Happy reading!!!Saat ini Mark membuat mainan yang terbuat dari kayu, ia buat spesial untuk beruangnya. Sebuah mainan yang bisa berputar ketika baruang itu masuk ke dalamnya.
Mark membuatnya dalam satu hari, dia benar-benar memperhatikan tekstur kayunya, ketika terdapat serat pada kayu yang kasar, Mark akan mengaluskannya.
Mark melirik pada beruang yang sedang duduk dengan nyaman, ini sudah satu bulan ia tinggal bersama beruang itu dan rasanya sangat menyenangkan, dia merasa tidak lagi tinggal sendiri dan perasaan membosankan tidak lagi menghampiri pikirannya.
Dalam satu bulan ini, pernah Mark menaruh curiga pada beruang itu jika beruang itu bukan sepenuhnya hewan, tingkahnya yang berbeda dengan beruang membuatnya yakin ada beberapa hal yang berbeda dari beruang miliknya itu.
Bahkan Mark juga baru menyadari jika leher beruang itu terdapat kalung dan tersemat tulisan 'hc'. Tak hanya itu, ada beberapa hal yang bagi Mark sungguh ajaib, dia tidak lagi bingung dengan uang untuk ia belikan beras karena tempat beras selalu penuh walaupun Mark yakin jika beras yang ada hanya tersisa sedikit, dan masih banyak hal lagi keajaiban yang terjadi satu bulan ini yang Mark alami, tapi yang paling penting Mark bersyukur dengan kehadiran beruang kecil itu.
"Hei beruang." Panggil Mark dan jangan lupakan jika Mark belum kunjung memberikan nama pada peliharaannya itu.
Beruang itu menoleh dan menatap Mark tak minat, Mark menjadi bingung, tangannya melambai meminta beruang itu untuk datang padanya "aku memintamu untuk datang kemari." Ujarnya lagi.
Mark menggeser mainan pada tempat yang sedikit teduh, memang sebelumnya ia berada di kepanasan karena dirinya membutuhkan cahaya untuk penglihatan yang baik.
Mark menatap tak percaya saat beruang itu berjalan mendekat setelah ia menggeser mainan tersebut pada tempat yang teduh, masuk ke dalamnya dan berjalan biasa "kau terlihat tidak antusias, berbeda saat makan." Ujar Mark.
Dengan usil Mark memindahkan mainan tersebut kembali pada tempat yang panas, dan Mark kembali bingung dengan tingkah beruang itu, beruang tersebut keluar dari sana seolah tidak ingin jika di tempat panas "yaa hey, kau tidak suka panas?"
Mark menatap tak percaya saat beruang itu menggeleng seolah mengerti ucapannya "a-astaga." Ujarnya terbata-bata, "ka-kau hewan biasa bukan?"
Mark menetralkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat, otaknya tengah berpikir hal-hal yang tidak tidak. Setelah beberapa menit perasaan takut tak lagi ada, Mark melangkah pada beruang tersebut dan dengan ragu mengelus kepalanya "kau tidak suka dengan mainan yang aku buat? Aku pikir kau akan suka karena kau bisa bermain di dalamnya dan bisa berolahraga."
Beruang itu hanya mengeluarkan suara yang Mark tak mengerti, tentu saja mereka berbeda jenis "kau senang dengan mainan apa?" Mark menepuk kepalanya sendiri setelah menyadari jika dirinya sangat bodoh, bertanya pada beruang padahal ia sadar jika beruang tersebut tidak bisa menjawabnya, "besok aku akan pergi ke luar hutan dan aku tidak mungkin membawamu, kau bisa diincar beberapa pemburu atau aku yang ditangkap oleh orang penjaga margasatwa. Kau tunggulah di sini atau kau bisa kembali pergi ke tempatmu berada." Ujarnya.
Keesokannya Mark telah bersiap dengan tas yang berisi pahatannya, di pagi sekali dia akan keluar menuju luar hutan "aku menyiapkan makanan di meja, jika kau lapar kau makanlah, aku akan kembali tapi tidak besok." Ujarnya pada beruang.
Beruang itu menunjukkan mata yang berair seolah meminta Mark untuk membawanya, dia memeluk kaki Mark dan mengusakkan wajahnya pada kaki Mark.
Mark menghela nafasnya, dia menunduk dan mengangkat beruang itu hingga berada tepat di depannya "aku tidak bisa membawamu keluar, kecuali kau adalah manusia. Aku akan kembali secepatnya disaat semua orang tengah tertidur dan saat kondisi aman."
Mark menurunkan beruang tersebut dan dia berlari takut jika beruang kecilnya mengikutinya tanpa sadar hingga terlihat manusia di luar. Banyak hal yang tak bisa Mark pikirkan jika beruang itu tertangkap dengan penjahat, walaupun dia hampir saja ingin memanggang beruangnya.
Mark tidak terlihat lagi, beruang itu melangkah dengan tenang dan duduk di kursi yang lebar, beberapa menit kemudian dia kembali berwujud manusia yang cantik dan manawan.
Beruang itu jika berubah menjadi manusia sangatlah terlihat tidak nyata, bibirnya yang tebal dan jika disesap sangat terasa manis, dengan bulu mata yang lentik dan kulitnya yang halus dan mempesona walaupun tidak putih. Bahkan tubuhnya yang ramping dan lekukan pada pinggangnya yang membuat banyak orang ingin memeluknya dan mendekapnya.
Laki-laki manis itu duduk dengan kaki yang ia ayunkan, menatap rumah yang satu bulan ini ia tinggali "tujuanku untuk keluar dari duniaku untuk melihat dunia manusia, tapi Mark benar juga, jika aku tetap menjadi beruang aku akan ditangkap dan Mark juga bisa ditangkap."
Laki-laki itu menggunakan pakaian yang sudah lusuh, satu bulan ini dia tidak mengganti pakaian "apa Mark akan membawakanku pakaian." Gumamnya, tapi mana mungkin itu terjadi, mungkin saja tapi Mark membawa pakaian khusus hewan.
"Bagaimana keadaan ayah dan ibu di dunia sana?" Lama meninggalkan keluarganya yang berada di dunia lain membuatnya merindukan keluarganya, "apakah Hyung juga mengkhawatirkanku?"
Dengan langkah pelan kaki mungil itu menyusuri rumah Mark, memperbaiki bagian-bagian rumah Mark yang rusak karena termakan waktu, rumah yang hanya terbuat dari kayu namun sangat nyaman untuk ditinggali.
"Mark adalah laki-laki yang hangat dan baik hati, tapi jika dia melihat wujudku yang sekarang, apa dia akan mengatakan aku siluman beruang? Tapi jika aku tetap menjadi beruang, cita-citaku untuk melihat dunia manusia tidak akan terjadi." Gumamnya, "rasanya jika aku kembali pada duniaku tanpa bisa melaksanakan keinginanku, semuanya sia-sia aku kabur dengan cara mengendap-endap. Tapi aku akan memperlihatkan diriku pada Mark dan memintanya untuk membawaku pada dunia manusia sebentar, ini sudah dunia manusia kenapa aku terus menyebutkan kata itu astaga, maksudku kota manusia." Laki-laki itu bertekad untuk memberitahu Mark wujudnya dan dia akan bisa berjalan keluar dan melihat kota manusia, "jikapun Mark melarang nantinya, aku akan tetap keluar seorang diri, keingintahuan diriku mengalahkan akal sehatku."
Laki-laki itu menatap sudut demi sudut yang telah ia perbaiki, sebelumnya banyak lubang yang dihasilkan oleh tikus-tikus itu, namun sekarang sudah tidak ada lagi "Mark pasti akan bingung dengan semuanya." Laki-laki itu memperbaiki rumah tanpa harus memberi kayu, hanya menjentikkan jarinya maka semuanya selesai.
Kepala laki-laki itu menoleh saat melihat sebuah benda yang terang di atas meja kecil, dia melangkah mendekat dan meraih benda persegi tersebut, melihatnya dengan teliti saat asing dengan benda tersebut, dia baru pertama kali melihat benda yang bisa menyala. Benda itu ia miringkan hingga melihat dia tombol panjang, dengan rasa penasaran yang tinggi dia mencoba menekannya hingga cahaya yang dihasilkan berubah rusak "a-apa ini ru-rusak? Ba-bagaimama jika Mark marah?" Resahnya, dia tak bisa lagi melihat cahaya yang keluar dari benda tersebut, hanya gelap.
"YAK!! KAU SIAPA?!!"
Laki-laki manis itu tekejut hingga tanpa sengaja melempar benda itu, dia menatap seseorang yang baru saja berteriak "Ma-mark?" Ujarnya dengan gugup.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/342738965-288-k169183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bear Is My Soul Mate (Markhyuck)
FantasíaMark adalah seorang pemahat dengan banyak pembeli karena kemisteriusannya, tidak ada yang tau di mana dirinya tinggal, jika ingin mengikuti selalu saja kehilangan jejak. Mark telah hidup di dalam hutan selama bertahun-tahun, hanya seorang diri, men...