jurang kematian itu sudah dekat. aku bersiap untuk kemungkinan terburuk dalam hidupku. segalanya berubah sejak aku bertemu dia.
⚠️tw: blood, murder, harshword
"Benar. Aku adalah kakak kandung Aaron Han. Kara, si mawar hitam. Kau terkejut? Hahaha, ayolah ... Aaron tidak pernah menceritakan tentang aku? Sangat mengecewakan." Dia mengibaskan rambutnya sambil tertawa. Aku masih memandangnya setengah siaga. Mawar hitam?
"Aku rasa seseorang sudah memberitahu sedikit tentangku, apakah itu Dalton?" seringainya. Aku terkejut. Bagaimana dia tahu?
Flashback-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mawar hitam, perumpamaan sesuatu yang menawan dan indah tetapi mematikan. Entah siapa yang memberi julukan itu kepadaku, tetapi aku menyukainya."
♪ ♪ ♪
Jalan terasa sepi sekali, bahkan jangkrik pun tidak ada yang bersuara. Tanpa diduga, Aaron muncul dari balik pohon, menghampiri kakaknya dengan cepat. "KAK! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI! KAU TIDAK INGAT RENCANA KITA TENTANG-"
Crakk!
Wanita tadi langsung berlari ke arah Aaron, menggigit leher adiknya sendiri sambil menyunggingkan senyum. Darah segar mengalir, membuat empunya berteriak kesakitan sambil menjambak rambut sang kakak.
"Kau cerewet sekali sih?" bisiknya sambil terus mengoyak leher sang adik. Aku memandang ngeri sambil mencoba melepaskan diri.
"Aaarrgghh-! B-bre*ngsek! LEPASKAN AKU!"
Agak lama untuk Aaron lepas dari jeratan yang mematikan itu. Kara menghempaskan tubuh Aaron tanpa melepaskan cengkraman giginya, melempar Aaron tepat ke bak sampah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu akibatnya jika kau berani mengomentariku. Ah, sampai mana tadi obrolan kita? Maaf ya, adikku itu sangat tidak berguna dan lemah. Bagaimana hubungan kalian di sekolah? Aku harap kalian berteman baik. Sepertinya waktuku di sini telah habis, kuharap kita akan segera bertemu kembali. Aku menantikan kejutan-kejutan yang ada pada dirimu, Axel Kang."
Dia berjalan ke arah Aaron, menggotong adiknya dengan enteng di pundaknya. Sebelum pergi, dia melempar setangkai mawar hitam ke udara. Ketika mawar itu mencapai tanah, waktu kembali berjalan. Sambil menoleh dia berkata,
"Kembalilah wahai sang raja, kaummu akan selalu setia."