Bab 17

89 7 0
                                        

Sudah tiga hari Denira izin tak masuk sekolah sejak dirinya pulang dari perkemahan tempo hari. Sore hari ini gadis itu memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar komplek rumahnya untuk melatih tulang kakinya.

Karena insiden Ia jatuh ke jurang waketu di perkemahan yang membuat kakinya cidera itu, alhasil membuatnya harus berjalan pincang selama tiga hari terakhir. Hari ini Ia rasa kakinya sudah semakin membaik dan mungkin hanya perlu di latih saja agar Ia tak merasa risih lagi saat berjalan.

Denira mendudukkan dirinya pada sebuah bangku panjang yang terletak di pinggir jalan untuk beristirahat sejenak. Denira meluruskan kakinya dan memijat-mijat lututnya pelan untuk meredakan rasa ngilu yang masih terasa sedikit-sedikit.

"Kak Lala" atensi Denira teralihkan saat seorang anak kecil memanggilnya dan secara tiba-tiba berhambur memeluknya.

"Rasha?" Denira tersenyum lembut melihat anak kecil menggemaskan yang sedang memeluknya ini.

"Kamu sama siapa?" Tanyanya seraya celingukan mencari seseorang di sekitar yang mungkin saja datang bersama Rasha.
Namun, anehnya Denira tidak menemukan sosoknya. Entah kenapa seperti ada perasaan kecewa di dalam sana. Denira pun tak tau kenapa Ia berharap sekali Rasha datang bersama Akhtar.

"Sama Kak Afal"

"Kak Afal?" Bingung Denira apakah Ia yang salah dengan atau anak ini yang typo?

"Itu Kak Afal" tunjuk Rasha. Mata Denira pun mengikuti arah tunjukkan Rasha.

"Rasha, jangan kabur dong hufh... hufh.." Denira mengerutkan keningnya melihat seorang laki-laki yang cukup asing di matanya mendekat sambil memanggil nama Rasha.

"Aku mau sama Kak Lala" Rasha kembali memeluk Denira dan menyembunyikan wajahnya di balik pinggang gadis itu.

"Maaf ya keponakan saya mengganggu" ujar Afkar merasa tak enak hati. Denira tersenyum tipis dan mengangguk.

"Gak papa Mas. Saya udah kenal kok sama Rasha"

Rasha menampakkan setengah wajahnya menatap Afkar.

"Kak Lala ini pacalnya Kak Atal tau" mata Denira melebar mendengar celetukan asal anak kecil itu.

"Pacarnya Akhtar?" Kaget Afkar menatap Denira seolah meminta penjelasan.

"E__enggak Mas bukan. Saya ini muridnya Ustadz Akhtar, waktu itu memang saya bertemu Rasha saat Rasha sedang bersama Ustadz Akhtar, maklumlah anak kecil suka asal ceplos" jelas Denira.

"Oh gitu. Saya pikir beneran"

"Oh iya, kenalin saya Afkar. Saya Kakak nya Akhtar"

"Denira" balasnya sambil tersenyum tipis. Afkar mengerutkan keningnya seperti merasa tidak asing dengan nama itu tapi, Ia lupa dimana dan kapan Ia pernah mendengar nama itu. Detik berikutnya lamunannya pun membuyar saat mengingat keponakan bandelnya itu.

"Rasha, ayo pulang yuk nanti Bunda nyariin loh" bujuk Afkar.

"Gak mau! Aku mau main sama Kak Lala" rengek anak kecil itu. Afkar menghela nafas panjang. Sulit juga ternyata membujuk seorang anak kecil.

"Rasha... Kak Rara bukannya gak mau main sama Rasha tapi, Rasha harus nurut sama Kak Afkar yah. Kalo Rasha mau nurut sama Kak Afkar, nanti Kak Rara bakalan main sama Rasha sepuasnya tapi, gak sekarang. Rasha harus nurut dulu sama Kak Afkar. Sekarang Rasha pulang sama Kak Afkar yah" bujuk Denira dengan lembut.

"Hmm... Yaudah deh tapi, Kak Lala janji ya bakalan main sama aku?" Denira mengelus puncak kepala Rasha.

"Insyaallah" balasnya lembut. Rasha pun berlari ke arah Afkar dan akhirnya mau menuruti ajakan pulang laki-laki itu.

Takdir Sang CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang