Perjalanan menuju 'The City of Love', 1918
Langit telah berubah gelap ketika kereta yang ditumpangi John dan Mary akhirnya sampai di pemberhentian terakhir. Kala itu John membantu Mary menurunkan tas bawaannya sebelum berjalan keluar meninggalkan stasiun bersama puluhan orang yang juga bergerak ke arah yang sama. Sebuah alarm memberitahu mereka kalau kereta yang mereka tumpangi adalah kereta terakhir yang datang. Sejumlah penumpang dari kereta yang sama berkerumun meninggalkan kereta. Asap tebal mengepul dari cerbong kereta, untuk sesaat menari-nari sebelum ditelan kegelapan. Di sekelilingnya John mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa sedang bergerak menuju pintu keluar. Orang-orang itu tampaknya kelelahan dan berharap dapat tiba dengan cepat ke tempat yang mereka tuju. Sementara itu, Mary berjalan dengan santai di sampingnya. Rambut pirang yang sebelumnya terikat kini dibiarkannya tergerai memanjang di belakang pundak. Mata hijaunya tampak berkilat sedangkan rona merah terlihat dari wajahnya.
Ketika mereka akhirnya melangkah keluar dari stasiun itu dan menghadapi jalanan lepas dimana ada belasan bangunan bertingkat yang berjejer di sekeliling mereka, lampu-lampu emas yang menari-nari di sepanjang jalan, dan juga hiruk pikuk pejalan kaki yang berlalu lalang di sekitar sana, Mary tampak terkesima. John mengikuti wanita itu berjalan terburu-buru menuju sebuah jembatan dimana lampu-lampu kecil dipajang di sepanjang rangka jembatan dan sebuah sungai panjang mengalir di bawahnya.
"Ay, John!" seru Mary ketika John tertinggal jauh di belakangnya.
John tersenyum melihat antusiasme wanita itu dan segera mempercepat langkahnya untuk sampai di belakang Mary.
Jembatan itu adalah tempat yang hening dimana hanya ada sedikit orang yang berlalu lalang. Anginnya yang berdesau lembut menyapu wajah mereka dan cahaya dari lampu-lampu kecil yang dipasang secara bergiliran saling berkedip. Langit yang terbuka di atas kepala mereka memperlihatkan ribuan cahaya bintang yang tersebar tak beraturan. Tidak hanya itu, pohon-pohon berbaris di sepanjang anak sungai. Airnya yang masih tampak jernih bergerak teratur menuju lautan lepas. John samar-samar ingat pernah berjalan menyusuri jembatan itu bersama Isaac dan Ryan. Saat itu Jack masih berada dalam kandungan. Ia dan kedua kakaknya pergi untuk mengirim beberapa surat titipan ke kantor pos. Orang-orang yang meminta bantuan akan membayar mereka. Kemudian, setelah memastikan semua surat diantar, mereka akan mengambil kesempatan itu untuk berjalan menyusuri jembatan, turun ke anak sungai hanya untuk menikmati suasana malam yang sejuk. Kala itu ada banyak orang yang berlalu lalang di sekitar sana: pasangan muda, orangtua bersama anak mereka, bahkan hingga pria dan wanita lanjut usia. Masing-masing dari mereka menyusuri jembatan itu sekadar untuk mencari udara segar. Seisi kota sepenuhnya damai. Namun, ketika perang mulai melanda dunia, John menyaksikan bagaimana orang-orang pergi meninggalkan kota itu untuk kembali pada keluarga mereka. Sayang mereka tidak tetap tinggal, karena bagaimanapun juga, kota itu menjadi tempat yang cukup aman untuk berlindung saat ini.
"Lihat itu!" Mary menunjuk ke arah langit gelap di ujung sungai. "Kau percaya kalau sebuah keinginan akan terkabul pada saat bintang jatuh?"
John menyipitkan kedua matanya untuk melihat seberkas cahaya yang bergerak di langit dan dengan ringan berkata, "kurasa itu bukan bintang."
"Lalu apa?"
"Aku tidak tahu. Bagaimana mungkin bintang bisa jatuh? Jika memang jatuh, kemana perginya?"
"Menghilang," sahut Mary singkat. "Bintang itu hanya akan menghilang."
"Maksudmu lenyap begitu saja?"
"Ya, itu yang dikatakan nenekku."
"Hmm.."
"Kau tidak menjawab pertanyaanku. Apa kau percaya sebuah keinginan akan terkabul saat kita menyaksikan bintang jatuh?"
![](https://img.wattpad.com/cover/331288952-288-k36007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Train to The City of Love (COMPLETE)
Roman d'amourTiga pasangan kekasih menaiki kereta yang bergerak menuju kota cinta dalam tiga waktu yang berbeda, menemukan kisah mereka bermula dan berakhir dalam perjalanan yang sama. _ Mary dan John, dua pemuda asing yang dipertemukan secara tidak sengaja, me...