Bab-34 ein Schicksal

40 3 0
                                    

Setelah asap hilang, terlihat kubangan tanah gersang dan bekas duri tersebar di sekitarnya. Aku segera berlari menuju Lina yang tergeletak di tengahnya.

"Linaa!! Linaaaa!!" Ucapku dengan menggenggam tubuhnya dengan sangat erat

Sementara Itu Chimera tadi masih berada di langit bersiap kembali menyerang. Aku memegangnya dengan erat. Aku tidak mau hal ini terjadi lagi...

"Art, Konfirmasi aktivasi"

terdengar sebuah suara dari radio


Aku tidak tahu lagi, apa yang bisa keluar dari mulutku ini.

Aku Harusnya melindunginya

Tapi, kemudian lagi dan lagi. Mengapa

Aku ingin menghapuskan apa yang mengikat kita


Mulutnya bergerak "Arthur... Akhirnya..." Ucapannya terhenti

Saat dia hampir kehilangan kesadarannya, terdengar suara yang menyebut namanya. Suara itu begitu familiar, membuatnya merasa tenang.

"You are mine Now and the next life," kata suara itu.

Kesadarannya benar-benar hilang, saat ini tubuhnya terkulai lemas di atas tanah, dipenuhi luka-luka yang parah. Aku merasakan darah mengalir keluar dari tubuhnya, membuatnya semakin lemah. Namun ...

Mengapa... Dirinya... Lagi... dan... lagi...

.

.

.

"Art... "

Sebuah suara di musim gugur, suara yang menghangatkan, suara yang ingin ku dengar. Selalu, setiap kali.... di awal dan di akhir... selalu....

.

.

.

"Nyalakan..." suara datarku terdengar di radio

Dengan Lina yang pingsan di pelukanku, aku memeluknya dengan sangat erat. Tanpa ragu, aku mengangkat tanganku ke udara, mulutku merapalkan sebuah matra.

Kemudian mengenakan sebuah baju besi berkilauan berwarna emas yang menggambarkan kekuatan dan keagungan. Pupil mataku berubah menjadi merah menyala.

.

.

.

Tiada satupun makhluk didunia ini menahan rasa sedihnya ditinggalkan oleh orang yang penting dalam hidupnya.


Sedih, sesal, kesal adalah hal yang ingin dia lampiaskan.

Namun kepada siapa, kepada siapa dirinya melampiaskan itu semua.

Dirinya bagai sebuah mentari di Pagi hari yang kelabu.

Dirinya yang menghiburnya ketika senang dan sedih.

Dirinya adalah bagian dari hidupnya.


Sebuah kubah penghalang muncul dan mengurungku dan makhluk itu, aku meletakkan Lina yang terluka dan memutuskan untuk menghadapi makhluk tersebut.

Aku menggenggam sebuah kunci emas dan memutarnya. Setelah memutar kunci emas, terdengar suar merah keluar yang mengubah daerah sekitar menjadi kelabu, tak lama kemudian muncul sebuah riak emas.

The Adventure Of The Magic And TechnologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang