Bab 15

3 0 0
                                    

Perjalanan menuju 'The City of Love', 1998

"Tidak mungkin," kilah Jesse sembari mengempas punggungnya di atas kursi. "Tidak mungkin kau tidak merasakan apa-apa. Kau marah, kau kecewa dengan fakta kalau aku tidak mengingat anniversary kita."

"Itu benar, Jesse! Aku tidak merasakan apapun.." Karen bersikeras. "Kau pikir aku mengarang semua itu hanya untuk membuktikan sesuatu? Tidak! Aku mengatakannya apa yang kurasakan dan itulah yang kurasakan."

"Kurasa tidak. Kurasa kau tidak benar-benar tahu apa yang kau rasakan karena kau dipenuhi oleh kemarahan. Aku sudah begitu membuatmu kesal sehingga kau berpikir kalau kau tidak mencintaiku lagi.."

"Aku tidak mencintaimu lagi, Jesse," potong Karen. Kalimatnya sekaligus membuat laki-laki itu membisu. "Aku tahu itu benar."

"Dengar, Karen, aku tahu apa yang kulakukan padamu sangat buruk. Aku tahu kalau kau marah padaku, tapi tolong.. tidak bisakah kita diskusikan ini dulu."

Karen menggeleng, tatapannya jatuh ke luar jendela. Pada detik itu, ia tidak lagi memiliki keinginan untuk menatap Jesse.

"Tidak, itu tidak akan bekerja. Tidak akan bekerja seperti itu."

"Apa maksudmu? Kau bahkan belum mencobanya.."

"Aku sudah mencobanya, Jesse!" protes Karen dengan kesal. "Aku sudah mencobanya, berminggu-minggu, berbulan-bulan. Kau berkeliaran di sekitar rumah seperti tidak ada yang salah tentang semua itu.."

"Kau tidak mengatakan apa-apa, bagaimana aku tahu.."

"Aku tidak perlu mengatakan apa-apa. Untuk alasan apa? Kau bahkan tidak punya waktu untuk duduk dan mendengarkanku lagi. Kita tidak pernah berbicara empat mata selama hampir satu tahun! Kita semua disibukkan oleh pekerjaan dan kau adalah satu-satunya orang yang merasa tidak keberatan dengan semua itu, karena kau pikir kau sedang melakukan sesuatu untuk kami: untukku dan Myra, tapi aku tidak Jesse.. aku tidak. Dan aku benci fakta bahwa tidak satupun diantara kita berusaha memperbaikinya. Tidak kau, tidak juga aku. Jadi, tolong, jangan katakan bahwa kau menyesal tentang apapun, kau tidak melakukan kesalahan, dan aku bukan korban disini. Aku tidak pernah berpikir begitu. Seperti kataku, apa yang terjadi adalah apa yang terjadi. Bukan salahmu, bukan salahku, itu hanyalah apa yang terjadi."

Jesse mengambil waktu sejenak untuk menimbang, kemudian bertanya, "apa maksudmu saat mengatakan bahwa 'itu hanyalah apa yang terjadi'?"

"Maksudku, itu sudah jelas.. tidak satupun dari kita mengharapkan hal ini akan terjadi, tapi itu memang sudah terjadi."

"Jadi kau pikir tidak ada kesempatan yang terbuka untuk memperbaikinya?"

"Tentu saja ada, tapi itu sudah hilang sejak berbulan-bulan yang lalu. Sekarang tidak ada yang perlu diperbaiki. Aku mengatakan semua ini bukan karena aku membencimu, Jesse.."

"Oh ya? Lalu untuk apa kau mengatakannya? Jika kebutuhanmu begitu mendesak, kenapa kau harus menjelaskannya padaku?"

"Aku mengatakannya karena aku masih menghargaimu.."

Jesse mendengus keras dan tersenyum lebar. Kedua bahunya berguncang pelan ketika laki-laki itu tertawa.

"Menghargaiku..? Kau pikir itu akan membuatku merasa lebih baik?"

Ada rasa kesal yang dirasakan Karen ketika melihat rekasi Jesse, tapi kemudian ia dengan cepat meredamnya dan berkata, "merasa baik atau tidak, aku akan tetap mengajukan perceraian itu. Aku hanya ingin kau bekerjasama, sehingga itu akan lebih mudah untuk kita."

"Aku bekerja keras selama beberapa bulan terakhir, kejam sekali kau menumpahkan semua ini padaku dalam beberapa menit saja.."

"Aku tahu kau bekerja keras," sela Karen, rahangnya mengeras dan tatapannya menusuk tajam ke arah Jesse. "Aku tahu kau melakukan yang terbaik untuk keluarga ini, dan aku sangat bersyukur untuk itu. Aku tahu kau adalah ayah yang baik untuk Myra sedangkan aku tidak. Aku tahu semua itu Jesse, jadi jangan mengingatkanku lagi tentang semua yang kau lakukan karena itu tidak akan mengubah apa-apa. Berkali-kali kutegaskan padamu, itu tidak akan membuat perbedaan. Dan jika kau bertanya, yang mana kenyataannya tidak, sudah berbulan-bulan lalu sejak aku mempersiapkan semua ini. Berbulan-bulan yang lalu sejak aku berpikir untuk meninggalkan rumah itu. Berbulan-bulan, Jesse! Jadi jangan yakinkan aku bahwa aku mengambil keputusan gegabah. Tidak, sama sekali tidak! Aku memikirkannya secara matang. Aku tidak marah, aku tidak kecewa, tidak ada emosi apapun yang memengaruhi keputusanku. Aku ingin perceraian. Aku mengambil tanggungjawab penuh atas keputusan itu dan itu adalah pilihanku. Sekali lagi, itu adalah pilihanku. Jadi tolong.. tolong pelajari surat-surat itu kemudian tandatangani. Kau boleh mencoret semua pernyataan yang tidak kau setujui, aku akan mengajukannya pada Don untuk direvisi. Kumohon Jesse.. aku hanya merasa lelah dengan semua ini, jadi tolong selesaikan dengan cepat. Aku memohon padamu."

Train to The City of Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang