) Tujuh tahun kemudian.
Seorang pria berusia 30 tahun, diusia mudanya yang sudah menjadi seorang direktur utama di perusahaannya sendiri, perusahaan konstruksi yang dia bangun dari nol dengan darah dan keringatnya sehingga menjadi perusahaan yang mampu diperhitungkan ke eksistensinya di dunia bisnis Indonesia. Dialah Al-Ghazal, yang telah mendirikan AGz Corp menjadi perusahaan besar seperti sekarang ini.
Al meletakkan berkas laporan yang baru saja ia tanda tangani di meja kebesarannya, disandarkan badan lelahnya pada sandaran kursi dengan kepala menerawang keatas. Pikirannya pun ikut menerawang pada kenangan tujuh tahun silam. Bagaiman jatuh bangun hidupnya, tanpa keluarga dan ditinggalkan begitu saja oleh kekasih hati yang amat dicintainya dengan alasan yang tak jelas. Dan kenyataan pahit setelahnya, mengetahui jika kekasihnya memutuskan hubungan karena memilih menikah dengan pria kaya raya, yang amat jauh status sosialnya dengan Al pada saat itu. Al yang hanya seorang anak yatim dimana ia harus bekerja serabutan untuk biaya hidup dan kuliahnya.
Al tersenyum getir, namun sekarang ia boleh berbangga diri. Setelah tujuh tahun berjuang dengan susah payah, dia mampu menjadi pria sukses dan mapan. Bahkan mampu mendirikan perusahaan yang tidak bisa dipandang rendah oleh saingan bisnisnya.
.
.
.
.Al memasuki lobi kantor perusahaannya setelah kembali dari makan siangnya ketika tanpa sengaja dia melihat seseorang yang sepertinya dia kenali. Namun sedikit tak yakin karena penampilan orang tersebut yang jauh berbeda dari yang pernah ia ketahui, maka dengan acuhnya Al berlalu menuju lift untuk segera kembali keruang kerjanya dilantai atas.
" Saya mohon, liat dulu surat lamaran saya. Karena saya melihat ada pengumuman lowongan pekerjaan yang ditempel didepan" ucap orang yang sempal Al lihat tadi.
" Maaf, tapi semua lowongan sudah terpenuhi semua" jawab sang resepsionis ramah.
" Kalau begitu saya titipkan surat lamaran saya disini, nanti kalau ada butuh tambahan karyawan anda bisa menghubungi saya" dengan raut memohon orang yang membawa map lamaran pekerjaan tersebut menyerahkan mapnya pada sang resepsionis.
" Baiklah,akan saya simpan disini surat anda. Nanti jika ada lowongan lagi maka saya akan menghubungi anda" jawab sang resepsionis dan mengambil map yang diserahkan padanya.
"Terimakasih banyak,kalau begitu saya permisi" dengan senyum ramah,maka orang tersebut segera undur diri.Dari kejauhan, Al masih sempat mengamati interaksi yang terjadi di depan resepsionis kantornya sebelum pintu lift yang akan dia naiki benar-benar tertutup.
Setelah sampai di ruangannya, pikiran Al masih bergelayut pada kejadian tadi. Apakah orang tadi adalah benar-benar orang yang dahulu pernah ia kenal.
"Panggil resepsionis yang berjaga didepan saat ini ke ruanganku sekarang" perintah Al pada sekretarisnya melalui panggilan telepon.
Maka tak sampai lima menit, sang resepsionis sudah menghadap pada Al saat ini.
" Selamat siang Pak, ada yang bisa saya lakukan untuk anda?" Tanya resepsionis dengan menunduk sopan.
" Apa yang dilakukan wanita tadi di bawah?" Tanya Al tanpa mengalihkan pandanganya dari berkas-berkas dihadapannya.
"Hah? Maksud pak Al, wanita yang mana ya?" Kembali sang resepsionis itu bertanya dengan pongah.
Al kemudian menyingkirkan berkas-berkasnya kesamping dan berfokus pada orang dihadapannya.
" Wanita yang kulihat baru saja saat aku kembali dari makan siangku" jelas Al lugas.
" Oh, wanita itu. Dia wanita yang mau melamar pekerjaan pak. Tapi karena lowongan pekerjaan sudah terpenuhi maka kita menolaknya" jawab sang resepsionis.
" Tapi sepertinya dia meninggalkan berkasnya" lanjut Al.
" Benar pak, sepertinya dia sangat putus asa mencari pekerjaan sehingga ia menitipkan surat lamarannya disini, jika sewaktu-waktu perusahaan ini membutuhkan tenaga kerja baru dia berharap untuk bisa dipanggil" jelas sang resepsionis lebih panjang lebar.
Dengan menghela nafasnya sebesar, Al kembali berucap.
" Bisa kau bawa kemari berkas lamaran pekerjaan wanita itu sekarang"
"Baik pak, akan saya bawakan sekarang" balas sang resepsionis kemudian undur diri untuk mengambil berkas yang diinginkan direkturnya tersebut..
.
.
.Al membolak-balik berkas ditangannya, bibirnya tersenyum miring melihat isi berkas tersebut.
Yuki Kato, wanita tujuh tahun lalunya hadir lagi dengan sebuah berkas lamaran pekerjaan. Sungguh tak masuk akal dibenak Al, apakah hidup wanita itu sudah terpuruk. Al bahkan terkekeh geli mengetahui status yang Yuki sandang saat ini. JANDA, Yuki sudah menjanda sekarang.
Apakah suaminya akhirnya menyadari jika wanita yang ia nikahi adalah seorang materialis dan hanya gila harta, hingga keputusan akhirnya adalah menceraikan Yuki.
Sekarang kau tak lebih dari wanita yang dicampakkan Yuki, batin Al menertawai."Ke ruanganku sekarang" perintah Al pada sekretarisnya melalui telepon.
Tok tok tok
" Masuk " sahut Al.
" Ada perlu apa pak Al memanggil saya?" tanya sekretaris Al.
Sambil menyodorkan map berisi berkas lamaran pekerjaan milik Yuki, Al berucap dengan tenang
" Panggil wanita yang mengirim surat lamaran pekerjaan ini, aku akan menyeleksinya langsung besok pagi"
" Baik pak, kalau begitu saya permisi" pamit sekretaris Al keluar dari ruangan bosnya tersebut.Yuki Kato, kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini. Aku tak sabar ingin melihatmu lagi, tunggu pembalasan dari ku....... Batin Al dengan seringai liciknya.
*Cek ombak dulu gimana responnya, bakal di lanjut kalau banyak yang komen hehehe
Makasih buat yang udah support like dan komennya :)

KAMU SEDANG MEMBACA
KETABAHAN CINTA ( ALKI )
FanfictionCerita tentang shiper AlKi,silahkan baca dan nikmati kemudian nilai sendiri ceritanya :) Semoga suka