Mine | Chapter 05

5.1K 542 60
                                    


Di awal petang ini, hujan turun begitu derasnya, disertai petir yang mengaum, dan angin kencang yang menebarkan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.

Sementara Nara berisitirahat di kamar karena sedang tidak enak badan, Rios mengajak Milo bermain sambil belajar di ruang kerjanya di lantai bawah agar putranya tidak mengganggu Nara.

Beberapa jam telah berlalu, hujan masih setia menghujam sebagian kota Jakarta. Sekarang hampir pukul 21.00 malam, tetapi Milo nampaknya belum ingin tidur, padahal sudah waktunya bocah itu terlelap. Dan Daddy nya juga harus meeting pukul setengah sebelas malam nanti.

Jadi, Rios menyudahi kegiatan bermain dan belajar mereka, dan mengajak Milo ke atas sofa untuk dipangku lalu membacakannya sebuah dongeng. Salah satu kebiasaan baru yang pria itu nikmati selama dua tahun terakhir ini. Menceritakan sebuah kisah, sampai juniornya terlelap.

"Dad, aku boleh lihat album foto ini?"

"Boleh."

"Yipiiiii!!!"

Dengan girang, Milo berlari kepada Rios sambil memeluk sebuah album foto. Yang isinya-kalau Rios tidak salah ingat, adalah foto-foto lawas Nara pada masa sebelum kemunculan buah hati mereka.

"Lihat ini dulu, dongengnya nanti," kata Milo memberitahu sambil merangkak naik ke atas paha Rios.

"Okay, anything for you, Mr. Alexander," balas Rios sembari mengatur posisi putranya.

Milo sempat nyengir sebelum mulai membuka cover depan dari album foto ditangannya.

"Wow, Mamiii ...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah itu langsung berdecak kagum dengan raut terkesima ketika melihat foto Nara yang pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bocah itu langsung berdecak kagum dengan raut terkesima ketika melihat foto Nara yang pertama.

Sepertinya, Rios tahu apa yang Milo pikirkan, dan apa yang membuat putranya sampai terkesima begitu ketika melihat hampir semua foto Nara.

Ya, Nara memang memiliki pesona mematikan untuk menarik hati orang-orang seperti keturunan Fernandes.

Halaman demi halaman Milo buka dengan penuh semangat, senyumnya mengembang begitu jelas sembari memandangi potret-potret Mami nya.

MORE THAN YESTERDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang