Xu HaoYu terbangun atas keinginannya sendiri, merasakan sesuatu yang hangat bersarang di belakangnya. Terkejut, dia berbalik hanya untuk menyadari bahwa dirinya masih bermimpi.
Bayangkan saja, bagaimana dia bisa melihat Louis di sampingnya saat ini, tersenyum lembut. Mata biru menyipit dengan cara yang lucu, menyenangkan.
"Tidak, jangan tersenyum.. Kamu hanya boleh tersenyum di depan ku.." Nadanya terdengar manja, dan dia sepertinya kekasih yang cemburu(?).
Tidak sampai disitu saja, Xu HaoYu juga menggunakan kedua tangannya menangkup wajah tampan Louis dalam mimpi, anehnya tekstur itu begitu nyata, dan hangat.
"HaoYu, apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba diinterupsi dengan suara Jiang Zhiqiu, kewarasan Xu HaoYu kembali dengan cepat.
"Eh..?"
"Qiuqiu, kamu juga bisa masuk dalam mimpi ku, ya?"
Alis cantik itu terangkat, bingung. "Bangun, HaoYu. Ini bukan mimpi! Lihat apa yang kamu lakukan pada Lou ge."
Hah? Siapa?
Menoleh, itu memang wajah yang sama, sama-sama tampan. Dan ada tangannya di sana, eh..
"Hah? T-tuan Lou.. Kamu.." Pemuda itu menarik tangannya dengan panik.
Seluruh wajah Xu HaoYu memerah terang, telinga itu, ada ilusi bahwa mereka hampir berdarah. Louis yang tidak tega melihat perjuangan binatang kecil lucu ini melawan rasa malunya menepuk puncak kepala hitam dengan lembut.
"Jangan khawatir, aku tidak bermasalah sama sekali."
Meski begitu, Xu HaoYu masih belum pulih dari kecanggungan, bergumam.
Di perjalanan ke rumah Ji, gadis Ji menceritakan semuanya. "Jadi karena itulah Tuan Lou datang?" Dan sekarang repot-repot mengantar mereka.
Jiang Zhiqiu menenangkan, keluarganya dan keluarga Zdanov sudah lama saling mengenal.
Untuk detailnya, Jiang Zhiqiu memilih untuk membatasi beberapa informasi. Jangan sampai anak ini ketakutan dengan latar belakang Zdanov.
Ji Anxun mendapat kejutan dari dua temannya sama sekali tak merasa lega. Dengan suara serak, sakit, ia mengeluh. "Tidak perlu memamerkan foto-foto itu padaku, ba! Kalian benar-benar mampu menabur garam di atas luka ku, ya!!?"
Xu HaoYu membuat wajah tanpa daya, "baiklah, itu salah kami. Jangan marah lagi. Lihat aku membawa kaki ayam kesukaan mu." Mengeluarkan sekotak ayam goreng Korea, Xu HaoYu memancing kemarahan anak manja itu lagi.
"Yu'er, sudah ku katakan aku menyukai sayap, ah." Duduk memalingkan muka, Jiang Zhiqiu lantas memberikan pemuda itu jentikan di dahi.
"Hei, kamu sedang sakit, tolong jangan banyak mengeluh lagi, makan saja apa yang kami bawa, ba! Lihat, HaoYu sendiri yang berinisiatif untuk membawakan mu ini, jadi jangan banyak bicara lagi, makan saja!"
Menciut, Ji Anxun dengan berat hati menelan segala keluhan itu kembali ke perut. Jangan buat marah gadis Jiang ini, turuti saja, oke.
Mungkin di permukaan Ji Anxun terlihat marah, tapi sebenarnya ia juga merasa hangat, memiliki mereka sebagai teman adalah hal terbaik.
Walaupun bagian tersakitnya ketika anak-anak itu memamerkan foto bermain mereka.
Sial! Mengapa dia harus sakit hari ini!
Melihat gaya rambut Jiang Zhiqiu hari ini, Ji Anxun merasa terpana. Siapa bilang dia jelek? Qiuqiu benar-benar cantik. Dengan potongan rambut ala princess, wajah indah dan mata hazel bulat, poni menggemaskan itu, rasanya Ji Anxun jatuh hati pada si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Umpan Meriam Terlalu Malas Menyerang Balik
FanfictionXu HaoYu tidak pernah menyangka dirinya akan memasuki sebuah cerita, sama seperti yang ada di novel-novel berdarah anjing itu. Tetapi selain berbagi nama yang sama, sifat antara pemilik aslinya dan dirinya sangat berbeda. Itu karena pemalas. Pemilik...