# 9

261 55 16
                                    



Pagi itu Yuki bangun dari tidurnya dengan perasaan yang berkecamuk, rasa kecewa nya kepada Al sudah tak tertangguh kan lagi. Kegiatan yang biasa ia lakoni dirumah mewah Al pun sama sekali tak ia jalani, masa bodoh Al akan marah padanya toh selama ini pria itu memang selalu marah dan mengasarinya. Dan ternyata Al pun tak peduli pada schedule hari ini.Yuki mengurung diri di kamarnya seharian dari pagi hingga malam menjelang, karena memang setelah acara pesta semalam, kantor Al diliburkan.
Tapi ada sesuatu hal penting yang membuat Yuki harus keluar kamarnya.
"Dimana barang itu ya Tuhan, dirumah Feby juga tidak ada. Apa aku menjatuhkannya di suatu tempat" Yuki ngedumel sambil celingak-celinguk seperti mencari sesuatu barang.
Semua itu tak luput dari perhatian Al yang memang sedang santai diruang keluarga. Al tau benar Yuki sedang mencari-cari suatu barang.
"Apa yang kau cari?" Suara dingin Al memecah kesunyian dimalam itu.
"Apa kau melihat dompetku?" sedikit ragu Yuki menjawab pertanyaan pria itu, namun ada harapan bagi Yuki jika Al tau dimana barang yang ia cari-cari.
Karena tanpa barang itu kemungkinan Yuki tak bisa pergi meninggalkan rumah Al.
"Berapa sih nilai dompetmu, nanti bisa ku ganti kalau hilang" sahut Al seperti biasa, dengan nada sinis dan sikap acuhnya.
"Memangnya berapa kau akan mengganti? Kau pikir bisa menggantinya?" Yuki mulai tersulut emosi, entahlah akhir-akhir ini dia lebih berani melawan sikap kasar Al. Yuki merasa sudah sangat lelah dengan kebencian Al yang selalu ditunjukkan oleh pria itu.
Al yang mendengar Yuki yang mulai emosi padanya seketika berdiri dan mulai terpancing juga.
"Kenapa kau marah, aku sudah berniat baik bertanya. Akan ku ganti dompetmu yang hilang. Berapa yang kau inginkan??" Tak kalah emosi Al pun berteriak nyalang pada Yuli.
Yuki lelah dan tak ingin lagi melawan ataupun mendebat Al, ia hanya menunduk dengan air mata yang sudah tak mampu terbendung.
"Semua harta yang kau miliki pun tak akan mampu menggantikannya Al" jawab Yuki dengan bergetar menahan isakan nya. Dia memilih berlalu meninggalkan Al masuk ke dalam kamarnya. Bukan masalah harga dompet atau uangnya yang tak seberapa, namun sesuatu yang ada di dalamnya lah yang begitu berarti dan tak tergantikan bagi Yuki.
Al hanya terpaku melihat Yuki yang tiba-tiba berubah dari emosi berapi-api melawannya menjadi pasrah dan memilih pergi dari hadapannya.
.
.
.
.

Setelah membereskan beberapa barang dan perlengkapan Al yang rencananya akan ia bawa ke Surabaya besok pagi guna mengurusi tender, Al merebahkan tubuhnya di kasur king size nya.
Ia mengambil benda kecil yang di temukannya pagi tadi di dalam mobilnya.
Dompet lusuh Yuki yang ada ditangannya dibukanya dengan perlahan.
Memangnya apa sih isi dompet ini sampai dia pikir sebegitu pentingnya. Batin Al.
"Cih, bahkan uangnya tak cukup hanya untuk sekedar mengisi bbm mobilku" Al mendecih dengan remeh.
Kembali pria itu merogoh beberapa kantong dalam dompet Yuki, ada kartu identitas wanita itu dan disalah satu kantong ia menemukan foto. Dimana dalam foto itu terlihat sepasang kekasih yang nampak bahagia. Pria dalam foto itu memeluk wanitanya dari belakang dengan tersenyum dan begitu mesra. Foto yang diambil secara selfy oleh sang wanita.Foto itu adalah dirinya dan Yuki tujuh tahun lalu saat mereka masih berpacaran.
Al menatap sendu, kenapa Yuki masih menyimpan foto itu.
Tak sampai disitu, Al kembali merogoh gambar yang terselip di tempat yang sama dimana dia menemukan foto masa lalunya. Kini ia menemukan gambar yang makin membuatnya berkecamuk, sebuah gambar bayi hasil USG. Gambar yang sudah sangat lusuh, tertera disana tanggal dan tahun sekitar tujuh tahun silam.
Apa yang kamu sembunyikan Yuki? Tanya Al dalam hatinya yang penasaran.
.
.
.
.

Yuki kembali ke aktifitas seperti biasa di perusahaan AGz Corp sebagai cleaning service. Untuk pekerjaan di rumah Al Yuki benar-benar acuh, dia sama sekali tak melakukan apapun termasuk menyiapkan makan malam atau sarapan dipagi hari hingga Al berangkat keluar kota tadi. Bodoh amat, pikir Yuki dan syukurnya Al juga tak memarahinya seperti hari-hari sebelumnya. Aneh, pikir Yuki.
Hari ini Yuki akan menerima gaji, dia hanya perlu menemukan dompetnya lalu segera pergi selamanya dari Al dan rumah pria itu.
"Apa kau sudah menemukan dompetmu?" Tanya Feby disela-sela makan siang mereka.
Yuki hanya menjawab dengan menggelengkan kepala, dia sendiri bingung harus mencari keman dompetnya. Dia sudah bertanya pada bagian yang mengurus pesta ultah Al tempo hari dan hasilnya nihil.
"Buat saja laporan kehilangan, kamu bisa segera mengurus kartu-kartu penting milikmu" saran Feby.
"Hmm lihat nanti lah" Yuki sendiri bingung jika harus mengurus kartu identitasnya, dia takut orang-orang suruhan mantan suaminya masih terus memburunya.
Sampai sekarang itulah yang paling ditakuti Yuki.
" Sudah jangan terlalu dipikirkan, hari ini kita gajian. Sore ini, gaji tunaimu akan ku berikan padamu. Ayo tersenyumlah" hibur Feby padaa Yuki agar temannya itu tak lagi bersedih hati.
.
.
.
.

"Tumben tak terlihat semangat Al" kali ini Daniel dan Al sedang menuju tempat meeting tender mereka di Surabaya setelah menempuh perjalanan udara selama dua jam.
Al masih tak acuh dengan ucapan Daniel.
"Ada apa?bukankah baru saja mengadakan pesta. Kenapa nampak lesu pak direktur Al" kembali Daniel menggoda rekan bisnisnya itu.
"Tak ada apa-apa" jawab Al singkat.
"Aku heran dengan mu Al. Selama mengenalmu, kau ini orang yang terlalu obses menurutku. Mungkin di awal masih bisa dimaklumi, tapi sekarang kau sudah sukses dan semua yang orang-orang lain impikan kau sudah memilikinya Al. Kenapa kau masih saja kaku begini" lanjut Daniel memancing obrolan.
"Berisik" ya ampun, Al kembali menjawab se enaknya.
"Ada masalah dengan Ariel?"
Al memicingkan mata pada Daniel, kenapa temanya itu tiba-tiba membahas Ariel.
"Sebenarnya gimana hubungan kalian?"
"Ga gimana-gimana" singkat jawab Al.
"Memangnya ga pingin lebih serius? Bukankah kalian pernah tidur bersama?" Daniel mulai memancing Al lagi, membuat Al mendengus pelan.
"Ayolah jangan bahas itu lagi, apa yang aku lakukan dengan Ariel adalah sebuah kesalahan. Kita berdua juga sudah membahas itu. Jadi lupakanlah. Aku dan Ariel tidak ada hubungan lebih dari teman" kali ini Al mulai berbicara banyak, membuat Daniel tersenyum senang.
"Jadi apa lagi opsesimu? Apa masih teropsesi padaku agar join di AGz Corp" Kembali Daniel bertanya.
"Aku tau kau tak akan pernah mau meninggalkan Indo Jaya Grup" jawab Al dingin.
"Siapa bilang, kalau kau masih menawariku sekarang mungkin aku akan menerimanya.hehehe"
Al menaikan salah satu alisnya heran dengan ucapan Daniel.
"Kenapa?Aku hanya ingin lebih dekat dengan Yuki. Itu alasanku" Daniel tersenyum penuh makna yang membuat Al tiba-tiba mengeratkan rahangnya.
"Sudahlah, ayo segera masuk. Meeting akan segera dimulai" ajak Daniel namun Al masih tetap dengan perasaan yang entah apa namun membuat hatinya terasa panas.

Meeting awal berjalan lancar, rencananya di hari berikutnya akan dilanjutkan presentasi dari pihak AGz Crop.
Al dan Daniel akhirnya keluar ruangan, mereka akan kembali ke kamar hotel. Namun sebuah seruan memanggil Al membuat langkah ke dua pria tersebut berhenti.
"Kak Al, eh maaf maksutnya pak Al Ghazali yang dulu pernah kuliah di Malang?" Tanya seorang wanita yang Al tengarai adalah salah satu staf perusahaan kolega yang tadi barus saja mengikuti meeting bersama mereka.
"Benar, ada apa ya?" Tanya Al penuh keheranan.
"Ya Tuhan, jadi benar anda kak?" Tiba-riba wanita itu berderai air mata membuat Al semakin bingung dengan situasi yang ada.




*Gimana nih masih pada penasaran kah?masih semangat kah?
Siapa cewek yang tiba-tiba nangis ketemu Al.
Kasih voment nya dong biar ayangnya kakak Al ini makin semangat hehehe 🙈


KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang