# 10

322 61 34
                                    

*Yuuukkk dilanjut :)


"Ya Tuhan, jadi benar anda kak Al?" Tiba-tiba wanita itu berderai air mata membuat Al semakin bingung dengan situasi yang ada.
"Maaf nona, apa yang bisa saya bantu?" Tanya Al merasa khawatir karena melihat wanita itu tiba-tiba menangis dihadapannya.
"Maafkan saya yang terlalu emosional, saya hanya merasa sangat senang bisa bertemu dengan anda" jawab wanita itu sambil menyeka air mata harunya.
"Apa kita pernah bertema atau apa?kenapa anda begitu emosional melihat saya?" Lanjut Al.
Wanita itu sedikit ragu untuk mulai berbicara, dia sepertinya butuh privasi untuk menyampaikannya, dan Al dapat membaca hal itu.
" Mari kita bicara di sana, Daniel kau bisa kembali ke hotel dulu nanti aku menyusul" titah Al pada Daniel sambil mempersilahkan wanita tadi berjalan menuju sofa dilobi yang berada disudut setelah Daniel berlalu pergi seperti mengerti situasi yang di inginkan Al.

"Kalau boleh tau apakah kita pernah bertemu?" Tanya Al memulai pembicaraan.
"Kak Al, bagaimana kabar kak Yuki?apa dia baik-baik saja?" Wanita itu tiba-tiba bertanya mengenai Yuki membuat Al mengernyit.
"Kita belum pernah bertemu,dan mungkin kak Al tidak mengenalku. Tapi aku tau kak Al karena aku adik kak Yuki. Aku Reina Kato?" Terang wanita itu yang bernama Reina.
"Reina?" Gumam Al mengingat nama itu.
Dulu hubungan Al dan Yuki selama dua tahun pacaran memang dijalani secara sembunyi-sembunyi karena status sosial mereka yang jauh berbeda. Namun Al ingat, sesekali Yuki pernah menyebut nama Reina adiknya.
"Bagaiman kabar kak Yuki,kak? Kuharap kalian sudah hidup bahagia bersama. Aku sangat merindukan kak Yuki, selama tujuh tahun ini aku sama sekali tak tau kabarnya" raut wajah Reina nampak kesedihannya.
Tak jauh berbeda, Al yang mendengarnya pun tak kalah bingung.
"Kak Yuki bersama kak Al kan selama ini? Tujuh tahun lalu aku yang membatu kak Yuki melarikan diri untuk mencari kak Al?" Tanya Reina yang mulai penasaran dengan keadaan kakak nya.
Namun Al tetap masih terdiam dan kebingungan mencerna semua ucapan Reina.
"Kanapa kak Al diam?" Ada sedikit ketakutan dalam diri Reina melihat reaksi Al.
"Selama tujuh tahun ini kak Yuki bersama kak Al kan?kak Yuki berhasil menemui kak Al malam itu kan? Tujuh tahun lalu?" Reina mulai kalut dengan sikap diamnya Al.
"Jawab kak?" Namun Al masih setia dalam diam.
Seketika wajah Reina pucat pasi, air mata mengalir begitu saja. Rasa semakin takut menggelayuti nya.
"Jangan bilang kak Yuki tidak bersamamu kak?Ya Tuhan, apakah monster itu berhasil menemukan kak Yuki" Reina menutup mulutnya dengan tubuh gemetar.
"Reina, sebenarnya apa yang terjadi dengan Yuki tujuh tahun lalu?" Tanya Al dengan hati-hati.
"Jadi benar kak Yuki tidak bersamamu? Ya Tuhan, kak Yuki" Reina makin terisak membayangkan nasip kakaknya.
"Tenangkan dirimu Reina,terangkan dengan jelas semua padaku?" Desak Al dengan perasaan yang mulai tak menentu.
Reina mulai bercerita.
"Tujuh tahun lalu aku sama sekali tak tau tentang kisah kak Yuki dan Al. Ayah tiba-tiba menikahkan kak Yuki dengan rekan bisnisnya. Baru berjalan seminggu pernikahan, tragedi terjadi. Kak Yuki hampir kehilangan nyawanya karena suaminya itu monster, dia melakukan kekerasan seksual menganiaya kak Yuki karena dia tau kak Yuki mengandung anakmu kak"
Al mendengar itu langsung terkejut bagaikan tersambar petir,hatinya begitu nyeri tak terkira. Tubuhnya gemetar menanggung rasa yang tak tergambarkan.
"Untung nyawa kak Yuki selamat,namun tidak dengan bayinya. Dan dengan bukti visum semua itu berhasil membebaskan kak Yuki dari suaminya" lanjut Reina masih dengan air mata berderai.
Al makin meringis menahan sakit dihatinya,dia mengepalkan erat dua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih dengan kuku menancap di kulitnya.
"Tapi semua tak berhenti disitu, monster itu menuntut ayah karena merasa ditipu. Menikahkan putrinya yang hamil padanya. Dia mengancam ayah akan menghancurkan bisnis dan memenjarakan ayah kalau tak mau menyerahkan kak Yuki. Aku yang mambantu kak Yuki melarikan diri malam itu, dia mencari mu kak" Reina makin terisak dengan ceritanya.
Al pun tanpa sadar telah menitikkan air mata. Seandainya saat itu dia tak semarah itu pada Yuki dan tetap bertahan di kota Malang, Yuki pasti bertemu dengannya.
Emosinya saat itu membutakan dirinya, menjadikan obsesi dirinya untuk sukses dan kaya raya sebagai prioritas nya sehingga saat mendengar Yuki meninggal kan nya demi menikahi pria kaya Al memilih pergi ke Jakarta.
"Apakah monster itu berhasil menemukan kak Yuki, tujuh tahun aku tak tau kabarnya sama sekali kak" Reina menatap Al dengan perasaan cemas yang tak terperi.
"Pria itu gila kak, bisnis ayah dihancurkan nya dan ayah baru bebas dari penjara setahun yang lalu"
"Siapa pria itu?" Tanya Al dengan geram menahan amarah.
"Dia pengusaha sukses dari kalimantan kak, namanya Joe Taslim"
Seketika Al mematung, bajingan itu yang dia temui beberapa waktu lalu yang telah menghancurkan cintanya dan wanita yang paling berarti dalam hidupnya.
Berarti dalam hidupnya,benarkah?Al tersenyum miris menyadari semuanya.
Perbuatannya dan kata-kata selama ini yang dia layangkan pada Yuki pasti telah menorehkan luka yang sangat mendalam.
Ya Tuhan,apa yang telah ku lakukan pada Yuki wanita yang sesungguhnya masih tertanam dihatinya yang paling dalam.
"Kak...." Panggilan Reina menyadarkan Al.
"Reina, dengarkan Aku, aku berjanji akan membuatmu berkumpul kembali dengan kakakmu. Pegang janjiku" Reina mengangguk pelan, tak ada harapan baginya untuk dapat bertemu kakaknya kecuali bertumpu pada Al. Apalagi melihat Al sekarang, Reina yakin Al punya kemampuan untuk menemukan kakak nya ketimbang dirinya dan ayahnya di kondisi yang seperti sekarang.
"Aku akan kembali ke Jakarta sekarang, ini kartu namaku. Kau bisa menghubungi kapanpun, dan percayakan lah semuanya padaku" Al menggenggam kedua tangan Reina, meyakinkan wanita itu jika semua akan baik-baik saja.
.
.
.
.

Sore itu juga Al tolak ke Jakarta dengan private jet, semua urusan meeting dan tender dia serahkan pada Daniel. Masa bodoh mau gagal atau berhasil tender itu, Al tak peduli sama sekali.Yang ada dalam pikirannya saat ini hanya Yuki. Yuki nya yang telah dia sakiti dan dia lukai dengan sangat dalam. Dalam perjalanannya Al terus merapalkan doa, semoga Yuki nya mau memaafkan perbuatanya selama ini.
Al sangat ingin merengkuh wanita itu dalam dekapannya,dalam lindungannya. Sekali lagi Al menitikkan air mata, air mata penyesalan dan kerinduan pada Yuki.

* Nah gimana nih, dah lega belum ayang Al tau semuanya.
Tinggal Yukinya nih, dah terlanjur sakit hati dia :(
Maafin ga ya ayang Al nya

KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang