4. Sweet Bitch

2K 143 8
                                    

Sunghoon melangkahkan kakinya menuju kamar setelah selesai membicarakan beberapa hal dengan Jong Seong. Pria itu memperhatikan Sunoo yang terduduk diam dengan kegugupan yang tampak diwajahnya.

"Kenapa belum tidur, hm?" Tangan kanan Sunghoon terulur menyingkirkan helaian rambut Sunoo yang menutupi wajah cantiknya.

"A-apa?"

"Tidurlah, kau harus istirahat." Tangan Sunghoon beralih mengelus pipi gadis itu.

"Ta-tapi sekarang masih pukul tujuh malam. A-aku belum mengantuk."

Dengan perlahan Sunghoon membaringkan Sunoo. Membaringkan tubuh gadis itu disisi sebelah kirinya.

Sunghoon merengkuh tubuh Sunoo, membawa gadis itu masuk kedalam pelukannya. Tangan kanannya mengelus puncak kepala Sunoo, menyingkirkan anak rambut Sunoo lalu menyampirkannya kebelakang telinga gadis itu.

"Apakah masih sakit?"

"A-apa?"

"Ya-yang mana?

"Milikmu. Apakah masih sakit?"

"Kemarin aku melihat ada darah yang keluar dari dal-"

"Tu-tuan. Bi-bisakah kita tidak membahasnya lagi? I-itu sungguh membuatku malu."

Sunghoon terkekeh lalu mengangguk. Kemudian kembali memeluk tubuh Sunoo dengan erat. Melingkarkan tangannya di pinggang Sunoo dan membelit kaki gadis itu menggunakan kakinya.

Sunghoon menenggelamkan wajahnya dilekukan leher Sunoo, menghirup udara disekitar leher gadis itu.

Aroma strawberry yang segar selalu melekat didalam tubuh Sunoo. Walaupun aroma gadis itu kekanak-kanakan tetapi Sunghoon sangat menyukainya bahkan entah sejak kapan menjadi candu baginya.

Pria itu, Sunghoon mulai mengecupi perpotongan leher Sunoo hingga memberikan lumatan-lumatan kecil dan berakhir dengan adanya tanda kemerahan disana.

"Eughh.." Sunoo meremas lengan Sunghoon dengan erat, mencoba memberikan peringatan pada pria itu untuk tidak melakukan lebih.

Seolah menangkap peringatan itu, dengan cepat Sunghoon melepas cumbuannya pada leher gadis itu. Matanya menatap tepat dikedua iris mata Sunoo yang terlihat ketakutan kembali.

"Maaf." Ucap Sunghoon sambil mengelus pipi gadis itu.

"Eum." Sunoo mengangguk dan tersenyum, mencoba memaklumi apa yang baru saja Sunghoon lakukan padanya.

"Kau ingin berlibur bersamaku?" Tanya Sunghoon. Tangannya masih betah mengelus pipi gadis itu dengan lembut.

"A-apa?!" Sunoo melebarkan matanya mendengar ajakan Sunghoon.

"Hei, awas matamu bisa melompat keluar." Sunghoon terkekeh melihat ekspresi terkejut Sunoo.

"A-ah, ma-maaf." Sunoo membuang mukanya merasa malu. Liburan? Jika yang mengajaknya orang lain dengan senang hati ia akan mengiyakan. Tetapi jika Sunghoon yang mengajaknya, tidak mungkin ia menerimanya. Liburan berdua bersama pria beristri hanya akan menimbulkan sebuah masalah.

"Bagaimana, hm?"

"Ti-tidak perlu, tuan." Sunoo menggeleng samar. Dalam hati ia sungguh ingin mengiyakan. Liburan? Tentu saja ia sangat menginginkannya. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia berlibur. Sejak orang tuanya meninggal ia tidak pernah lagi merasakan apa itu liburan.

"Kenapa? Aku mengajakmu liburan sebagai tanpa permintaan maafku."

"A-aku sudah memaafkanmu, tuan. Lagipula semuanya memang salahku."

"Aku tidak suka penolakan!" Sunoo menelan salivanya. Lalu untuk apa pria itu bertanya padanya? Jika pada akhirnya mau tidak mau ia pun harus menuruti semua ucapan yang tidak terbantahkan dari pria itu.

Sweet Bitch | Sungsun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang