"Jangaannnn...."
Dengan terengah-engah dan keringat bercucuran di dahinya, Yuki terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi yang selalu menghantuinya selama tujuh tahun ini. Yuki bangkit dan duduk ditempat tidurnya,menggambil dompet kecilnya yang terletak dimeja kamar. Dibuka dompet tersebut dan dengan pilu dipandang foto lusuh hasil USG tujuh tahun lalu ketika bayi dalam perutnya berumur satu bulan.
Air mata Yuki menitik, merasakan sesak dihatinya.
"Maafkan mama sayang,mama gagal melindungi mu" Yuki makin tersedu mendekap foto lusuh tersebut.Tiba-tiba ketukan pintu terdengar dari luar kamar kos Yuki. Jam menunjukkan pukul tujuh malam, ternyata tidurnya dari sore hari tadi cukup lama.
Dengan pelan Yuki membuka pinta
"Eh bu Ani, ada apa bu?" tanya Yuki pada ibu pemilik kamar kos yang disewanya.
"Ehmm, begini Yuki. Apa kamu sudah ada uang untuk melunasi sewa kamarnya?" tanya bu Ani yang masih berdiri didepan pintu kamar Yuki.
"Maaf bu, untuk saat ini saya belum ada uang. Mungkin sampai awal bulan setelah menerima gaji saya akan segera melunasinya" jawab Yuki merasakan sungkan dihatinya.
"Tapi begini Yuki, suamiku baru saja masuk rumah sakit dan saat ini benar-benar membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya" lanjut bu Ani
"Kalau kamu gak bisa melunasi sekarang juga,mau tidak mau mau saya harus mencari penyewa baru untuk segera mendapat biaya berobat suami saya"
" Jadi saya harus segera keluar dari sini bu?" tanya Yuki pasrah.
"Saya benar-benar minta maaf Yuki, tapi keadaannya memang sangat mendesak sekali" jawab bu Ani tak enak hati.
"Baiklah kalau harus begitu,tidak apa-apa. Saya mengerti keadaan bu Ani dan keluarga"
"Tunggu sebentar ya bu,saya mohon waktunya untuk mengemasi barang saya" lanjut Yuki, kembali masuk dalam kamarnya dan mulai mengemasi barang miliknya yang tak seberapa itu.Sudah hampir jam sembilan malam saat Yuki akhirnya keluar dari kamar kos yang disewanya. Dengan menenteng satu tas besar dan menggendong tas ransel di punggungnya,Yuki berjalan menyusuri trotoar jalanan ibukota. Jalanan memang masih cukup ramai,tapi tetap terasa sepi dihati Yuki. Dia sendirian,tanpa tempat tinggal dan uang pas-pasan yang tak memungkinkannya untuk menginap di hotel atau bahkan penginapan murah sekalipun.
Sesampainya di sebuah halte, Yuki mengistirahatkan dirinya. Duduk termenung sembari memikirkan akan bermalam dimana malam ini.Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna orange berhenti tepat didepannya. Seseorang yang Yuki kenal keluar dengan aura dominasi pada diri pria tersebut. Al berdiri tepat dihadapan Yuki sekarang, menatap tajam kearah wanita didepannya.
"Sedang apa malam-malam begini sendirian ditempat seperti ini?" Tanya Al dingin.
Yuki mengedarkan pandangannya, apa yang salah dengan tempat ini. Memang benar halte tempatnya beristirahat tak seramai jalan raya yang dia susuri tadi, tapi di tempat ini benar-benar tak ada yang salah menurut Yuki.
"Kenapa diam? Kau sedang menjajakan dirimu,hah??" Kembali Al bertanya,namun tak lagi dingin seperti tadi tapi berubah menjadi bentakan yang membuat Yuki seketika berjingkat kaget.
Yuki menggelengkan cepat kepalanya menjawab tuduhan Al terhadapnya.
"Lalu apa yang kau lakukan malam-malam begini disini, kau seperti tunawisma, gelandangan yang tak punya tempat tinggal. Kau tau?" Masih dengan intonasi yang keras Al berucap pada Yuki.Yuki hanya menunduk lesu,karena kali ini ucapan Al benar. Ia seperti tunawisma sekarang.
"Ah, jadi benar kau tak punya tempat tinggal sekarang?" Seringai Al lagi-lagi meremehkan kondisi Yuki saat ini.Seketika Al menarik Yuki, membawanya kearah mobil sport miliknya.
"Kau mau apa? Lepaskan aku" Yuki berontak dan berusaha melepaskan tangannya dari Al.
"Ikut denganku kalau kau tak mau jadi bulan-bulanan preman disini" jawab Al ketus.
"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Yuki was-was.
"Ke rumahku, bukankah kau tak punya tempat tinggal sekarang. Atau kau memang ingin tetap disini menunggu preman-preman datang untuk memperkosamu?" Ucapan Al sungguh kasar, hati Yuki sangat ngilu mendengarnya.
Apakah Al tak bisa bicara sedikit lebih lembut padanya, sebegitu besarkah rasa benci Al padanya, batin Yuki.
"Cepat naik, malah bengong seperti orang bodoh" sekali lagi Al membentak Yuki, menyadarkan wanita itu dari lamunannya.
Berjalan pasrah Yuki masuk kedalam mobil Al, menurut kemana pria itu akan membawanya. Karena saat ini Yuki memang sangat butuh tempat untuk berlindung, dia takut jika apa yang Al katakan tadi akan benar-benar terjadi padanya.Setibanya disebuah rumah yang mewah bergaya modern, Al melenggang masuk diikuti Yuki dibelakangnya.
"Tidur di sana,kau boleh tinggal disini dan itu kamarmu" tunjuk Al pada sebuah ruangan yang terletak disebelah dapur.
Kamar yang tak terlalu luas,hampir sama dengan kamar kos yang Yuki sewa sebelumnya.
Ada sebuah single bad, sebuah lemari kecil dan meja tepat disebelah tempat tidur."Kau bisa tinggal dan tidur di situ, cukup membantu bersih-bersih di rumah ini. Siapkan makan malam dan sarapan pagi untukku. Oh iya, aku terbiasa bangan jam lima pagi, jadi kau harus lebih awal bangun dari pada aku"
Yuki terperangah mendengar penuturan panjang lebar dari Al.
"Apa maksudmu kau ingin menjadikan aku pembantu di rumahmu, Al?" Tanya Yuki dengan sendu, tak percaya Al akan memperlakukannya sedemikian rupa.
"Hai, kau pikir ada yang gratis di dunia ini?tau dirilah sedikit Yuki, aku sudah menolong mu dari status gelandangan. Berterimakasih lah sedikit" ujar Al dengan ketus.
"Ingat, besok pagi bangun lebih awal dariku dan jangan lupa siapkan sarapanku" lanjut Al sebelum berlalu menuju lantai dua rumah tersebut,dimana kamar tidur utama berada.Yuki masuk dalam kamar yang dimaksudkan Al untuknya, tubuhku merosot kelantai seketika setelah ia menutup pintu kamar tersebut.
Kembali air mata berderai dengan deras di pipi mulusnya. Dadanya terasa sesak menerima kenyataan bahwa Al, pria yang ia cari-cari selama tujuh tahun ini telah memperlakukannya sedemikian rupa.
Pria yang jadi harapannya bertahan dari penderitaan hidup selama tujuh tahun ini ternyata menyimpan dendam yang mendalam pada dirinya.
Al yang ia cintai sepenuh hati,Al yang lembut dan penuh perhatian telah berganti dengan Al yang kasar dan kejam.
Al nya telah berubah, kini Al yang ada dengannya saat ini bukanlah Al nya yang dulu lagi.
Yuki terus menangisi pria yang dulu ia cintai yang kini telah berubah, hatinya pilu dan sangat lelah. Hingga tanpa sadar karena lelah,Yuki terlelap dengan sendirinya dikamar itu.*Seneng banget ternyata masih ada Alkivers yang masih setia mengikuti dan tetep kasih support.
Makasih banyak,dukungan kalian menambah semangatku buat bikin cerita ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETABAHAN CINTA ( ALKI )
FanfictionCerita tentang shiper AlKi,silahkan baca dan nikmati kemudian nilai sendiri ceritanya :) Semoga suka