sambil mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Aron. Tapi sayang, Aron mencengkram tangan Hyunki dengan keras sehingga Hyunki meringis kesakitan. "Lepaskan tanganmu, b*jing*n! Kamu tidak tahu siapa aku hah?!" teriaknya. Aron tersenyum, "Aku tidak peduli kau siapa, s**lan. Aku hanya tidak suka kau menindas orang lain, terutama Artha."

"Haha, Artha? Memang dia siapa mu?"

"Temanku."

Haneul mundur perlahan. Ketika ia ingin berlari, langkahnya terhenti. Bukan, langkahnya menjadi berat. Ia terlihat kesusahan, seperti ada gaya gravitasi yang sangat besar hingga kakinya tidak dapat digerakkan. Aku bingung, kenapa bisa hal seperti itu terjadi? Ketika aku melihat ke arah Aron, dia sedang menatap tajam ke arah Haneul.

Apakah ini masuk akal? Atau hanya perasaan ku saja?

Aron melepaskan cengkramannya dari lengan Hyunki. Dia berjalan cepat menuju Haneul yang masih kesulitan berjalan.

"Hei kawan, apa yang terjadi dengan kakimu?"

"Kakiku tidak bisa bergerak. Seperti ada magnet yang sangat kuat disini. Tolong aku, Hyunki!"

♪ ♪ ♪

Di taman sekolah ....

Aku masih bingung dengan kejadian tadi. Apa itu nyata? Oh Tuhan, jangan bilang aku berhalusinasi lagi.

"Kalau mereka mengganggu mu lagi, panggil aku ya."

"Ah, tak apa. Aku bisa mengurus diriku sendiri."

"Apanya? Bahkan kau tidak menunjukkan perlawanan sedikitpun. Kau membiarkan wajahmu jadi samsak mereka? Gila."

Aku hanya tertawa garing. Dia benar juga.

"Kau punya kekuatan super?"

"Ya, aku punya. Bukan kekuatan super, Artha, tapi bakat."

"Oh begitu ...."

























Aron menatapku intens. "Jadi, apa bakatmu?"

Ημίαιμος (HALF BLOOD) | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang