# 3

256 50 11
                                    

Keputusan Yuki untuk bekerja di perusahaan Al sepertinya memang sudah bulat meskipun sebagai cleaning service atau OB sekalipun yang terkesan disengaja Al untuk merendahkan nya. Yuki terima itu semua, niatnya agar supaya tetap bisa bertemu Al dan menunggu waktu yang tepat untuk bicara dan menjelaskan masalah sebenernya di tujuh tahun silam. Lagipula sudah dua minggu Yuki pindah ke Jakarta, dia sudah luntang lantung mencari pekerjaan dan belum juga ada hasilnya. Padahal sewa kamar kos yang dia tempati harus segera membayar pelunasannya, jadi mau tidak mau setali tiga uang Yuki terima tawaran Al.

Sudah hampir seminggu Yuki bekerja di perusahaan Al, dan dalam kurun waktu itu Yuki masih belum ada kesempatan untuk bertemu apalagi berbicara pada Al. Informasi yang di dengar Yuki bahwa direktur perusahaan itu memang sedang sibuk dengan tender baru yang akan ditangani. Yuki masih harus bersabar lagi untuk menemui pria itu.

Dan sekarang ini adalah weekend dihari sabtu. Perusahaan AGz corp menganut lima hari kerja, kecuali para cleaning service dan OB yang bekerja enam hari, khusus dihari sabtu diterapkan setengah hari kerja. Kecuali karyawan yang bekerja lebur maka akan tetap masuk kerja dihari sabtu.

Setengah hari kerja Yuki sudah ia lalui hari ini. Karena memang tak ada rencana kegiatan apapun maka Yuki memutuskan untuk istirahat saja dikamar kosnya. Rasa lelah bekerja membuat tubuh rampingnya ingin direbahkan ditempat tidur singlenya guna menidurkan badannya. Tak butuh lama,setelah merebahkan badannya Yuki pun mulai terlelap.

.
.
.
.

"Kemarilah Yuki" seru seorang pria yang terpaut usia sepuluh tahun dari Yuki, pria yang seminggu lalu telah menikahinya.
Dengan ragu-ragu Yuki menghampiri suaminya tersebut, ada rasa takut dan was-was yang bergelayut dihatinya.
"Sudah seminggu pernikahan kita, tapi kau masih saja menunda-nunda malam pertama kita. Aku menuntut hakku padamu untuk melayaniku Yuki, istriku sayang" rayu pria itu terdengar menjijikan ditelinga Yuki.
Pasalnya setelah sehari pernikahannya, fakta baru bahwa Yuki dinikahi bukan sebagai istri pertamanya. Pria itu, Joe Taslim pengusaha tambang batu bara yang kaya raya dari Kalimantan ternyata telah memiliki seorang istri. Yuki benar-benar kecewa, terutama pada ayahnya yang tega tetap menikahkannya pada pria beristri demi harta.
"Maafkan aku, tapi aku belum siap" jawab Yuki sedikit dengan rasa takut.
"Apa maksutmu? Aku menikahimu bukan hanya untuk melihatmu saja, tapi aku juga ingin merasakan tubuhmu melayaniku" geram Joe mulai bangkit dari tempat tidurnya mendekati Yuki yang sedari tadi masih ragu-ragu untuk mendekat padanya.
Joe menunjukkan emosinya dengan mendekati Yuki, mencekeram kedua pundaknya lalu mendorongnya ketempat tidur.
Yuki tersentak, ia terkejut dengan perlakuan kasar suaminya.
"Kumohon jangan memaksaku, kita bisa pelan-pelan saling mengenal. Sungguh aku tak bisa melakukan nya tanpa perasaan cinta" rengek Yuki dengan tubuh yang mulai gemetar.
Joe tak menghiraukan ucapan Yuki, dengan sigap dia langsung menindih tubuh yuki, mengunci kedua tangan yuki diatas kepalanya.
"Lepaskan aku,jangan memaksaku" Yuki mulai panik berteriak dan memberontak atas perlakuan Joe.
"Kau akan menjadi wanita yang berdosa jika terus menolak ku,tugasmu sebagai istri adalah melayaniku dan aku menginginkan mu saat ini"
Joe mulai membabi buta penuh nafsu mencumbui Yuki, mencium bibir ranum yang terus berusaha mengelak. Tak kehabisan akal,satu tangan Joe digunakan untuk mengunci tangan yuki dan satu tangannya digunakan untuk mencengkram rahang Yuki,kini dengan leluasa Joe mencium dan melumat bibir Yuki. Joe terus menyesapi bibir manis Yuki,bahkan dia mulai menggigit agar Yuki mau membuka mulutnya untuk memasukkan lidahnya mengobrak-abrik di dalam rongga mulut Yuki.
Tak ada ampun Joe melepas lumatan dibibir Yuki yang membengkak  dan berpindah turun ke leher mulus Yuki,mencumbui penuh nafsu. Meskipun Yuki terus memberontak tapi sepertinya tak berpengaruh apapun pada suaminya itu, tubuh kekar Joe begitu mudah menangani tubuh mungil Yuki.
Tangan kekar pria itu mulai melucuti satu-persatu pakaian yang melekat pada Yuki.
Yuki sangat takut dan panik, suaminya berlaku sangat kasar dan memaksa padanya. Ini bukan sebuah pelayanan seorang istri pada suami, tapi ini adalah pemerkosaan.
"Lepaskan aku, kumohon" dengan sisa tenaga Yuki masih mengharap suaminya itu mau melepasnya, memberi waktu pada Yuki untuk tak menyetubuhi nya saat ini.
Tapi diluar dugaan,Joe malah semakin emosi.
Dengan kasar ia telah menelanjangi Yuki dan dirinya sendiri, tanpa aba-aba Joe merentangkan paha Yuki dan melesakkan kejantanannya yang telah berdiri tegak sedari tadi kedalam kewanitaan Yuki dengan hentakan yang sangat kasar.
"Kau sudah tidak perawan!!" geram Joe,dia mencengkeram wajah Yuki dan memicingkan mata menatap Yuki penuh amarah.
"Agghhhh,sakittt....kumohon jangan kasar padaku" teriak Yuki menahan sakit karena Joe berlaku sangat kasar dalam menyetubuhinya.
"Diam kau pelacur" tak menghiraukan ucapan Yuki, Joe menampar keras pipi mulus yuki dan juga malah semakin brutal menghentakkan kejantanannya.
"Agghhh.....berhenti,sakiiittt.....kau bisa mencelakai bayiku......" teriak Yuki penuh permohonan saat kewarasannya mulai hilang karena menahan deraan dari suaminya di kewanitaannya.
Joe terperangah,dia menghentikan pergerakannya tiba-tiba.
Dia hentikan persetubuhan nya dengan Yuki yang masih belem tuntas.
Emosi telah menguasai pria itu, seketika dia berdiri dan mendorong kasar tubuh Yuki hingga terguling kelantai kamar.
"Apa katamu,pelacur sialan" Joe yang emosi seketika memandang tubuh telanjang Yuki dilantai dengan kasar.
Dengan terburu Joe mengenakan celana dan segera keluar dari kamar tersebut. Yuki memeluk erat perut ratanya, merintih menahan sakit atas perlakuan suaminya baru saja. Belum sampai Yuki bangkit dari lantai, Joe telah masuk kembali kedalam kamar membawa sebilah batang besi panjang di tangannya.
Yuki panik ketika Joe mulai mendekatinya.
"Wanita sialan,pelacur sepertimu harus mendapat hukuman" teriak Joe sambil mengayunkan batang besi ke tubuh Yuki.
"Aghh....ampuuun, sakit" teriak Yuki menerima pukulan besi yang bertubi-tubi pada tubuhnya.
Yuki hanya mampu meringkuk,menahan sakit dan berusaha melindungi bayi dalam perutnya.
Masih dengan emosi yang semakin menggebu Joe menjambak rambut Yuki dan menyeret tubuh telanjangnya kedalam kamar mandi yang ada dikamar tersebut.
"Bayi dalam perutmu harus mati" teriak Joe sambil menghempas kasar tubuh Yuki dengan kasar dilantai kamar mandi yang dingin.
"Jangan, kumohon jangan" Joe tetap tak peduli, menulikan pendengarannya dan makin kalap memukul dan menyiksa tubuh yuki.
"Jangan,ampuuunn" rintih Yuki pilu.
"Mampus,bayi itu harus mati" Joe menedang dengan keras perut Yuki.
"Aghh....tidaakk"....

"Jangaaannn....."


*Yuk dilanjut,tetep support like dan komennya ya
Makasih semua :)

KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang