Ting...
Denira yang sedang fokus memakan ikan bakarnya pun menjadi teralihkan saat handphone nya berbunyi. Ia pun mengeluarkan handphone nya dari dalam saku bajunya seraya membaca pesan masuk.
+628765xxxx
Ini saya Bu Ida tolong kamu temui saya disini ya saya butuh bantuan kamu.
<Share lokasi>Denira menatap teman-teman nya yang sedang asyik menyantap ikan bakar mereka berniat untuk meminta izin pergi.
"Eh, kata Bu Ida gue di suruh nemuin dia. Bentar ya takut gue kena omel"
"Yaudah hati-hati" Denira mengacungkan jempolnya seraya berjalan pergi.
Ia pun berjalan mengikuti petunjuk dari google maps. Semakin Ia berjalan, arah google maps itu semakin mengarahkannya kedalam hutan.
Denira pun berhenti berjalan saat posisinya sudah sampai di titik maps sesuai petunjuk dalam handphonenya. Ia pun celingukan mencari Bu Ida di sekitar namun, herannya Ia tak melihat siapapun di sini.
Ia pun memutuskan untuk menunggu karena takutnya Bu Ida sedang pergi mencari sesuatu dan akan kembali lagi kesini.
Denira terbelalak kaget saat tiba-tiba sebuah tangan entah tangan siapa mendorong tubuhnya cukup kuat hingga Ia terdorong ke jurang yang tepat berada di depannya. Tubuhnya terguling dengan tempo cepat sampai mentok ke bawah jurang.
"Arrgh..." Denira memegangi kepalanya yang terbentur batu dan terasa sangat pusing hingga akhirnya matanya perlahan meredup dan tertutup rapat.
Tiga orang gadis saling memandang dengan senyuman smirk. "Tanks ya lo udah bantuin gue"
"Sama-sama" ketiga gadis itupun berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.
****
"Kok Denira lama banget ya. Apa dia udah balik ke tempat kemah duluan bareng Bu Ida?" Asumsi Yuni.
"Yaudah yuk kita balik ke tenda aja kayanya tuh bocah emang udah duluan deh" ajak Iqbal.
Keempat orang itupun beranjak dari duduk mereka dan masing-masing membawa satu ember berisikan air bersih yang mereka ambil dari sungai. Mereka berjalan satu persatu dengan Wildan berada di posisi paling depan.
Beberapa menit mereka berjalan hingga akhirnya langkah merekapun sampai di tempat perkemahan. Merekapun berbaris untuk menyerahkan ember air yang mereka bawa kepada ustadzah Rahma.
"Baik, semua kelompok telah berkumpul dan barang-barang yang saya perintahkan pun telah terkumpul jadi, semuanya boleh istirahat" instruksi ustadzah Rahma.
"Yun itu Bu Ida, kan? Tapi, Denira nya kemana?" Salwa menunjuk ke arah Bu Ida yang kini sedang mengobrol dengan Akhtar.
"Oh iya ya tapi kok Denira nya gak ada" bingung Yuni.
"Kenapa?" Tanya Wildan yang mendengar bisik-bisik dua perempuan itu.
"Bu Ida udah disini tapi Denira nya gak ada" balas Yuni.
"A__apa?" Kagetnya.
Tanpa berkata apapun lagi, Wildan pun langsung berlari pergi meninggalkan perkemahan dan berlari masuk kedalam hutan.
"Wildan" teriak Iqbal namun tak di gubris oleh laki-laki itu.
"Wildan mau kemana kamu?" Teriak ustadzah Rahma yang sama tak di gubris nya.
"Denira ilang ustadzah. Tadi Bu Ida ngirim chat ke handphonenya katanya Denira suruh nemuin Bu Ida. Kita pikir dia udah balik duluan kesini tapi, ternyata belum" jelas Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Cahaya
EspiritualPerannya bagaikan cahaya. Dia tercipta sebagai manusia biasa yang mempunyai dosa dan rentan dengan kesalahan manusiawi. Dia hanyalah seorang gadis sederhana yang terlahir dari keluarga sederhana juga. Namun, dalam kesederhanaannya dia mampu menghada...