16. Sweet Bitch

1.5K 164 23
                                    


Happy reading~


















Hari ini kota Seoul dilanda hujan deras disertai dengan angin yang kencang. Hingga pukul tujuh malam ini pun hujan masih saja turun dengan begitu derasnya.

Seorang wanita masih betah berdiri didepan jendela kaca, bibirnya terus tersenyum tanpa henti sepanjang penantian kepulangan suami beserta asistennya.

Wanita itu, Shim Jaeyun tengah menunggu kepulangan Sunghoon dan Jong Seong dari perjalanan bisnis yang seharusnya baru akan selesai besok. Tetapi dengan sedikit memohon, ia berhasil membujuknya.

"Hai suamiku, selamat datang. Dan selamat datang juga untukmu Jong Seong." Sambut Jaeyun saat keduanya sudah tiba dirumahnya.

"Ada apa? Kenapa mendadak memintaku pulang hari ini dan mengajak Jong Seong untuk ikut kerumah?" Tanya Sunghoon dengan nada acuhnya.

"Aku membuat perayaan besar hari ini. Lihatlah, aku sudah membeli banyak makanan dan minuman untuk perayaan kita." Jaeyun menunjuk keruang tengah.

"Memangnya apa yang harus kita rayakan?" Tanya Sunghoon.

"Tentu saja untuk merayakan kepergian satu benalu. Sekarang hanya tinggal menyingkirkan satu benalu lainnya dan kemudian hidup kita akan tenang." Jaeyun tersenyum lebar.

"Apa maksudmu?" Kerutan didahi Sunghoon terbentuk sempurna.

"Oh, kalian tidak tahu? Adik gadis jalang itu sudah meninggal tadi pagi."

Tubuh Sunghoon menegang, terdiam membeku dalam keterkejutannya atas apa yang baru saja ia dengar. Berbagai macam pikiran melintas di kepalanya. Bagaimana keadaan Sunoo saat ini? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sendirian atau ada seseorang yang menemaninya dipemakaman? Ini bahkan sudah malam!

"Sial!" Desis Sunghoon dengan langsung berlari keluar.

Sunghoon masuk kedalam mobilnya, pria itu langsung menyalakannya menancap gas dengan kecepatan penuh. Tak memperdulikan teriakan istrinya, bahkan ia juga meninggalkan Jong Seong.

Mobil itu melaju semakin cepat menuju pemakaman umum yang tak jauh dari rumah sakit. Sunghoon tidak peduli ia telah melewati batas kecepatan mobil, yang ia pikirkan sekarang adalah keadaan Sunoo.

Setelah tiba dipemakaman, Sunghoon menepikan mobilnya disembarang tempat. Dengan melepaskan jas kerjanya, pria itu keluar dan hujan langsung membasahi tubuhnya.

Sunghoon tercekat, menatap nanar tubuh Sunoo yang sedang menangis meraung-raung didepan makam adiknya. Kemudian tanpa membuang waktu lagi pria itu berlari menghampiri Sunoo.

"Kim Sunoo!" Sunghoon menarik lengan Sunoo untuk berdiri dan kemudian memeluknya. Dalam pelukannnya, bisa ia rasakan jika tubuh gadis itu menggigil kedinginan.

"Maaf...aku baru saja mengetahuinya.."

"T-taki...dia meninggalkanku hiks.." Sunoo semakin menangis dipelukan Sunghoon. Menangisi kemalangan yang menimpa hidupnya. Menangis meraung-raung meresapi rasa sakit yang menjalar didalam hatinya.

"Adikmu sudah bahagia disana, tenanglah." Ucap Sunghoon menenangkan.

"Tidak! Dia tidak boleh meninggalkan ku!" Tangis Sunoo sambil memukul dada bidang Sunghoon.

"Ini sudah terjadi, kita harus menerimanya." Sunghoon semakin mengeratkan pelukannya meskipun gadis itu terus memukulinya.

"Tidak bisakah kau membuatnya hidup kembali? Hiks.." Sunoo berhenti memukuli Sunghoon. Sekarang ia diam mencerna ucapan Sunghoon. Membiarkan air matanya tetap turun sambil terisak seakan kehabisan nafas.

Sweet Bitch | Sungsun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang