*Tanpa babibu, yuk di lanjut
Siapa dia? Batin Ariel melihat Yuki dalam gendongan Al menuju lantai atas. Lantas dia dan orang yang bersamanya guna menemui Al untuk mengajak berbisnis bersama segera bergegas pergi dari kediaman mewah itu seperti yang Al inginkan. Tak kalah dengan Ariel yang diselimuti rasa tanya yang begitu penasaran, orang yang bersama Ariel pun juga memiliki perasaan berkecamuk yang tak kalah bergelayut. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Joe Taslim, uncle Ariel sekaligus mantan suami Yuki yang masih terobsesi pada Yuki selama tujuh tahun terakhir ini.
"Kau tau wanita itu?" Selidik Joe pada Ariel dengan isi kepalanya yang terus memutar otak. Meyakinkan diri jika ia tak salah mengenali wanita yang baru saja dilihatnya.
"Entahlah uncle, sepertinya aku pernah melihatnya sebelum ini. Tapi dimana dan kapannya aku lupa" jawab Ariel masih dengan menerawang seperti mengingat sesuatu. Sampai hanya tersisa kesunyian yang tercipta diantara keduanya dalam perjalanan pulang dari kediaman Al.
.
.
.
.Di dalam rumah mewah Al, Yuki masih menangis dengan tubuh yang bergetar. Al meletakkan Yuki dari gendongannya ke kasur king size miliknya dengan pelan. Ketika akan beranjak dari tempat itu, sebuah tangan kecil yang gemetar mencekal lengan Al seakan menahannya untuk tetap berada ditempatnya.
"Jangan tinggalkan aku sendiri Al" dengan tatapan nanar mata berair Yuki tertuju pada Al yang seketika membuat pria itu kembali ditempatnya semula.
"Aku tak akan kemana-mana, aku akan selalu di sampingmu. Jangan takut lagi ya" Al merengkuh Yuki dalam pelukan hangatnya. Rasa cinta dan ingin melindungi wanita itu ia curahkan sepenuh hati hingga Yuki perlahan mulai tenang kembali.
"Maaf Al, aku menyusahkan mu" setelah merasa sedikit tenang, Yuki melepaskan diri dari Al. Dia menyadari jika posisinya berada saat ini bukan di kamarnya melainkan dikamar pria itu. Detik berikutnya Yuki tau akan kekeliruan posisinya, dia tak ingin membuat Al marah dan memakinya lagi maka dia berinisiatif untuk beranjak dari tempat itu. Namun tak disangka oleh Yuki, Al segera menahannya.
"Bukan kamu yang harus meminta maaf Yuki, tapi aku. Aku yang harus meminta maaf padamu" dengan tatapan lembut Al memandang wajah layu Yuki yang penuh beban kehidupan.
"Aku tau semua,aku sudah tau tentang tujuh tahun yang lalu dan kehidupan yang kau jalani selama ini. Maafkan perbuatanku yang menyakitimu dan tak mampu melindungi mu, Yuki" Al kembali merengkuh tubuh rapuh wanita didekatnya itu.
"Tidak, kamu ga salah Al. Semua memang berawal dari kesalahan ku. Aku yang jahat padamu" Yuki kembali terisak dalam pelukan Al.
"Ssttt, sudah. Kita mulai dari awal lagi ya, dan jangan pernah takut lagi karena aku akan selalu di sampingmu untuk menjaga dan melindungi mu" usapan lembut Al di punggung Yuki perlahan membuat wanita itu kembali tenang. Kecupan-kecupan lembut Al mendarat di pucuk kepala Yuki yang mengangguk pelan menanggapi ucapan Al.
"Al....." Dalam suasana yang sudah tenang, masih dalam dekapan Al Yuki dengan ragu ingin berucap pada pria itu.
"Hmmm....., Ada apa?" Al sedikit menarik kepalanya menatap Yuki yang seakan ragu ingin mengatakan sesuatu padanya.
"Ada sesuatu yang kau inginkan?" Dengan lembut Al menangkupkan satu telapak tangannya di pipi Yuki yang masih terisa air mata mengering disana dan dengan ibu jarinya Al mengusapnya dengan pelan.
"Kau sudah tau semuanya?" Dengan suara lirih Yuki bertanya, sedikit menggigit bibir bawahnya sendiri Yuki ragu dengan ucapannya sendiri.
Al mengernyit, mencerna ucapan Yuki. Al menarik nafas pelan kemudian dia hembuskan kembali.
"Iya, aku tau semuanya. Bahkan tentang bayi kita" Hati Yuki berdenyut kembali,mengingat peristiwa itu membuat dadanya terasa sesak dan nyeri.
"Maafkan aku Al, aku tak bisa menjaga bayi kita" tampah kembali air mata Yuki mengalir tak terbendung.
"Tidak sayang, semua bukan kesalahanmu. Itu salahku dan juga bajingan itu yang telah membuat kita kehilangan bayi kita"
Keinginan Al saat ini hanyalah memberi kebahagiaan untuk Yuki, mencintai dengan telus dan melindungi wanita itu dari penderitaan yang telah dialaminya selama ini.
.
.
.
.Dikediaman yang tak kalah mewah, Ariel sedang bercengkerama bersama keluarganya setelah makan malam bersama. Tidak semua anggota keluarga, namun hanya mommy dan uncle yang saja.
"Jadi bagaimana pertemuan siang tadi dengan Al, Joe?" Tanya mommy Ariel sambil menyeruput teh dari cangkir yang ada ditangannya, sedangkan sang pria yang diajak bicara masih tak menggubris pertanyaan yang dilontarkan padanya. Pikirannya sedang melanglang buana entah kemana.
"Ah...aku ingat" tiba-tiba interupsi Ariel menarik perhatian semua yang sedang berada diruang keluarga itu.
"Wanita yang ada dirumah Al tadi adalah pegawai cleaning service baru di kantor Al. Ya benar, aku mengingatnya sekarang. Tapi kenapa wanita itu bisa ada disana dan Al juga tampak dekat dengannya. Bukankah wanita itu Yuki, dia kan wanita yang sedang di dekati Daniel" cerocos Ariel tanpa henti, membuat Joe yang mendengar makin yakin terhadap identitas wanita yang dilihat nya siang tadi dikediaman Al. Darah Joe terasa mendidih, giginya nya menggerutuk menahan gejolak didadanya.
"Kami bicara apa sih Riel?" Tanya sang mommy heran dengan ocehan putrinya.
"Pertemuan siang tadi dengan Al gagal total mom, entahlah. Ada wanita aneh dirumah Al" jawab Ariel asal.
"Begitu Joe?" Mommy Ariel mengalihkan pertanyaan pada adiknya.
"Hm" hanya itu yang keluar dari mulut Joe sebagai jawaban atas pertanyaan kakaknya. Kemudian dia bangkit dan akan keluar dari ruangan itu.
"Mau kemana uncle?" Tanya Ariel melihat sang paman melenggang pergi dari ruangan itu.
"Kembali ke hotel" dengan acuh Joe tetap melenggang pergi.
"Tidak menginap saja Joe?" Tanya mommy Ariel yang sayangnya tak di gubris sama sekali oleh sang adik. Pria itu tetap melenggang pergi meninggalkan rumah sang adik, meninggalkan decihan kesal sang adik dan keponakan. Kebiasaan Joe yang kaku dan acuh tak pernah berubah. Batin mommy Ariel.
.
.
.
."Siapkan tim ku, kumpulkan mereka di hotel XX. Kutunggu sekarang" dengan handphone ditangannya Joe memberikan interupsi pada orang kepercayaan nya ketika masih didalam mobil dalam perjalanan menuju hotel.
Aku akan mendapatkan mu Yuki, bagaimanapun caranya. Tujuh tahun ku tak akan ku jadikan sia-sia belaka. Gumam Joe dengan seringai tipis penuh makna sambil memandang ramai nya jalanan ibukota Jakarta melalui jendela mobil yang dikendarai sopir didepannya.
*Masih semangat ngikutinnya :)
Makasih buat voment setianya my reader ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
KETABAHAN CINTA ( ALKI )
FanfictionCerita tentang shiper AlKi,silahkan baca dan nikmati kemudian nilai sendiri ceritanya :) Semoga suka