Bab-33 Farewell Again?

36 3 1
                                    

Sebagai seorang Komandan STARS, dia berhasil menahan serangan mematikan Parasite dan menggunakan sihir percepatan untuk mengikuti gerakan mereka yang sangat cepat.

Setelah melihat Parasite yang lengah, Lina segera mengambil senapannya dan menembakkan beberapa peluru dengan tepat ke arah Parasite, menciptakan suara tembakan yang nyaring dan meningkatkan ketegangan di sekitar mereka.

'Sampai situ saja, Angie...!!' Teriak ku sambil mengangkat Senapan ku dan mendekomposisi Peluru yang Lina tembakkan kepada Parasite Tersebut.

Hal tersebut memberikan celah bagi mereka. Beberapa dari mereka dapat melarikan diri, aku hanya berhasil menyegel dua dari mereka. Mereka berlari dan berpencar ke dalam hutan.

'Apa yang kau lakukan Arthur !!, kau hanya mengganggu misiku dalam membasmi pembelot STARS.' Ucap lina dengan pahit ke arah ku

Aku kemudian berjalan mendekati Lina "Hah, apa yang kau maksud. Hal yang kau lakukan justru hanya memperbanyak Parasite" aku berusaha terus terang kepadanya.

Lina kemudian mempertahankan argumennya"Kau tidak tahu apa-apa Arthur, kau lah...." Bicaranya kemudian aku potong

"Hah !!,Satu-satunya hal yang tidak tahu apa-apa hanya kau, Angie. Kau hanya akan memperburuk keadaan !!' Ucapku kepada Lina

Lina menjawab dengan ekspresi tidak suka "Diamlah kau art, aku hanya melaksanakan misiku."Ucapnya kemudian berlari meninggalkanku

"Cih, merepotkan" Ucapku sambil mengejar Lina

Sebuah parasite muncul di hadapan Lina, Lina yang tidak segan segan kemudian menembaknya. Nafasnya yang terengah-engah, dan keringat yang membasahi wajahnya dan surai pirang yang terikat. Wajahnya kemudian sedikit menunduk.

'Apa mau mu kali ini ? Kau pastinya datang hanya untuk mengacaukan misiku, Sudah cukup Art aku sudah muak denganmu yang selalu menggagalkan rencana ku' Ucapnya sambil menodongkan pistolnya kepada ku

Aku memegang pundak Lina dengan kedua tanganku "Angie yang kamu lakukan tidak seberapa. Yang kamu tidaklah seberapa..." Bicara dengan nada yang rendah

Lina mengacuhkan Arthur begitu saja"Berisik kau Arthur!, dan jangan ganggu aku dengan misiku, minggirlah sebelum ku bunuh" Ucapnya yang kemudian memalingkan wajahnya

Aku merasa begitu hampa dan kehilangan arah. Perasaan hatiku terasa seperti terpotong-potong menjadi beberapa bagian yang tak bisa disatukan. Semakin lama, semakin tak menentu dan semakin sulit untuk dijelaskan.

Sangatlah menyakitkan, mencoba mencari jawaban atas perasaan yang begitu rumit ini. Namun, semakin aku berpikir, semakin aku merasa terjebak dalam kebingungan yang tak berujung.

Kemudian dari tubuh parasite tersebut, dan banyak parasite yang sudah dibunuh Lina mereka berkumpul dan bergabung menjadi satu. Mereka bergabung menjadi sebuah singa dengan kaki elang dan ekor ular. Satu kata yang terpikirkan di dalam pikiranku ialah 'CHIMERA'

Chimera dalam mitologi Yunani adalah makhluk monstruosa dengan kepala singa, tubuh kambing, dan ekor ular. Katanya, ia menghembuskan api dan dianggap sebagai simbol kehancuran dan kekacauan. Chimera dibunuh oleh pahlawan Bellerophon, dengan bantuan kuda bersayap Pegasus, dalam mitos terkenal.

Kemudian makhluk itu menatap ke arahku, matanya yang merah menyala seakan-akan siap menerkamku dan Lina.

'Arthur... Makhluk apa itu ??' Ucapnya dengan nada yang sangat berat dan panik

'Mundurlah.....' Ucapku seraya aku berlari melindungi Lina dari serangan nafas apinya yang sangat mematikan

Semburan api yang sangat dahsyat keluar di mulutnya ke arahku dan Lina, Api yang keluar berwarna hitam, api yang sangat tebal sampai sampai membakar sekitar tanpa sisa abu sedikitpun.

Dalam legenda diceritakan, Bahwa Chimera dikalahkan oleh pahlawan Bellphone dengan alat perangnya. Yaitu kuda perang yang dapat terbang 'Pegasus' dan juga Sebuah tombak Longinus Spear.

Tapi itu sudah berabad-abad yang lalu, Bellerophone sendiri sudah mati dan mungkin tombaknya sudah berkarat. Serangan itu kemudian berhenti, Makhluk itu tiba-tiba terbang dengan sayapnya ke langit.

'Semuanya, Hadang makhluk itu. Jangan sampai makhluk itu masuk ke perkotaan' Ucapku di radio.

Semuanya menjawab setuju di radio, Kemudian Minako memberikan arahan yang terdengar di radio. Semenatara aku disini bersama dengan Lina.

'Angie Sirius Berhentilah bermain-main..' Ucapku kepadanya dengan nada tinggi 'Itulah alasan mengapa aku tidak membunuh semuanya , dan lebih memilih menyegelnya.'

'Pulanglah, Angie Sirius ini adalah kekalahanmu,' Ucapku berbalik mengejar Chimera yang lepas dan terbang tadi.

.


.


.


'Lina...' hanya sebuah suara yang ku ingat dari kesendirian ku yang sangat panjang


'Mayor Angie Sirius, anda ditugaskan untuk membasmi Pengkhianat. Ini adalah misi yang penting bagi negaramu. Jangan kecewakan kami.' Sebuah perintah suara yang terdengar sebelum aku melaksanakan tugas ini.


'Selamat Mayor Angie Sirius, Kamu membawa kebanggan bagi negaramu, jasamu akan dikenang oleh negara ini' Panas matahari dan sebuah medali yang mengkilat, samar sekali ingatan ku..


'Angie.... Jangan lupakan kami okee.. ' Suara yang keluar dari tubuh penuh darah di sebuah pertempuran 'Kembalilah dari front timur, dan nikmatilah hidupmu sebagai manusia. Berjanjilah demi kami' yang kemudian ucapan terhenti, begitu pula dengan nafasnya.


'Apakah itu keinginan ku'


Ucap sebuah suara yang menggema di ruangan kosong.


Aku menggenggam erat tangan ku, kemudian ku keluarkan sebuah pistol ku. Dan ku arahkan Ke mahluk yang sedang terbang itu. Aku tidak tahu apa apa yang membuatku bergerak.


Kebanggan.... Nama.... Pangkat....


Aku sudah melupakan alasan itu, dan Juga alasan aku bergabung ke kemiliteran. Perang Termonuklir Front timur, itu juga bukan alasan. Mengapa aku di sini.


'Lina... ' suara anak dengan senyuman hangat, namun wajahnya yang samar untuk aku mengingatnya.


Sfx* tembakan

(Duar..Duar..)


Makhluk itu melihatku dengan mata merahnya, Kemudian mengalihkan lainnya yang menahannya. Dia terbang ke arahku dengan cepat, Mulutnya terbuka siap menyembur nafasnya.

Untuk sampai sini aku tidak tahu Alasan mengapa aku ada...

Aku bukanlah diriku, Aku tidak tahu....

Suara anak kecil itulah yang membuatku bertahan selama ini..

Mati, Adalah salah satu keinginan ku....

.

.

.

'LINA.... AWAS... ' Sebuah suara yang sama, Indah pada akhirnya...

Dirinya terpojok oleh semburan api dan hujanan duri, aku berusaha menahan serangan api dan terpaksa menerima hujan duri. Namun, tidak lama kemudian, ledakan dahsyat mengguncang area sekitar.

Sfx* Meledak


'LINA !!!....'


(boom... boom...)

The Adventure Of The Magic And TechnologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang