Happy reading!!"Woah Mark, itu apa yang menjulang tinggi."
"Apa yang berada di atas itu Mark? Sebuah benda yang memanjang dan bisa terbang."
"Mark, apa yang mereka naiki itu?"
Pertanyaan terus Haechan lontarkan kepada Mark saat netranya tidak mengenali benda apa saja yang berada di kota, semua terlihat baru di matanya.
Mark membuka sebuah alas duduk untuk mereka berdua lalu menata pahatan dan ukiran yang telah ia buat, dia menatap Haechan yang masih terkagum-kagum pada benda-benda yang baru ia temui "kemari Haechan." Mark menepuk sisi yang kosong di sampingnya.
Haechan menurut lalu duduk tepat di samping Mark "err Mark, kau tidak menggunakan rumah kotak itu untuk berdagang? Saat kita berjalan kemari banyak rumah yang hanya berbetuk kotak di tempati untuk berjualan."
Mark menggeleng "aku tidak setiap hari berdagang Haechan, hanya disaat aku kehabisan beras dan kebutuhan lainnya." Jawabnya.
Haechan mengangguk mengerti "apa kau yakin akan ada pembeli?"
"Aku hanya berusaha menjual lalu setelahnya aku menunggu pembeli, jika Tuhan memberiku rejeki hari ini maka aku akan mendapatkan uang."
"Sebentar lagi kau akan mendapatkannya."
"Kau jangan menggunakan sihirmu itu." Peringkat Mark.
Haechan menggeleng "aku tidak melakukannya, aku melihat mereka yang sepertinya berlari ke arah sini." Haechan menunjuk di mana kerumunan orang yang sedang mengarah ke tempat mereka, "mereka terlihat senang melihatmu sepertinya."
Mereka datang dan menekuk lututnya, melihat pahatan yang Mark buat, banyak yang langsung membelinya tanpa basa-basi dan ada juga yang menawar.
"Siapa yang berada di sampingmu itu Mark?"
Mark melirik ke arah Haechan yang tengah sibuk membantunya untuk membungkus pahatan yang telah di beli "dia kekasihku." Jawabnya sekenanya.
Haechan terdiam membeku namun setelah sadar dia kembali melanjutkan membungkus pahatan itu. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk semuanya terjual habis karena memang Mark tidak membuat banyak.
"Kau terkenal ternyata." Ujar Haechan.
"Apa?"
"Sejak tadi aku mendengar mereka menunggu dirimu ingin membeli pahatan. Kenapa kau tidak menjualnya setiap hari Mark?"
Mark berdiri dari duduknya yang diikuti oleh Haechan "teknik marketing itu berbeda-beda, aku seolah misterius dan membuat pahatan yang tidak terlalu banyak hingga terasa terbatas." Mark menggulung alas tersebut.
"Mark kita akan kemana sekarang?"
Mark menggenggam tangan Haechan "kita tidak mungkin pulang sekarang, pasti banyak yang mengikuti, kita akan menginap di hotel saja." Bisik Mark.
"Kau tidak memiliki rumah?"
"Untuk apa aku membeli rumah di sini Haechan jika aku tidak tinggal menetap, bukankah itu rugi?" Mereka melangkah menuju hotel di mana biasanya Mark menginap satu malam.
Terlampau hafal dengan Mark, seorang resepsionis langsung memberikan kunci kamar "selamat datang kembali Tuan Mark."
"Terimakasih."
"Waktu anda berkunjung cukup lama dari biasanya."
"Terdapat keperluan yang tidak bisa aku tinggal Adeline."
"Dia?"
Mark mengerti jika yang di rujuk adalah Haechan "kekasihku."
"Ooo, ini suatu hal yang langka anda membawa orang baru."
![](https://img.wattpad.com/cover/342738965-288-k169183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bear Is My Soul Mate (Markhyuck)
FantasiaMark adalah seorang pemahat dengan banyak pembeli karena kemisteriusannya, tidak ada yang tau di mana dirinya tinggal, jika ingin mengikuti selalu saja kehilangan jejak. Mark telah hidup di dalam hutan selama bertahun-tahun, hanya seorang diri, men...