"Bangs*t lo"
"Apa-apaan lo tiba-tiba maki-maki gue"
Pagi-pagi di sekolah, sudah di sajikan dengan pemandangan panas dan menegangkan antara dua lelaki yang kini sedang saling menatap dengan sorot amarah pada mata mereka.
"Hidup lo menyedihkan banget si. Se enggak laku itu ya sampe lo ngedeketin cewek orang" Wildan menuding-nuding wajah Miko dengan ekspresi sinis.
"Anj*ng cewek lo yang chat gue duluan"
"Alah bacot! Lo pikir gue percaya ha?"
Bugh...
Orang-orang yang menyaksikan spontan memekik ketika Wildan dengan kerasnya memukul rahang Miko.
Denira yang juga berada di belakang anak-anak siswa yang lain nampak menatap kesana-kemari kebingungan. Ia bingung harus minta tolong kesiapa sedangkan Endi maupun Nathan siswa yang paling berpengaruh di SMA, sedari tadi tidak nampak batang hidungnya sama sekali.
Suasana semakin memanas ketika dua laki-laki itu akhirnya sama-sama tersulut emosi dan sama-sama nafsu untuk berkelahi.
"Ya Allah gimana ini?" Denira pun akhirnya memisahkan diri dari kerumunan.
Ia keluar dari kantin menuju ke tempat lain yang mungkin saja ada orang yang bisa Ia mintai bantuan. Mata bulatnya tak sengaja mendapati Akhtar yang sedang melepas helm di parkiran sana.
Denira pun menghentikan langkahnya dan menunggu hingga Akhtar memasuki koridor.
"Ustadz tolong" panik Denira akhirnya menghampiri Akhtar setelah laki-laki itu masuk koridor.
"Ada apa?" Akhtar nampak kebingungan dan khawatir.
Denira ngos-ngosan hingga membuatnya sulit untuk berbicara.
"Ayo ustadz" karena terlalu panik, tanpa sada Denira meraih pergelangan tangan Akhtar dan menariknya menuju kantin.Sedangkan Akhtar yang kebingungan harus berbuat apa karena tak tau kronologi kejadiannya hanya pasrah mengikuti tarikan Denira.
"Liat ustadz" tunjuk Denira ke arah Wildan dan Miko yang sedang berkelahi.
"Astagfirullah hala'dzim" Akhtar melebarkan matanya terkejut melihat itu.
"Maaf" Akhtar mengode Denira agar melepaskan genggaman pada pergelangan tangannya.
"Astagfirullah hala'dzim" kaget Denira saat menyadari apa yang telah di lakukannya. Ia benar-benar kalang kabut hingga tak menyadari ini.
"Maaf ustadz" sesal Denira. Akhtar mengangguk pelan sebelum akhirnya Ia melangkah maju mendekati dua laki-laki yang sedang berkelahi itu.
Hep...
Hep...
Akhtar berdiri di tengah-tengah kedua laki-laki itu dan menangkap pukulan tangan yang hampir ingin kedua nya layangkan. Mata kedua laki-laki itu melebar sempurna saat melihat guru agama mereka menghampiri.
"Ikut saya ke ruang BK" Akhtar melepaskan tangan kedua laki-laki itu dengan kasar seraya Ia pergi duluan.
Sesampainya di ruang BK, merekapun duduk berhadapan. Wildan dan Miko sesekali melirik dengan tatapan sengit. Dalam hati, sebenarnya mereka masih ingin berkelahi namun, apalah daya takdir mereka harus berakhir di ruang BK.
"Ini masih pagi loh, Bu Tazkia saja belum datang tapi kalian sudah membuat ulah. Apa si yang kalian pikirkan? Pengen jadi jagoan gitu? Mau keliatan keren di depan cewek-cewek? Ucapan dan tindakan kalian benar-benar tidak mencerminkan seorang anak pelajar dan seorang muslim yang baik" omel Akhtar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Cahaya
SpiritualPerannya bagaikan cahaya. Dia tercipta sebagai manusia biasa yang mempunyai dosa dan rentan dengan kesalahan manusiawi. Dia hanyalah seorang gadis sederhana yang terlahir dari keluarga sederhana juga. Namun, dalam kesederhanaannya dia mampu menghada...