*Mohon maaf buar reader tersayang ku
Yang pertama kalau ceritanya kurang panjang ya hehehe.
Emang saya sepertinya spesialis pendek2 chapter nya kalau bikin cerita :D
Ga tau, kek ga bisa aja kalau bikin yang panjang2 🙏
Yang kedua semisal kalau alur cerita tidak sesuai ekspektasi para reader :) mohon dimaklumi, imajinasi saya emang gini hehehe🙏
Tanpa babibu lagi mari dilanjut ceritanya.Sekitar jam tujuh malam Al sampai di Jakarta. Dia segera menuju rumah mewahnya dan ingin menemui Yuki saat ini juga.
Ketika Al menginjakkan kaki nya ke dalam rumah, keadaan terasa lengang dan sepi .
"Yuki....." Al berseru memanggil Yuki namun tak ada jawaban.
Segera dengan langkah kaki lebarnya Al menuju kamar Yuki, diketuk beberapa kali pintu kamar tersebut hasilnya tetap nihil. Yuki tak ada di dalam kamarnya.
Akhirnya Al memilih menuju kamarnya dilantai dua untuk meletakkan beberapa bawaannya dan ingin membersih diri nya terlebih dahulu.Tak butuh waktu lama, kemudian Al kembali turun ke lantai satu. Saat langkah kakinya telah sampai diujung tangga paling bawah matanya bertabrakan pandang dengan mata Yuki yang baru saja masuk ke ruang keluarga. Sepertinya wanita itu baru saja dari luar rumah.
Dan saat itu juga Al ingin sekali berlari memeluk tubuh ramping wanita itu, merengkuh dengan rasa rindu dan kasih sayang. Namun entah mengapa tubuhnya terpaku, tak dapat bergerak dan hanya diam mematung memandang Yuki membuat wanita itu pun mengernyit heran, kenapa tiba-tiba Al sudah ada di Jakarta setelah keberangkatannya pagi tadi ke Surabaya. Pikir Yuki."Dari mana?" Setelah hanya mampu terdiam dan saling pandang beberapa detik, cuma kalimat itu yang keluar dari bibir Al. Pria itu merutuki kebodohannya. Sedangkan Yuki sedikit heran karena tak seperti biasanya pria itu bicara dengan nada lembut padanya.
"Keluar, cari makan" jawab singkat Yuki.
Saat Yuki mulai berjalan menuju kamarnya Al mengikutinya, membuat Yuki mulai tak nyaman kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap pria itu.
"Kenapa ngikitin aku?"
Al menjadi gugup, tak tau harus menjawab apa."Bisa kemasi barang-barang mu sekarang" ujar Al
"Baiklah" inikah akhirnya, batin Yuki. Ternyata sebelum dia pergi, Al lebih dulu mengusirnya.
Tak butuh waktu lama,Yuki telah selesai mengemasi barang-barang nya yang tak seberapa. Langkah pelannya keluar kamar dan akan pergi dari rumah mewah Al itu."Mau kemana?" Al mencekal lengan yuki ketika wanita itu akan berlalu dari hadapannya.
"Pergi, seperti keinginanmu" jawab Yuki tak acuh.
"Siapa yang memintamu pergi? Aku menyuruhmu mengemasi barangmu karena aku ingin kau pindah ke kamar tamu di lantai atas"
Yuki keheranan dengan sikap Al malam ini, kerasukan apa dia. Batin Yuki.
"Besok ada asisten rumah tangga baru yang akan menempati kamar yang kau pakai itu" hanya itu penjelasan yang terlintas di kepala Al. Dia sungguh tak tega dan menyesal meminta Yuki tidur dikamar pembantu selama itu. Hati Al begitu ngilu membayangkan kesalahannya yang begitu besar.Al menarik tangan Yuki naik kelantai atas menuju kamar yang dia maksudkan untuk Yuki.
"Ga perlu narik tangan ku juga kan" Yuki merasa jengah, membuat Al seketika melepas tanga Yuki.
"Maaf"What????Al meminta maaf? Batin Yuki makin keheranan namun ia tetap menuruti pria itu menuju lantai dua.
.
.
.
.Pagi itu Yuki tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja, sikap Al semalam menyisakan tanda tanya besar dibenak nya. Pria itu tiba-tiba perhatian dan bicara lembut, kemana sikap kasar dan arogannya pergi, batin Yuki. Entahlah, masa bodoh bagi Yuki yang terpenting dia akan segera pergi dari rumah itu setelah menemukan tempat tinggal baru. Beruntungnya Yuki, karena Feby akan membantu mencari bersama dengannya.
Di ruang kerja Al, pria itu sudah direcoki dengan kedatangan Ariel yang tak kenal waktu.
"Ada apa Al, semalem Daniel memberitahu ku kalau kau tiba-tiba meninggalkan meeting dan buru-buru kembali ke Jakarta"
"Bukan urusanmu" merasa kesal pekerjaannya terganggu Al menjawab ucapan Ariel dengan acuh tak acuh.
"Ayolah Al, kita berteman baik cukup lama. Kau bisa berbagi cerita denganku" sungut Ariel, pasalnya dia tau dari Daniel jika Al memutuskan segera kembali ke Jakarta setelah Al bertemu wanita misterius yang tiba-tiba menangis dihadapannya. Ariel jadi sangat penasaran mendengar cerita dari Daniel sehingga pagi-pagi sekali ia bergegas menemui Al di kantor nya.
"Dengar Ariel, tidak semua urusanku kau harus tau" Al mulai kesal.
Karena dari semalam pria itu terus merutuki kebodohannya, mulutnya yang kelu tak mampu mengucapkan kata permohonan maaf pada Yuki, sikap kakunya membuat ia canggung menghadapi wanita yang amat ia cintai terluka karena dirinya. Berkali-kali Al meneriaki dirinya dalam hati dengan kata bodoh yang tak henti-hentinya.
.
.
.
.Ketika Ariel dan Al berjalan keluar bersama dari ruangan Al guna makan siang tanpa sengaja Al melihat Yuki yang sedang menyelesaikan pekerjaannya mengepel lantai di dekat bangku sekretarisnya. Seketika langkah kaki Al terhenti, mata kelamnya menatap tajam ke arah Yuki membuat Ariel seketika mengikuti arah pandang Al yang ada disampingnya. Hati Al makin berkecamuk terasa sesak di dada melihat Yuki melakukan pekerjaan itu. Yuki nya yang dulu ia kenal adalah putri pengusaha yang cukup kaya selalu ceria dan tak pernah melakukan pekerjaan kasar seperti itu namun sekarang harus melakoni pekerjaan seperti itu dan parahnya lagi semua itu karena Al. Betapa ngilu hati Al, penyesalan terdalam menggerogoti dirinya.
Ariel melangkah menuju ke arah sekretaris Al.
"Katakan pada pegawai cleaning service itu" Ariel menunjuk Yuki dengan dagunya yang sedang berlalu membereskan alat-alat kebersihan.
"Supaya bekerja lebih teliti dan bersih. Lihat pak Al, dia terlihat tak suka melihatnya" lanjut Ariel.
"Baik bu Ariel, nanti akan saya tegur" dengan hormat sekertaris Al menanggapi.Saat Al dan Ariel tadi berjalan bersama,sesungguhnya Yuki melihat dari sudut matanya. Yuki juga bukan tuli yang tak mendengar gosip yang berseliweran di perusahaan AGz Corp mengenai kedekatan direktur mereka dengan model cantik dan seksi bernama Ariel Tatum. Hal itu lah yang menjadi salah satu alasan Yuki untuk menyerah, menyerah pada harapannya terhadap Al. Begitu naif nya Yuki selama tujuh tahun untuk mengharapkan Al. Pria itu sudah sukses sekarang,dia tampan dan kaya raya sudah pasti mudah baginya mendapatkan wanita yang di inginkan, bukan seperti dirinya saat ini yang jauh dari kata menarik. Yuki tersenyum getir meratapi kebodohannya. Yuki berjalan gontai menuju ruang karyawan cleaning service dan tak terasa tetes bening kembali mengalir di pipinya.
* Ini kenapa dua-duanya pada merasa bodoh sih,yang bodoh kan authornya hehehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
KETABAHAN CINTA ( ALKI )
FanfictionCerita tentang shiper AlKi,silahkan baca dan nikmati kemudian nilai sendiri ceritanya :) Semoga suka