# 6

255 48 22
                                    




"Kenapa kau tak pergi?" dengan nada dingin Al bertanya pada Ariel, perempuan yang sedari tadi masih setia duduk santai di sofa kantornya sambil mengutak-atik hp nya.
"Kenapa memangnya? Sudah kubilang aku kangen kamu Al jadi aku masih ingin bersamamu saat ini. Lagi pula aku kan gak ganggu kamu lagi" dengan cueknya Ariel menanggapi pertanyaan Al membuat pria tampan yang sibuk di depan laptopnya hanya mendecih kesal.
Begitulah sikap Ariel, selalu seenak jidatnya jika bersama Al. Bisa dibilang dia satu-satunya teman wanita Al yang tebal muka, karena masih kuat bertahan dengan sikap acuh dan dingin Al. Karena selama ini wanita-wanita lain yang mencoba mendekati Al, sudah dipastikan menyerah dan tak sanggup lagi menghadapi sikap Al tersebut.

Tok tok tok

Sekretaris Al masuk ruangan kerjanya setelah mendapat ijin dari Al.
"Maaf pak, baru saja wakil utusan dari perusahaan Indo Jaya grup memberikan informasi jika beliau saat ini tidak bisa datang karena harus segera ke rumah sakit. Apakah anda ingin re schedule ulang?" jelas sekretaris Al tentang permasalahan gagal meeting saat ini.
"Buat janji besok pagi kalau begitu, pastikan dia bersedia datang" Al menghela nafas pelan menetralisir lelahnya.

"Wow, you know Al. Ini sepertinya sudah takdir kita untuk bisa menghabiskan waktu bersama" seru Ariel ceria mendengar janji meeting Al yang dibatalkan.
"Aku tetap tidak bisa makan malam bersamamu malam ini, Ariel" dengus Al.
"Tak masalah, my mom baru saja mengabari ku kalau dia juga kangen kamu. Jadi kita sekedar ngopi-ngopi saja di cafe bertemu my mom, sekalian saat ini ada my uncle yang baru datang dari luar kota. Kita bisa sekalian berjumpa, akan ku kenalkan kau dengannya. Siapa tau kalian bisa berbisnis bersama" Ariel tampak antusias mengajak Al saat ini untuk melepas kangen setelah hampir sebulan tak berjumpa.
Akhirnya Al memutuskan untuk menerima ajakan Ariel, setelah dipikir tak ada salahnya sekedar ngopi saja melepas penat sembari dikenalkan orang baru yang siapa tau bisa menjalin korelasi bisnis kedepannya. Toh selama ini hubungan baik Al dan keluarga Ariel terutama orang tuanya juga baik-baik saja.
Keputusan Al untuk menuruti Ariel ngopi bersamanya adalah selain malas terus mendebat teman wanitanya yang berisik itu, juga karena akhir-akhir ini Al memang malas makan malam diluar. Dia lebih suka makan malam dirumah meskipun sendirian dimeja makan. Al sendiri tak tau apakah dia memang benar malas makan malam diluar atau dia yang sudah mulai terbiasa dan menikmati makan malam yang selalu Yuki siapkan untuknya. Entahlah, Al tak mau peduli dan ambil pusing mengenai hal itu.
.
.
.
.

Yuki mengerjapkan matanya, menyadari kondisinya saat ini berada di ruangan asing baginya, dia segera bangkit meski kepalanya masih berdenyut nyeri.
"Kau sudah bangun, istirahatlah sebentar lagi sampai kau merasa lebih baik" suara lembut seorang pria menarik perhatian Yuki, membuat Yuki seketika menoleh kearah asal suar yang tepat berasa disebelahnya.
Kedua pasang mata itu bertemu pandang, seulas senyum pria itu sematkan dan kembali berucap "ini dirumah sakit kalau kau masih bingung. Tadi aku yang langsung membawamu saat melihatmu pingsan di basemen kantor AGz Corp"
Ah benar juga, Yuki mengingat kembali terakhir kali yang ia lakukan adalah saat akan membuang sampah. Tiba-tiba saat itu kepalanya berdenyut nyeri dan pandangannya mengabur. Setelah itu yuki tak ingat apa-apa lagi.
"Terimakasih banyak atas bantuan tuan" ucap Yuki lirih.
"Daniel, namaku Omar Daniel. Kau bisa memanggilku Daniel saja. Dan kalau boleh aku akan memanggilmu Yuki" pria itu Daniel, tersenyum simpul melihat Yuki mengernyit heran padanya.
"Aku tau namamu dari nametag yang kau pakai, dan dari seragam yang kau pakai nampak kalau kau adalah salah satu karyawan di perusahaan AGz Corp" Daniel sedikit terkekeh melihat Yuki yang nampak menggemaskan dengan reaksi polosnya.
"Ah, benar juga" Yuki sedikit nyengir menyadari kebodohannya.
"Jadi, kau istirahatlah sebentar sampai kau merasa lebih baik. Nanti akan ku antar kau pulang" lanjut Daniel berucap dengan wajah yang selalu memberikan senyum pada Yuki.
"Tidak usah, saya sudah merepotkan anda. Lagipula sekarang saya sudah tidak apa-apa. Saya bisa kembali ke kantor sendiri" tolak Yuki merasa tak enak hati dengan perhatian pria yang baru saja dikenalnya.
"Jangan terlalu formal begitu. Kalau memang kau sudah lebih baik, aku akan antar kau ke kantormu. Ini obat dan vitamin yang harus kau minum" Daniel masih dengan pendiriannya ingin mengantar Yuki.
"Tunggu sebentar, akan ku urus administrasinya lalu ku antarkan kau kembali ke kantor mu" lanjut Danie kemudian beranjak keluar meninggalkan Yuki yang pasrah menerima kebaikan Daniel.
Aku akan mengganti biayanya dan membalas semua kebaikan Daniel nanti, batin Yuki mulai bangkit dari tempat tidur pasien yang dia tempati tadi.
.
.
.
.

Disebuah kafe elite dipusat kota Jakarta saat ini Al sedang bersua bersama keluarga Ariel.
Dia diperkenalkan dengan pamannya yang merupakan adik termuda dari ibu Ariel itu, pria berusia kisaran empat puluh tahunan namun masih terlihat tampan dan berkharisma khas wajah pria yang merupakan pengusaha sukses.
"Jadi Al, my uncle ini baru aja memulai bisnis di bidang properti. Siapa tau kalian bisa bekerja sama" Ariel mulai berceloteh setelah memperkenalkan Al dengan adik dari mamanya itu.
"Senang berkenalan dengan anda" Al menjabat sopan pria dewasa yang diperkenalkan Ariel padanya.
"Tentu saja,aku juga senang mengenalmu Al. Siapa tau kau ingin berbisnis di bidang pertambangan, jangan sungkan minta bantuanku" balas pria dewasa itu.
"Benar Al, uncle Joe adalah pengusaha tambang batu bara terbesar di Kalimantan" seru Ariel antusias.
"Jangan melebih-lebihkan Ariel" mama Ariel ikut menimpali.
"Aaah, mommy benar. Uncle tak sehebat itu, dia itu adalah pria gila yang masih terobsesi sama mantan istrinya. Memang sehebat apasih wanita itu" Ariel terkekeh dengan ucapannya sedangkan sang paman, Joe Taslim memicingkan mata tajam pada Ariel membuat mama Ariel menepuk pelan paha anak perempuannya untuk menghentikan kelakuannya. Nampak jelas jika adiknya itu geram dan nampak tak suka dengan ucapan Ariel.
Sedangkan Al yang mendengar hanya acuh dan tak terlalu peduli, dia hanya berharap pertemuan ini segera berakhir dan dia segera pulang karena matahari nampak mulai tenggelam menyambut malam.






* Gimana para Alkivers kesayangan, apa sudah mulai bosan dengan cerita ecek-ecek ku ini.
Atau masih setia kasih support nya hehehe
Mohon maaf jika kurang berkenan, and makasih banyak yang masih tetap setia 🤗










KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang