Bab 10

54 6 1
                                    

Di Jam istirahat sekolahnya, seperti biasa Denira akan mengamati para siswa yang berlalu-lalang untuk melanjutkan tugas makalah yang kini sedang di kerjakan nya. Bisa di bilang hasil makalahnya sudah setengah jadi, semoga saja akan segera terlengkapi apa-apa yang masih kurang.

"Penyebab siswa berprilaku buruk yang pertama yaitu karena keluarga, yang kedua karena pertemanan, yang ketiga karena lingkungan. Sejauh ini si hanya itu yang berhasil aku dapatkan"

Atensinya tak sengaja melihat seorang laki-laki yang di gadang-gadang sebagai most wanted boy SMA sedang berjalan menuju belakang sekolah dengan gerak-gerik mencurigakan.

Dahi Denira mengernyit heran. Ia menduga pasti Wildan akan merokok atau mungkin melakukan kenakalan lainnya di belakang. Inilah alasan kenapa Denira tidak menyukai Wildan. Terlepas dari gelar most wanted nya Wildan juga tak lepas dari kelakuan bad nya.

Karena penasaran, Denira pun beranjak dari tempat duduknya dan diam-diam mengikuti Wildan dari belakang, siapa tau Ia bisa mendapatkan informasi untuk tugas makalahnya.

Langkah Denira terhenti saat sudah berada di perhujung tembok. Ia pun memperhatikan Wildan yang kini sedang duduk di atas pohon jambu sambil merokok. Benar dugaannya, tujuan Wildan pergi ke belakang sekolah karena dia ingin menghisap batang nikotin itu.

"Aaah.... Bangs*at. Apa sih enaknya selingkuh? Udah punya anak segede gini masih aja selingkuh. Dasar laki-laki baj*ngan! lo itu gak pantes jadi Papah gue"

Denira terkejut mendengar Wildan tiba-tiba berteriak seperti itu. Raut wajah Denira berubah menjadi prihatin. Jadi, Wildan itu anak broken home pantas saja seperti itu.

Krek...

Denira menutup mulutnya terkejut saat kakinya tak sengaja terinjak sebuah botol plastik kosong di lantai. Sontak mendengar itu Wildan pun refleks langsung menoleh ke arah sumber suara.

Mata Denira melebar sempurna saat tatapannya bertemu dengan mata elang Wildan.

"Heh siapa lo" Denira langsung berbalik badan dan pergi dengan terburu-buru.

Tak tinggal diam, Wildan pun turun dari pohon jambu dan berlari mengejar gadis lancang yang telah mengintip nya itu.

"Tunggu!" Wildan menarik tangan kanan Denira dan menahannya agar tidak pergi.

"Lepasin! Bukan mahram" Denira berusaha menarik tangannya kembali.

"Lo ngapain ngintipin gue? Lo berani nyebarin rahasia gue, habis lo" Marah Wildan dengan nada tinggi sambil menuding-nuding wajah Denira.

Denira meringis kesakitan saat Wildan semakin mencengkram erat pergelangan tangannya.

"Lepasin! sakit" pinta Denira.

"Wildan! Lo apa-apaan si" tiba-tiba Bayu datang dan menarik tangan Wildan agar melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan Denira.

"Gak usah ikut campur urusan gue!" Tegas Wildan dengan sorot mata tajam.

"Heh, lo denger ya! Masalah yang bersangkutan sama Denira, itu masalah gue juga" Bayu menatap Wildan tak terima.

"Cewek penguntit ini? Lo naksir sama dia sampe ngebelain sebegitu nya?" Wildan kembali menuding wajah Denira.

Bayu langsung menepis tangan Wildan kasar. "Gak usah nunjuk-nunjuk" peringat Bayu

"Apa? Gak terima?" Tantang Wildan.

"Iya gue gak terima" Balas Bayu sedikit menyentak.

Wildan yang sudah di bakar amarah pun mengambil ancang-ancang untuk menyerang Bayu. Satu pukulan pun berhasil melayang ke pipi kiri Bayu.

Takdir Sang CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang