Chapter 3

10.8K 1.3K 54
                                    

Xu HaoYu memiliki kelas langsung hari ini, mustahil dapat melarikan diri dengan tidur.

Guru meminta mereka melukis di luar ruangan, objek mereka kali ini adalah, kolam renang outdoor universitas. Di sekeliling terdapat jaring untuk mencegah kelopak sakura yang berguguran memasuki kolam. Di luar, deratan pohon sakura itu membentuk berbagai corak di atas tanah. Rerumputan ditutupi oleh gugusan kelopak sakura, terlihat indah.

Guru memberi tugas agar anak-anak ini melukis pemandangan kolam.

Semua murid memiliki peralatan melukisnya sendiri, begitupun Xu HaoYu.

Alasan mengapa Xu HaoYu dikehidupan sebelumnya begitu mahir melukis adalah, ibunya, Zhu Qixuan seorang mantan pelukis internasional. Dia selalu melihat ibunya melukis tiap waktu, perlahan pengalaman otodidak menuntunnya mengikuti jejak yang sama seperti sang ibu.

Klub renang sengaja dibiarkan menempati kolam, inilah tujuan tersembunyi guru, bagaimana anak-anak ini menuangkan pemandangan dinamis ke dalam bidang 2D

Fokus Xu HaoYu selalu bagus ketika dia sedang serius, sapuan demi sapuan ia torehkan ke atas bidang putih. Tidak ada teknik baku, ia hanya mengikuti naluri, jiwa sang pelukis.

Setiap kuasan itu begitu halus dan lembut, namun bertekstur. Lambat laun, corak hijau dan biru mulai terlihat. Xu HaoYu melihat pemandangan kolam renang ini tak sebagus yang ada di rumahnya, kehidupan sebelumnya. Tetapi dia akan berusaha keras untuk membuatnya indah.

Guru mengangguk diam-diam dengan teknik Xu HaoYu, ringan tetapi percaya diri. Anak ini mulai mengalami peningkatan.

Klub renang dan kelas Seni sama-sama fokus pada kegiatan mereka sendiri. Di satu sisi, berlatih menyelam, dan bermain air, di sisi lain, serius pada tiap kuasan di kanvas.

Lukisan Xu HaoYu mulai menampakkan wujudnya, selain menangkap detail kolam dan pepohonan sakura, ia juga memasukkan potret seorang anggota klub renang yang baru saja melepas kacamata renangnya, tampak gagah.

Saat ini, baru Guru yang melihat karya ini, seketika mengagumi. Membandingkan dengan yang lain, lukisan Xu HaoYu mungkin yang paling hidup.

Batas waktu telah mencapai akhir, murid-murid ini diminta untuk mengumpulkan hasil karya mereka di depan guru. Sambil menunggu, jantung anak-anak itu berdebar-debar, dag dig dug. Percaya diri dengan hasil lukisan mereka, sampai akhirnya melihat lukisan salah seorang murid. Detail yang mengagumkan, pilihan warna yang tepat dan tekstur yang sama nyatanya dengan aslinya.

Melirik nama sang pelukis, semua anak terkejut, nyaris menjatuhkan rahang. Benarkah itu Xu HaoYu? Bukankah dia sudah lama kehilangan ide dan minat untuk melukis?

Semua orang tahu, kinerja Xu HaoYu dalam tiga bulan ini benar-benar menurun. Tiba-tiba dihadapkan dengan karya barunya, mereka mau tak mau melihat sang pelukis, berulang kali.

Kepercayaan diri anak-anak itu seketika sirna, jelas Xu HaoYu akan mendapatkan nilai terbaik kali ini.

Wang Shuya yang juga melihat lukisan Xu HaoYu diam-diam mengepalkan tinjunya, matanya menatap tajam ke arah pemuda itu.

Sayangnya, orang lain itu tak melihat wajahnya yang terdistorsi saat itu.

Kelas berakhir dan semua murid di persilahkan bubar, dan jangan lupa untuk merapikan kembali alat melukis mereka.

Xu HaoYu berjalan pelan ditepi kolam, tiba-tiba sesuatu mendorongnya ke samping, dan byurrr.

Di kolam jernih kebiruan, riak besar muncul dari dalam.

Seseorang tenggelam! Para gadis kelas Seni menjerit histeris. Banyak murid takut dan enggan menyelamatkan Xu HaoYu, karena itu Xu HaoYu.

Tetapi dua detik kemudian ketika gerakan meminta tolong Xu HaoYu semakin lemah, salah seorang anggota klub renang memberanikan diri menyelam.

[END] Umpan Meriam Terlalu Malas Menyerang BalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang