2

2.5K 266 8
                                    


Happy reading!!

Beruang kecil itu melompat dan menuju pada aliran sungai yang deras, Mark sempat khawatir pada beruang itu, bagaimana jika beruang itu terseret arus dan tenggelam.

Tapi kekhawatirannya hilang saat beruang itu melemparkan ikan dari sungai itu pada batu yang di duduki Mark. Mata Mark membulat melihat banyaknya ikan yang menggelepar di sekitarnya, dia dengan cepat memasukkan ikan tersebut pada tempat yang sebelumnya ia bawa "wah.. Wahh." Ujar Mark dengan senang, "cukup, ikannya cukup untuk kita berdua!" Pekik Mark, entah beruang itu mengerti dengan ucapannya atau tidak, dia hanya ingin mengatakan jika ikannya terlalu banyak.

Seolah mengerti beruang kecil itu menghentikan menangkap ikannya lalu kembali mendekat ke arah Mark, sedangkan Mark masih sibuk memasukkan ikan tersebut pada tempat, bahkan ada beberapa ikan yang tak muat lagi di tempatkan di tempat tersebut.

Mark menatap beruang itu dengan lembut, karenanya dia tidak susah susah untuk mencari lauk lagi, sekali mencari langsung mendapatkan lauk yang cukup untuk satu minggu kedepan. Mark mengelus bulu lembut beruang itu bahkan dia juga memberikan kecupan pada kepalanya "aku merasa bersyukur kau datang, bagaimana bisa aku ingin memakan mu waktu itu." Ujarnya dengan tulus.

Beruang itu mengeluarkan suara kecil dan mengusap kepalanya pada dada Mark. Mereka kembali ke tempat hunian dengan Mark yang tersenyum ria dan beruang yang berada digendongannya.
.
.
.
Sedangkan di dimensi lain terdapat sebuah kerajaan beruang yang bisa berubah menjadi manusia biasa, kerajaan megah yang tidak bisa terlihat dengan manusia.

Manusia sering menyebutnya kerajaan gaib? Sepertinya memang seperti itu. Di dalam kerajaan tersebut dipimpin oleh beruang coklat yang sangat besar, di mana jika dia berubah menjadi manusia berwujud seorang laki-laki gagah dengan mata yang tajam, dia adalah raja di kerajaan tersebut, Seo Johnny. Raja yang disegani dan ditakuti oleh rakyat setengah beruang.

Layaknya desa, tempat itu dihuni oleh banyak manusia setengah beruang, di tengah berisikan kerajaan yang megah sedangkan dibagian depan berisikan pasar tempat mereka melakukan aktivitas, kehidupan mereka selayaknya manusia yang bekerja dan mendapat uang untuk kehidupan sehari-hari.

Keadaan kerajaan sedang bersedih, raja Johnny sedang menenangkan istrinya yang tengah menangis, mereka kehilangan putra manis mereka di saat pagi buta, telah memerintah banyak bawahan namun mereka mengatakan tidak ditemukannya anak mereka "tenang sayang, Haechan pasti akan aku temukan."

Ten istri dari Johnny menangis semakin kencang, biarkan tangisannya terdengar, dia tidak peduli dengan dirinya yang seharusnya berwibawa karena seorang ratu, yang ia pedulikan sekarang adalah putranya yang manis kembali ke pelukannya "aku hiks tidak mau tau John, aku hiks ingin putraku kembali, perintah bawahanmu untuk terus mencari Haechan dan jangan biarkan mereka pulang sebelum Haechan kembali."

Mereka yang berada di wilayah itu memang tidak tau kemana perginya anak kedua dari Johnny dan Ten, di pagi hari mereka telah kehilangan putranya, mencari di seluruh kerajaan tidak di temukan, mencari di seluruh wilayah juga tidak di temukan.

"Aku berpikir Haechan pergi ke dunia luar." Ujar Ten, "bagaimana jika putra kita di tangkap oleh manusia rakus? Dan di jadikan hewan sirkus? Entah gilanya lagi di jadikan beruang panggang guling?"

Johnny meringis membayangkannya "tidak mungkin, Haechan pasti baik-baik saja, dia anak yang kuat."

"Walaupun kuat kita tetap kalah pada manusia John."

"Kau tenang, aku akan meminta semuanya untuk mencari Haechan di dunia luar."
.
.
.
Mark memanggang ikan yang sebelumnya di dapatkan, lima ikan ia bakar dan membaginya pada beruang kecil tersebut.

Mereka memakannya dengan lahap walaupun makan yang sederhana, dan Mark juga memberikan nasi pada beruang itu yang juga di makan.

Setelah makan Mark berniat untuk mandi, dia mengarah ke sebuah tempat di mana hanya muat satu orang, di sana Mark biasa membersihkan tubuhnya.

Mark sibuk membersihkan tubuhnya sedangkan beruang mungil itu melihat sekitar, melangkah masuk ke dalam rumah dan berubah menjadi laki-laki manis.

Dia melangkah ke arah keranjang yang berisikan pakaian kotor milik Mark, membawanya dengan ia peluk di depan tubuhnya. Dia kembali ke sungai yang sebelumnya mereka memancing, mencuci baju milik Mark hingga bersih, sedikit gegabah dirinya membersihkan pakaian Mark di saat siang hari, walaupun Mark tengah membersihkan tubuhnya, tapi itu hanya membutuhkan waktu yang singkat, sedangkan untuk mencuci membutuhkan waktu lebih lama "seharusnya aku mencucinya di malam hari saja." Gerutunya, tangannya menyikat baju Mark dengan serabut kelapa sebagai ganti sikat baju yang sering manusia gunakan.

Mark telah selesai membersihkan tubuhnya, dia keluar dengan wajah dan tubuh yang segar, masih terlihat buliran air yang melekat di badan Mark.

Mark menatap sekitar, dia tidak melihat beruangnya, Mark telah mengklaim jika beruang itu adalah miliknya, dia akan memelihara beruang itu "beruang?" Panggilnya, terdengar konyol saat dirinya memanggik beruang, tapi bagaimana lagi jika dirinya tidak memikirkan nama beruang kecil itu, "mungkin di dalam rumah?" Mark masuk ke dalam rumah namun beruangnya tak ditemukan, Mark menggaruk kepalanya yang tak gatal, "apa beruangnya pergi ke dalam hutan?" Pikirnya memang beruang itu telah kembali ke habitatnya, pedalaman hutan yang sangat dalam hingga Mark tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di sana, dirinya pernah mendengar jika banyak orang yang masuk hutan yang sangat dalam tidak akan pernah kembali lagi.

Mark menatap seluruh sudut rumahnya hingga ia sadar jika keranjang pakaiannya menghilang, Mark terkejut bukan main, dia memiliki pakaian yang tak banyak, hanya beberapa pasang saja, jika itu hilang kemungkinan dia akan menghabiskan uangnya "astaga.. Aku tidak ingin membuang uang hanya untuk membeli pakaian lagi!" Peliknya, "aku hidup di hutan mana mungkin terdapat maling, dan jikapun ada untuk apa maling tersebut mengambil pakaianku, yang jika dijual hanya mendapat nasi kotak." Gerutunya.

Sibuk mencari keranjang pakaiannya hingga Mark lupa jika beruangnya juga menghilang, Mark melangkah ke luar rumah dan menatap sekitar dengan tangan yang berada di pinggang "siapa yang mencurinya astaga."

Mark memicingkan matanya saat melihat keranjangnya yang bergerak yang tengah di dorong oleh beruang. Mark melangkah mendekati beruang itu lalu meraih tubuh beruang itu dan menggendongnya "kau yang mencuri bajuku huh?" Mark menunduk lalu melihat pakaiannya yang telah bersih, manatap beruangnya tak percaya, "kau yang membersihkannya?"

Walaupun tak percaya Mark tetap mengucapkan terimakasih dan di tambah dengan pelukan hangat, dia sangat beruntung setelah beruang itu datang, banyak tertawa dan sering berbicara walaupun pada hewan. Mark membawa beruang itu tetap pada gendongannya dan tangan yang bebas membawa keranjang pakaiannya, dia akan menjemur pakaiannya, meletakkan beruang itu pada kayu lalu menjemur pakaiannya, cuacanya sangat bagus sekali untuk dirinya menjemur pakaiannya "terimakasih beruangku."

Bersambung...

The Bear Is My Soul Mate (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang