# 15

289 56 4
                                    

* Maaf bgt karena updatenya luaaamaaa Maaf😮‍💨 sebenarnya ya ga mau sampai lama tp memang lagi terkendala saja 🙏
Yang masih sabar nunggu makasih banyak saya ucapkan :)
Jadi malu sendiri kan saya jadihya 😭

Yuk dilajut ceritanya




"Sayang, aku akan sibuk beberapa hari ini untuk menyelesaikan pekerjaan penting. Maaf jika nanti aku pulang sedikit terlambat ya" masih mendekap tubuh polos Yuki, Al berucap dengan lembut.
"Hmmm" jawab Yuki hanya dengan mendehem saja.
"Kau marah?" Al sedikit kuatir kemudian menatap wajah Yuki.
"Tidak, aku hanya sedikit lelah" jawab Yuki membuat seringai Al terukir di bibirnya.
"Padahal aku ingin mendengar cerita petualanganmu selama tujuh tahun ini" dengus Al.
"Lain kali saja, aku lelah Al" jawab Yuki malas.
"Padahal kita hanya satu kali main, bagaimana kalau aku minta tambah lagi" goda Al.
"AALLL.....!!"
"Baiklah baiklah. Ingat kalau ingin kemana-mana mintalah Andi dan bi Rini menemani ya" final Al kemudian memeluk erat tubuh wanita yang amat dicintainya itu.
"Iya Al, iya...." Jawab Yuki dengan membalas pelukan hangat Al.
"Selamat malam sayang, mimpi indah ya" lirih Al mengantarkan Yuki dalam tidurnya dengan mengecup lembut kening wanitanya.
.
.
.
.

Sesuai dengan yang katakan maka hari ini Al begitu sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Pekerjaannya yang sempat sedikit ia kesampingkan karena ingin fokus pada Yuki, dan kini mulai ia perhatikan lagi.

"Al, apa kita bisa bicara?" Tanya Daniel ditengah-tengah pekerjaan mereka.
"Silahkan kalau itu urusan pekerjaan, tapi kalau bukan bisa kita bicara di luar jam kerja" jawab Al dengan tegas, ia tau persis arah pembicaraan partner kerjanya itu.
"Baiklah, bisa kita buat janji setelah ini?" Lanjut Daniel, pria itu memang tau bagaimana profesionalnya Al terhadap pekerjaan. Maka Daniel memutuskan untuk membicarakan maksutnya di luar jam kerja.
Sementara suasana kembali hening. Al yang tetap fokus pada pekerjaannya begitu pun Daniel yang mau tidak mau ikut kembali fokus pada pekerjaannya juga.
.
.
.
.

Pukul sembilan malam, setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menumpuk hari ini maka disalah satu bar mewah di pusat kota Jakarta, Al dan Daniel duduk santai sambil meminum minuman pesanan mereka dari bartender yang beraksi didepan mereka.
" Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Al memulai pembicaraan.
Sedikit menjeda, mengambil nafas pelan Daniel menjawab pertanyaan Al
"Mengenai Yuki. Ariel melihatnya di rumahmu Al. Dan sekarang aku tak bisa menemuinya lagi di kantormu. Dia juga susah dihubungi"
"Lalu?" Lanjut Al bertanya santai sambil menyesap minuman ditangannya.
"Aku ingin tau semua mengenai Yuki, Al" Daniel sedikit menekan kalimatnya.
"Untuk apa?"
"Al, kau tau aku menyukainya dan dalam progres pendekatan dengannya" lanjut Daniel.
"Lupakan niatmu untuk mendekati Yuki atau walau hanya untuk sekedar menyukainya" Al tak kalah menekan kalimatnya.
"Apa maksud mu?" Daniel merasa tak terima dengan ucapan Al.
"Yuki milikku, jadi jangan harap kau bisa mendekatinya" kembali Al berucap penuh penekanan.
Ucapan Al cukup mengejutkan Daniel, dengan mengeratkan giginya pria itu menahan sedikit gejolak dihatinya.
"Al, kita berteman cukup lama dan kau juga tau kalau aku sedang mendekati Yuki. Sekarang tiba-tiba kau melarangku untuk mendekatinya dan kau juga mengklaim Yuki milikmu. Aku tak habis pikir Al" keluh Daniel.
"Seperti yang Ariel katakan padamu jika dia melihat Yuki ada dirumahku. Dan ya, memang benar jika Yuki sekarang tinggal bersamaku" jelas Al dengan tegas.
"Tapi bagaimana bisa?" Daniel masih kukuh mencecar Al.
"Kau tau aku tak pernah bisa melupakan wanita yang kucintai tujuh tahun lalu, dia adalah Yuki asal kau tau" jelas Al.
"......."
"Tujuh tahun rasa itu masih sama diantara kita, bahkan lebih besar sekarang" lanjut Al
Daniel menghembus nafas pelan.
"Aku tak pernah merasakan jatuh cinta pada wanita lain seperti ini sebelumnya" ujar Daniel lirih cukup membuat atensi Al menolehkan pandangannya.
"Aku benar-benar menyukai Yuki, Al"
"Cukup, itu tak akan merubah apapun. Yuki tetap milikku" Al pun bangkit dari duduknya.
"Menurutku pembicaraan kita sudah cukup, ku harap ini tak mempengaruhi profesionalitas kerja kita. Aku tak mau Yuki menungguku terlalu malam jadi aku pulang dulu" pamit Al menepuk bahu Daniel sebelum berlalu pergi, meninggalkan Daniel yang masih mamatung ditempatnya dengan perasaan yang terluka.
.
.
.
.

Al sampai di kediamannya sudah larut malam, berjalan lelah ia memasuki kamarnya. Sepi, dia putuskan membersihkan diri kemudian keluar dari kamarnya menuju kamar Yuki.

"Kau sudah pulang?" Suara serak Yuki sambil menggeliat terbangun karena kehadiran Al disisinya.
"Hmm, lanjutkan lah tidur" jawab Al lembut, namun sudah terlanjur membangunkan Yuki.
"Jam berapa sekarang?kau sudah makan?" Kini Yuki sudah sepenuhnya terbangun.
"Sudah hampir jam dua belas malam, dan aku sudah makan malam di kantor tadi" jawab Al dengan mengusap lembut Surai Yuki, entahlah sekarang membelai Yuki menjadi aktifitas favorit Al dan Yuki pun sangat menyukainya.
" Ada apa?" Tanya Yuki keheranan melihat raut wajah Al yang sepertinya sedang menyimpan kegundahan.
" Ayo kita menikah secepatnya" .....
Seketika Yuki terperanjat.
"Alll... Kau melamarku? Keterlaluan sekali " jawab Yuki dengan kesal
"......"
"Lamaran macam apa ini, tidak ada romantis-romantisnya sama sekali?" Lanjut Yuki masih dengan mengerucutkan bibirnya.
Al yang mendengar penuturan Yuki yang kesal hanya bisa memasang senyuman masamnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aku hanya tak ingin kehilanganmu lagi Yuki" jawab Al lesu yang mampu membuat Yuki mengernyit kan matanya keheranan.
"Aku pernah kahilangan dirimu dulu dan betapa takutnya aku jika harus kehilangmu lagi sekarang"
"Kau ini kenapa Al, tiba-tiba bicara ngelantur seperti ini" ujar Yuki menatap intens pada pria yang memeluknya dengan erat itu.
"Berjanjilah kau tak akan meninggalkan aku lagi. Apapun yang terjadi" ucap Al bersungguh-sungguh.
Seperti menyadari kegundahan yang Al rasakan, dengan lembut Yuki membelai pipi pria itu dan menatap mata nan legam itu dengan lembut.
"Aku disini Al, aku akan selalu disisimu" jawab Yuki menenangkan.
"Apakah Daniel masih sering menghubungi mu?" Tiba-tiba pertanyaan random Al membuat Yuki terheran.
"Tidak terlalu, memangnya kenapa?" Lanjut Yuki bertanya. Al hanya mendengus pelan tak tau harus melanjutkan untuk berkata apa lagi, dia hanya makin mengeratkan pelukannya seakan tak ingin kehilangan Yuki dari sisinya. Begitupun Yuki yang sepertinya menyadari kegundahan Al, ia pun membalas pelukan pria itu dan melanjutkan tidurnya yang terjeda.

*Tbc

KETABAHAN CINTA ( ALKI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang