20. 🔞

2.9K 159 9
                                    


Happy reading!!!

Ini mungkin gak terlalu panas

Haechan masuk ke dalam kamar, kamar yang bernuansa merah, dia melangkah pelan melihat ke dalam kamar tersebut, kasurnya telah di hias dengan bunga mawar membuat Haechan berdecak, untuk apa bunga tersebut berada di atas kasur jika nanti akan berserakan.

Haechan memilih untuk ke dalam kamar mandi, berendam pada kolam kecil yang terdapat di sana, tingginya hanya sebatas bahunya jika ia duduk.

Kini Haechan telah telanjang, mulai memasuki kolam tersebut dan bersandar pada sisi kolam, dia mendesah lelah, sungguh melelahkan melakukan pesta pernikahan walaupun di satu sisi dia senang.

Haechan memejamkan matanya menikmati air yang baginya menenangkan, tak menyadari pergerakan air menandakan ada orang lain yang ikut bergabung dengannya.

Mark kini berada di samping Haechan, menatap sang istri yang tetap saja terpejam, saat masuk ke dalam kamar dia panik saat tak menemukan istrinya, maklum saja mereka baru menikah, pengantin baru yang selalu menebar cinta.

Mark menatap dalam diam wajah Haechan yang beginya indah, apa Tuhan sedang senang saat menciptakan sosok di sampingnya kini, kulitnya begitu berkilau dan bibir merah merekah berbentuk hati.

"Aku tau aku mempesona tapi jangan terus menatapku." Celetuk Haechan, secara perlahan mata jernih itu terbuka dan menatap Mark yang masih saja menatapnya.

Mereka saling menatap menyalami keindahan yang terlihat di depannya, Mark mengikis jarak mereka, kini tangan kirinya telah berada di belakang kepala Haechan dan menekannya hingga bibir mereka menyatu, menyesap dan melumat bibir yang sangat manis itu.

Haechan membalas ciuman Mark walaupun dengan amatiran, dia membuka mulutnya memberi akses pada Mark, lidah Mark masuk ke dalam mulutnya, mengabsen deretan gigi dan menggelitik langit-langit mulutnya "ngghh~" Haechan melenguh tanpa sadar, kini dengan insting dia bergerak dan duduk pada pangkuan Mark, mencengkram rambut Mark saat ciuman itu berlangsung. Kepala mereka bergerak kanan dan kiri untuk mencari posisi yang nyaman agar lekuasa menyicipi bibir satu sama lain.

Haechan menepuk dada Mark saat di rasa oksigennya menipis, Mark yang mengerti menghentikan ciumannya, menatap wajah istrinya yang begitu manis dengan wajah dan telinganya yang memerah, mulutnya yang terbuka karena tengah mengais udara.

Mark terkekeh, mengusap lekuk tubuh Haechan yang begitu halus "kau cantik Haechan." Pujinya.

Mark kembali mendekatkan wajahnya pada Haechan namun sasaran kali ini adalah tulang selangka Haechan yang begitu menggiurkan untuk ia sesap hingga menimbulkan ruam kemerahan, jika perlu dia akan menggigit untuk menghasilkan bitemark.

Mark mengendus leher Haechan dan menjilatnya, Haechan mencengkram bahu Mark dan memiringkan kepalanya memberikan akses besar untuk Mark. Mark menyesap kulit leher Haechan dan berakhir dengan jilatan sensual, dia melakukannya hingga dada Haechan penuh dengan kissmark.

Mark menatap hasil karyanya, tersenyum miring saat menatap begitu indah pemandangan di depannya. Lagi Mark mendekat pada dada Haechan, mengigitnya hingga Haechan berteriak namun jemari Mark mengusap nipplenya dengan kukur jarinya.

"Ahh sshhh..." Haechan mendesah di selingi ringisan, dadanya membusung meminta untuk Mark menjamah lebih jauh lagi.

Mark melepas gigitannya, dia menatap bekas giginya pada kulit Haechan, berdecak puas kini tidak seorangpun yang akan menginginkan Haechan. Permainan pada nipple Haechan tak berhenti, dia menarik, memelintir dan menarik, Haechan semakin kuat mendesah.

Mark mendekatkan mulutnya pada nipple Haechan, menyesap nipple tersebut hingga tubuh Haechan melengkung, desahan merdu mengalun terdengar oleh Mark membuatnya bertambah nafsu dan ingin melakukan lebih.

The Bear Is My Soul Mate (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang