CHAPTER 3; REWIND [INTERLUDE STORY]

18 8 4
                                    

[⚠️harshword, nsfw]
━━━━━━━━━━━━━━

Sialan. Apa aku selalu seperti ini? Dikendalikan oleh sesuatu yang aku sendiri pun tak tahu wujudnya. Dia selalu memperhatikan aku. Mengawasi dari balik cermin. Seringainya terus terusan teringat di otakku.

Aku membencinya.

Aku kembali diingatkan tentang memori kelam kala itu....

♪ ♪ ♪

Musim semi telah tiba. Kami, seperti biasa selalu menikmati suasana ketika bunga bermekaran dan kicauan burung terdengar seperti melodi yang indah. Kadang sebagian dari kami memilih melakukan pekerjaan kelompok dibawah naungan pohon, sebagian lagi memilih untuk bersantai di taman sekolah.

Mungkin hanya aku yang menganggap semua musim sama saja. Mengapa? Karena aku selalu sendirian, jadi tak akan ada waktu untuk menikmati musim bersama seseorang.

Pikiranku melayang sesaat kala aku melihatnya. Dia, gadis berambut panjang yang tersenyum saat melihat burung gereja hinggap di salah satu dahan daun.

 Dia, gadis berambut panjang yang tersenyum saat melihat burung gereja hinggap di salah satu dahan daun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengingatnya, Anya. Nama yang indah bukan? Gadis yang selalu membuat jantungku berdetak kencang ketika mengingat wajahnya. Gadis yang selalu membuatku mabuk akan tingkah manisnya. Sayang, dia tidak menyadari keberadaanku. Bahkan ketika aku memanggil namanya, dia ketakutan.

"Anya.."

"Menjauhlah!"

"Apa yang salah denganku? Mengapa engkau selalu seperti ini?"

"Aku tidak menyukaimu, Artha. Ku mohon pergilah, cari gadis lain yang lebih pantas daripada aku. Apa kau tak malu masih mengejarku padahal aku sudah menolakmu di lapangan sekolah waktu itu?"

Deg. Ucapannya membuat langkahku tertahan. Aku menatapnya sendu. Dia memalingkan muka, lalu berjalan menjauh. Seperti ada duri yang menancap di jantung, sakit sekali.

♪ ♪ ♪

Perpustakaan selalu menjadi tempat favoritku di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan selalu menjadi tempat favoritku di sekolah. Suasananya yang tenang membuatku betah berlama-lama disana. Sesekali aku membaca buku astronomi sambil memandangi langit nan biru.

Di sela-sela rak buku, dia memperhatikanku. Tatapan intensnya seolah ingin memberitahu sesuatu. Tapi ketika aku menoleh, dia membuang muka. Ah benar, Miyu. Gadis yang menyukaiku sejak kami berada di kelas X.

Aku akui dia memang cantik dan pintar, tapi aku tidak menyukainya. Tingkahnya yang seperti sasaeng membuatku gila. Sudah berapa kali aku memergoki dia yang sedang mengambil fotoku secara diam-diam. Sudah berapa kali juga aku melihat dia menaruh kotak bekal di kolong meja ku. Dan sudah berapa kali pula aku memohon padanya untuk berhenti menyukaiku.

 Dan sudah berapa kali pula aku memohon padanya untuk berhenti menyukaiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai pada suatu hari kesabaranku sudah habis. Aku meminta Miyu untuk menemuiku di area parkir sepulang sekolah. Tentu saja dia senang. Selama perjalanan menuju area parkir, aku berkomat kamit. Menghafal kalimat apa saja yang akan aku gunakan untuk berbicara dengannya.

Sesampainya disana, aku melihat siluet yang familiar.

"Ada apa Artha? Apakah kau sudah menyadari perasaanku?" tanyanya sambil tersenyum.

"Hentikan. Aku mohon. Mari sudahi sampai disini, aku sudah lelah dengan semua tingkah konyolmu itu."

"Oh ayolah, aku menyukaimu. Sangat. Tidakkah kau mengerti?!"

"Hentikan! Sudah cukup, Miyu!"

"Tidak! Aku tidak akan berhenti sampai kau menyukaiku!"

Aku mencekik lehernya. Dia mengerang kesakitan. Tangannya mencoba menahan tanganku, tapi cengkramanku terlalu kuat. Aku lepas kendali. Sungguh, dia benar-benar menjengkelkan.

"Hentikan semua ini atau..."













"Aku akan membunuhmu."

Ημίαιμος (HALF BLOOD) | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang