# 17

262 47 4
                                    




* Langsung gas aja yuk di read





Dirumah mewah disebuah ruang makan yang luas namun terasa sunyi karena hanya ada wanita  berbeda generasi saja yang sedang menikmati sarapan paginya yang sudah agak terlambat.

" Morning mom" sapa sang putri.
" Mommy pikir kamu ga akan bangun buat sarapan" balas sang mommy lebih dulu memulai pembicaraan.
" Kepalaku sedikit pusing dan terasa pengar juga perutku mom" jawab sang anak yaitu Ariel.
"Kau ini membuat mommy khawatir akhir-akhir ini karena sering minum dan pulang sangat larut Ariel" sungguh terlihat kekhawatiran yang tersirat dari ucapan sang mommy.
" Sudah ku bilang i'm Ok mom, aku cuma menemani Daniel yang lagi galau aja" jelas Ariel santai.
" Memangnya kenapa dengan Daniel? Masalah pekerjaan atau perempuan?" Tanya mommy Ariel menginterogasi  sambil mengunyah suapan terakhir roti sarapannya.
" Daniel itu sama bodohnya dengan Al, mereka berdua jatuh cinta pada perempuan yang sama, padahal perempuan itu ga ada apa-apanya dibanding Ariel, Mom" sungut Ariel mengingat dua teman pria terdekatnya telah jatuh cinta pada perempuan yang sama yang menurutnya lowclass.
" Oh ya? Sepertinya sudah jamannya sekarang ini laki-laki itu bodoh semua. You know, your uncle juga kumat gilanya" mommy Ariel menimpali dengan sama bersungutnya.
" what happened with uncle, mom? Semalam mommy mau cerita kan?" Sepertinya pembicaraan Ariel pada sang mommy sudah mulai terdengar antusias.
" Uncle mu sudah menemukan mantan istrinya kedua nya yang bikin dia obses selama ini" terang sang mommy.
" Oh my God, apa uncle bakal menggila lagi" gumam Ariel pelan namun masih bisa didengar mommy nya.
" Sepertinya begitu" jawaban enteng mommy Ariel.
" Dulu pun uncle mu juga melakukan hal ekstrim bikin hancur usaha mertuanya itu, bahkan dijebloskan ke penjara selama lima tahun lebih. Joe itu memang gila" lanjut sang mommy.
"Ck, aku ga tau kisah mereka seperti apa mom. Memang uncle menemukan wanita itu dimana?" Tanya Ariel.
" Kamu kan sedang menempuh pendidikan di Paris. Mommy juga ga mau cerita masalah itu sama kamu sayang. Tentang wanita itu mommy juga ga tau dimana your uncle menemukannya" jelas sang mommy.
" Yang mommy khawatirkan ya cuma satu itu, uncle mu bakal menggila lagi. Dia benar-benar menginginkan Yuki" lanjutnya
"Yuki....???" Gamam Ariel dengan memicingkan mata.
"Iya, mantan istri uncle mu si Yuki. Seingat mommy dia perempuan muda, seusiamu mungkin" kalimat mommy Ariel selanjutnya ini benar-benar membuat Ariel tersentak.
.
.
.
.

Dengan gontai Yuki memasuki rumah mewah Al diikuti bi Rini dibelakangnya.
Dalam hati bi Rini, majikannya itu memang sedang kurang sehat karena pak Al memintanya beristirahat saja pasalnya tuannya itu ditolak mentah-mentah oleh Yuki ketika wanita itu diminta untuk periksa kedokter.
Dan siang itu, dengan ngotot Yuki minta pergi ke apotek yang katanya ingin membeli obat. Yang bikin heran bi Rini adalah kenapa tidak menyuruh dia atau Andi saja yang berangkat membeli obat tapi malah majikannya itu ingin membeli sendiri sehingga mau tidak mau bi Rini dan Andi menjadi pengawal siang itu.

" Bi, aku langsung ke atas ya. Mau minum obatnya lalu istirahat sebentar" ujar Yuki melanjutkan langkahnya.

"Iya, non Yuki segera istirahat saja. Jangan capek-capek lagi biar lekas sehat. Nanti kalau pak Al tau non Yuki pergi-pergi keluar bisa marah lagi beliau, non" jawab bi Rini.

" Ya sudah, nanti kalau sudah waktunya menyiapkan makan malam buat Al, aku akan turun bi" lanjut Yuki yang di jawab anggukan sopan dan senyum bi Rini mengiringi Yuki yang mulai menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah memasuki kamarnya, Yuki membuka bungkusan yang ia beli dari apotek tanpa sepengetahuan dua orang yang menemaninya tadi karena Yuki meminta mereka untuk menunggunya di dalam mobil saja. Dengan menghembuskan nafas pelan beberapa kali untuk mengumpulkan kekuatan, Yuki masuk kedalam toilet membawa bungkusan tersebut. Beberapa menit kemudian Yuki keluar dari toilet, duduk di tepi tempat tidur dengan perasaan yang campur aduk. Benda kecil yang ia bawa keluar dari toilet bersamanya berasa di genggaman. Sebuah benda yang menunjukkan tanda gambar berbentuk dua garis berwarna pink kemerahan.

Haruskah ku beri tahu Al sekarang, batin Yuki. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Yuki untuk memberitahukan perihal kehamilannya pada Al. Ya benar, saat ini Yuki sedang hamil buah hatinya dan Al. Yuki pasti tetap akan memberitahukannya pada Al, ia yakin Al juga pasti senang mengetahuinya. Yang perlu Yuki siapkan adalah bagaimana cara memberitahukannya agar menjadi lebih special.
.
.
.
.

"Bagaimana keadaanmu sayang? Kau sudah minum obat?" Setelah makan malam bersama kini Yuki dan Al mengistirahatkan diri mereka di kamar mewah Al.
"Aku baik-baik saja Al, jangan terlalu khawatir hmm" jawab Yuki dengan lembut dan menyadarkan diri pada tuhuh kekar Al.
"Bagaimana tidak khawatir, akhir-akhir ini badanmu nampak lemas dan pucat" lanjut Al sambil menerima tubuh mungil Yuki dalam dekapannya.
"Adikmu sudah menghubungiku sayang, apa kau siap menghadapi kembali adikmu?" Tanya Al berhati-hati sambil mengusap lembut surai lebat Yuki. Al tau benar wanita dalam dekapannya ini masih sangat sensitif jika membicarakan masalah dengan keluarganya.
"Aku sangat merindukan Reina Al" jawab Yuki sendu.
" Kau mau aku menelfonkanya untukmu? Itu hanya jika kau benar-benar sudah siap sayang, aku tak ingin kau merasa tertekan" Tanya Al dengan lembut, berharap agar Yuki siap untuk memulai lagi hidup bahagia bersama keluarganya yang telah terpisah tujuh tahun lamanya.
Dengan memandang kearah Al, Yuki mengharap mendapatkan kekuatan untuk memulai hidup baru bersama keluarganya lagi. Terutama pada Reina sang adik yang amat Yuki cintai dan rindukan selama ini.
"Baiklah Al, aku akan mencobanya" akhirnya Yuki memutuskan untuk menghubungi sang adik, keluarganya  yang telah lama terpisah.

Ternyata benar, setelah Yuki menghibungi Reina kini hatinya merasa lebih lega dan rasa rindu ingin bertemu semakin tak terbendung lagi. Maka dengan rencana yang matang, Al ingin segera mengajak Yuki ke Malang untuk menemui keluarganya tersebut. Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan pentingnya dan memberikan beberapa tanggung jawab proyek terbaru pada Daniel, siang itu dengan jet pribadi Al dan Yuki akhirnya berangkat menuju kota Malang.


* Apa yang akan Al dan Yuki hadapi setelah sampai di kita Malang, kota penuh kenangan diawal kisah kasih mereka 💙💙

KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang