Dengan terburu-buru Denira melepas helm nya dan turun dari motor. Ia panik saat melihat rentenir muda dan beberapa anak buahnya ada di depan rumahnya sedang mengacak-acak kursi teras.
"Hentikan!" Teriak Denira.
"Eh, ada calon istri" laki-laki berjaket kulit hitam yang merupakan bos rentenir itupun menghampiri Denira dan hampir mencolek dagunya namun, Denira langsung menghindar.
"Mamah Papah kamu kemana sayang? Mereka gak mau bayar hutang ya? Tapi, gak papa kok itu artinya mereka merestui kita untuk menikah" laki-laki itu tersenyum dan melipat tangannya angkuh.
"Lo denger ya, sampai kapan pun gue gak akan pernah mau nikah sama lo"
Laki-laki itu menatap Denira tajam. "Bayar utang kalo gitu!" Sentak laki-laki itu membuat Denira terkejut.
"Gue akan bayar tapi, tolong kasih waktu" tegas Denira.
"Aku kasih waktu sampai kamu lulus sekolah. Jika belum bisa bayar juga siap gak siap kamu harus mau menjadi istri ku" Denira menunduk dengan raut wajah takut.
"Cabut!" Perintah laki-laki itu dan anak buahnya yang lain pun mengikuti.
Denira menghela nafas gusar dengan wajah risaunya. Ia bingung harus bagaimana sedangkan Ia tak memiliki apa-apa untuk di bayarkan kepada rentenir itu, sedangkan Ia sendiri saja masih sekolah.
"Ya Allah berikanlah hamba dan kedua orang tua hamba jalan keluar" monolognya sambil mengangkat tangannya.
"Gue bilang juga apa, mending lo mau deh kerja bareng gue" Denira terkejut saat mendengar suara Kakaknya.
"Kak Dean ngapain disini?" Denira memundurkan langkahnya ketakutan.
"Mau ngajakin lo cari uang dong" Dean hampir ingin menyentuh Denira namun, gadis itu langsung menepisnya kasar.
"Demi Allah, lebih baik aku menikah dengan Arga daripada aku mencari uang dengan cara yang tidak halal" tegas Denira.
"Serius kamu mau nikah sama Arga? Wah salut sekali dengan pengorbanan adik bungsu ku ini. Hemh, antara berbakti dan bego itu beda tipis ya" Dean tersenyum miring mengejek sang adik.
"Yah... Kalo lo gak mau si gak papa. Nikah aja sana sama Arga, inget ya Arga itu gak lebih baik dari Kakak yang lo benci ini. Dia seorang bandar judi, alkoholik, dan selalu memanfaatkan tampangnya untuk menjaring perempuan masuk ke dalam kamar" setelah mengatakan itu, Dean pun mengerling pergi meninggalkan Denira yang nampak ketakutan dan tegang.
Mulut Denira bergetar hebat. Di usianya yang masih muda, kenapa Ia harus di hadapkan pada masalah yang rumit seperti ini? Apakah tidak bisa Ia menikmati ketenangan batin sedikit saja?
"Entah apa yang sedang engkau rencanakan kedepannya ya Allah"
Sore hari Denira sudah berada di masjid untuk mengikuti rutinitas mengajinya bersama teman-temannya yang lain, yang salah satu nya adalah Salwa. Kini keduanya sudah stay duduk di dalam masjid sambil mendengarkan sedikit materi yang di sampaikan oleh ustadzah Wardah seusai mereka tadarusan bersama.
"Nah, kalian tau bahwa ilmu tauhid itu sangat penting sekali untuk kita pelajari karena ilmu ini merupakan landasan utama untuk kita mengenal Allah subhanahuwata'ala. Dan seorang ahli tauhid merupakan salah satu orang yang tergolong akan mendapat syafaat di hari kiamat kelak. Kalimat laailaahaillah memang terdengar sangat simpel dan sepele akan tetapi manfaatnya banyak apabila kita mengucapkan nya dengan keikhlasan hati dan iman.
Di antaranya, merupakan harga syurga, dapat terjaga dari gangguan setan, menjadi kunci delapan pintu syurga, merupakan dzikir yang paling utama, dapat menghapus dosa dan kesalahan, dapat mengokohkan iman di dalam hati dan masih banyak lagi keutamaan kalimat laillahaillah" semua murid mengangguk-angguk sambil mendengarkan perjalanan ustadzah Wardah dengan serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Cahaya
SpiritualPerannya bagaikan cahaya. Dia tercipta sebagai manusia biasa yang mempunyai dosa dan rentan dengan kesalahan manusiawi. Dia hanyalah seorang gadis sederhana yang terlahir dari keluarga sederhana juga. Namun, dalam kesederhanaannya dia mampu menghada...