jurang kematian itu sudah dekat. aku bersiap untuk kemungkinan terburuk dalam hidupku. segalanya berubah sejak aku bertemu dia.
⚠️tw: blood, murder, harshword
Pernahkah kau perhatikan langit senja? sinar mentari melukis warna jingga, semburat cahyanya yang menakjubkan membuat siapapun enggan pergi dari hadapannya.
Mau ku beritahu sedikit tentangku?
Tuhan indah mencipta dunia, tapi tidak dengan hidupku. Dilahirkan di keluarga yang tidak harmonis membuatku menjadi sosok yang anarkis. Aku benci Tuhan. Aku benci hidupku. Ketika melihat anak anak lain tertawa bersama orang tua mereka, aku hanya bisa menatap nanar. Kenapa aku harus dilahirkan ke dunia ini?
Murka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah menjadi sangat menyeramkan ketika mulai terdengar suara barang rumah dilemparkan. Teriakan dua insan yang saling melempar argumen membelah sunyinya malam. Di saat seperti itu aku hanya bisa meringkuk di balik selimut, menangis sejadinya.
Tidak jarang aku dijadikan bahan kemarahan mereka. Tidak akan heran jika kau melihat badanku yang punya banyak luka lebam. Papa, yang paling sering memberiku 'hadiah' tersebut. Dan aku hanya bisa pasrah menerimanya.
Begitu pun di sekolah, tidak ada yang mau berteman denganku. Memang aku salah apa? Apa karena rambutku yang berwarna merah ini? Apa karena mataku yang berubah warna ketika aku hilang kendali?
Cutter sudah jadi temanku sejak dua tahun lalu. Goresan-goresan itu membuatku sedikit tenang dan melupakan masalah dunia ini sejenak. Kau mungkin tidak tahu rasanya ketika benda bersiluet itu menggores bagian tubuhmu, perlahan, bergerak horizontal, membuka luka, hingga darah keluar dari sana. Menyakitkan awalnya, tapi aku sudah terbiasa.
Tidak, bukan hanya itu. Ada satu lagi. Dia, yang selalu melihatku dari dalam cermin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebut saja namanya "lex". Entah aku menganggap dia nyata atau hanya imajinasi bodohku saja, entah. Alkohol dan obat-obatan sepertinya sudah membuatku gila hingga aku menganggap bayangan diriku di cermin itu terlihat nyata.