17. Sweet Bitch

1.5K 144 20
                                    

Udah aku turutin ya buat double up😌

Happy reading~




















Brakk!

Pintu kamar terbuka dengan kasar membuat seorang wanita yang ada didalam kamar itu terlonjak.

"Eoh, kau sudah pulang?" Ucap Jaeyun ketika melihat sang suami yang kini tengah berjalan kearahnya.

"Apa kau yang membunuh adiknya Sunoo!?" Suara dengan nada dingin itu mengintrupsi Jaeyun.

"Apa maksudmu? Kenapa kau datang dan langsung menuduhku yang tidak-tidak? Aku tidak membunuhnya."

"Katakan dengan jujur, Shim Jaeyun! Mengakulah!" Sunghoon menatap dengan tatapan setajam elang yang siap memburu mangsanya. Ia harus membuat wanita itu mengaku.

"Aku tidak membunuh adiknya. Untuk apa juga aku melakukannya."

"Cih, kau memang pembohong yang handal." Sunghoon menarik sudut bibirnya keatas. Wanita itu tetap pada pendiriannya.

"Aku berkata ju-"

"Tidak ada gunanya kau mengelak karena aku sudah mengetahui semuanya. Hanya saja aku ingin mendengar langsung pengakuan darimu." Ucap Sunghoon membuat Jaeyun tertawa sinis.

"Jadi kau sudah tahu? Baguslah. Anggap saja itu sebagai hukuman untuk gadis jalang itu. Oh, apa sekarang jalang kesayanganmu itu menjadi gila? Kasian sekali, seharusnya dia langsung mati saja menyusul adiknya."

"Kau! Aku tidak bisa bersamamu lagi, dengan wanita jahat sepertimu. Kau mengerikan Shim Jaeyun! Kau seperti malaikat didepanku tetapi siapa sangka ternyata yang selama ini menemaniku adalah seorang iblis pencabut nyawa. Lebih baik kita bercerai." Dengan wajah dinginnya Sunghoon menatap Jaeyun penuh kebencian.

"Bercerai? Ya, aku juga sudah muak denganmu. Lagipula selama ini aku sudah banyak menguras uangmu dan aku rasa itu cukup. Bercerai denganmu tidak ada ruginya bagiku. Dengan begitu aku bisa bebas bermain dengan banyak pria tanpa harus bersembunyi lagi."

"Cih, inikah dirimu yang sebenarnya? Dengar, kau tahu bukan bagaimana kekuatan uang? Dengan uang apapun bisa kulakukan. Akan kupastikan dalam tiga hari ini kita sudah bukan sepasang suami istri lagi."

Sunghoon membalikkan tubuhnya, sudah saatnya ia pergi dari tempat ini. Meskipun hatinya sakit dengan kehancuran pernikahannya, tetapi setidaknya ia juga merasa lega karena dipisahkan dari wanita yang salah.

















Didalam sebuah ruangan, tepatnya disatu ruangan yang penuh dengan beberapa orang yang tampak sangat serius mendengarkan presentasi seseorang yang ada didepan mereka. Presdir muda yang begitu disegani dikantor mereka, Park Sunghoon. Disana pria itu sedang mencoba menjelaskan proyek yang ia buat.

Sunghoon begitu tenang dan percaya diri ketika mempresentasikan proyeknya itu. Semua orang yang hadir disana terliat antusias dengan ide brilian seorang Park Sunghoon.

Setelah selesai melakukan presentasi dengan para petinggi lain, Sunghoon kembali keruangannya dan mendudukkan tubuhnya dikursi kebesaran miliknya. Tak lama kemudian asisten pribadinya datang dengan membawa berkas-berkas ditangannya.

"Meeting dengan pemegang saham dari Singapore itu apakah anda akan mereviewnya? Sepertinya mereka terlihat kurang puas dengan hasilnya, Presdir."

Yang Jungwon, asisten sekaligus sekretaris Sunghoon itu memberikan lembaran-lembaran kertas hasil meeting nya menggantikan Sunghoon lusa kemarin.

Sunghoon menghembuskan nafasnya kasar, kepalanya berdenyut dan berputar bagaikan orbit yang mengelilingi porosnya ketika melihat tumpukan kertas yang ada dihadapannya. Baru beberapa hari saja ia tinggalkan karena harus mengurus Sunoo, tetapi kertas itu sudah menumpuk seperti gunung.

Sweet Bitch | Sungsun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang