Bab 3

105 11 3
                                    

Beberapa anggota rohis yang tidak ada halangan kini sudah berkumpul di ruang ekskul. Di depan, Akhtar sedang menjelaskan sedikit materi yang akan mereka bahas dalam acara diskusi bulanan kali ini.

Mereka di bagi menjadi 6 kelompok yang berisi 3 orang. Denira satu kelompok bersama Nathan dan Kalina dan menempati nomor kelompok 03.

"Baik, cukup kiranya saya menjelaskan silahkan jika ada yang ingin ditanyakan tentang materi yang sudah saya jelaskan tadi"

Salah satu perwakilan dari kelompok 01 pun mengangkat tangannya.

"Saya Aldi dari kelompok 01 izin bertanya. Jika Allah itu akan membalas setiap perbuatan buruk yang dilakukan manusia lantas, kenapa saya sering kali melihat ada orang munafik namun masih saja bahagia dalam kehidupannya, orang yang berpacaran selalu langgeng dengan pacarnya bahkan ada yang sampai ke jenjang pernikahan. Bisa dijelaskan lebih lanjut Ustadz?"

"Baik terimakasih untuk pertanyaan Aldi"

Akhtar mengedarkan pandangannya menatap seluruh siswanya. "Dari kelompok 02 sampai 06 mungkin ada yang berkenan untuk menjawab sebelum saya menjawabnya?"

Salah seorang perwakilan dari kelompok 06 pun berdiri bersiap untuk menjawab setelah berkompromi dengan ke2 temannya.

"Nama saya Bayu saya izin menjawab pertanyaan dari Aldi. Semua hal yang ada di dunia ini tentunya atas kehendak Allah, begitu pula dengan rencana penghukuman untuk para mahluknya. Kalian pasti pernah mendengar kata istidraj bukan? Yah, itulah yang di namakan istidraj.

Allah bukannya tidak mau memberikan mereka hukuman akan tetapi Allah membiarkan mereka hidup bahagia dan diberi kelancaran dalam melakukan dosa besar karena Allah sudah berpaling dari mereka. Terimakasih" setelah menjawab siswa itupun duduk kembali.

"Ada yang mau menambahkan?"

Tanpa pikir panjang, Denira langsung mengangkat tangannya dan berdiri. Dalam hati, Akhtar tersenyum karena akhirnya gadis yang ditunggunya mau mengeluarkan persepsi juga.

'Astagfirullah, kenapa saya jadi berharap begini' Akhtar pun menggeleng menghilangkan pikiran tidak jelasnya.

"Baik saya Denira, izin menambahkan jawaban dari Bayu. Di sini saya tidak akan menjelaskan tentang istidraj karena tadi sudah Bayu jelaskan dan mungkin sudah cukup terpahami oleh kalian. Saya hanya ingin membahas ujung pertanyaan dari Aldi saja. Tidak habis-habisnya kita membahas dan mendengar tentang perkara pacaran.

Aldi bertanya, kenapa ada orang pacaran yang langgeng hingga ke pernikahan? Bukankah pacaran itu haram dan sudah jelas bukti zinanya? Kenapa jalan mereka semulus dagunya Ustadz Akhtar dalam menempuh perbuatan haram hingga menjadi halal?" Semuanya tertawa saat Denira mengatakan semulus dagunya Ustadz Akhtar begitupula dengan Akhtar nya sendiri.

"Mungkin sebagian orang ada yang berfikir, berarti kalo begitu Allah meridhoi dong? Berarti pacaran itu sebenarnya boleh dong? Menurut ilmu yang saya tau, saya baca, dan saya dengar ada empat kemungkinan kenapa mereka di berikan jalan semulus itu.

Yang pertama karena istidraj, yang kedua karena mereka mau bertobat dan memutus ikatan haram itu dengan menikah, yang ketiga karena mereka memiliki potensi untuk menjadi lebih baik setelah menikah, bisa jadi setelah mereka menikah mereka saling menyadari kesalahan hingga dua pasutri itu sama-sama berhijrah dan menyesali hubungan mereka di masalalu.

Dan yang keempat karena takdir ya, mungkin saja Allah memang menakdirkan mereka untuk menjemput jodoh mereka dengan cara yang haram. Lalu jika memang seperti itu, apakah boleh kita pacaran? Mereka saja pacaran akhirnya menikah, kan? Tentu jawabannya tidak boleh.

Yang haram tetaplah haram, dan apabila kita mengetahui suatu dosa lalu kita melakukan dosa itu secara sadar tanpa rasa bersalah bahkan kita dengan bangganya memamerkan perbuatan dosa yang kita lakukan kepada orang lain, maka mereka itulah termasuk kedalam golongan orang-orang fasik.

Takdir Sang CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang