Mine | Chapter 12

4.2K 470 45
                                    

"Aku ... Bakalan punya adek?" tanya Milo dengan ekspresi terperangah.

Nara tersenyum sembari mengangguk, merasa lucu melihat ekspresi putranya. Dirinya juga berharap kalau Milo akan senang dengan berita kehamilannya ini, tidak seperti Rios. Karena sama seperti Daddy nya dulu, Milo sempat bilang kalau dia tidak mau punya adik. Tetapi bocah itu seperti mengerti perasaan Nara, atau dia memang sebenarnya sangat ingin punya adik, jadi ia langsung berteriak kegirangan.

"Yipiiiiiii!!!" teriak Milo kemudian dengan suara menggelegar.

Maya ikut tersenyum gemas sambil geleng-geleng kepala sewaktu cucunya melompat-lompat kegirangan dan berlari kesana-kemari.

Saat itu Nina tak sengaja lewat, dan betapa mengejutkannya, karena tanpa diduga-duga, Milo tiba-tiba mendatanginya dengan wajah full bahagia lalu berkata,

"Mbak Nina, Aku bakalan punya adek!" tegasnya, seraya memegangi tangan Nina. Ia mendongak begitu tinggi melihat wajah perempuan dihadapannya.

Nina sangat amat terkejut. Bagaimana tidak, pasalnya ini adalah pertama kalinya Milo mau berbicara padanya, dan bahkan melakukan kontak fisik. Ia melihat Nara dan Maya yang ternyata juga ikut tertegun. Kemudian ia mengambil kesempatan itu dengan baik. Ia menanggapi berita dari Milo dengan raut gembira, dan memberi selamat kepada bocah itu. Tak lupa ia pun menyampaikan kesenangannya pada Nara atas kehamilan majikannya tersebut.

Nara bersyukur sekali semua orang menerima berita baik ini dan ikut merayakannya. Pak Fernandes pun sudah tahu, dan beliau tiga kali lipat lebih senang dari pada dirinya sendiri, atau Maya, atau Milo. Dan satu-satunya orang yang masih belum mau menerima hanyalah Rios.

Pria itu berangkat ke Turki pada jam 9 tadi malam. Setelah percakapan menyebalkan, dan berulang kali meminta maaf, kemudian Nara mengusirnya, Rios memilih untuk menyudahi perdebatan mereka lalu pergi.

Perjalanan ke Turki memakan waktu hingga 12 jam. Pagi ini Rios pasti masih dijalan. Sementara Nara akan pergi ke rumah sakit.

"Mami pergi sebentar, Milo di rumah sama Oma, ya?"

"Aku mau nemenin Mami, boleh?"

"Mami mau ke rumah sakit, Sayang. Jadi Milo nggak boleh ikut."

"Tapi nanti nggak ada yang jagain Mami, sama adek aku ... Gimana???"

"Ya ampun ----" Nara sumringah. "Kan ada Om Aslan, nanti Om Aslan yang jagain Mami."

Milo manyun, bibirnya sangat maju ke depan. "Ya udah, deh," cetusnya kemudian, jadi lesu.

Nara mencubit gemas pipi gembul putranya, mengecupnya singkat kemudian berbisik. "Nanti Mami beliin martabak manis, gimana?"

"Mauuuuu!" seru Milo kembali bersemangat.

Nara tersenyum sangat lebar sembari mengacak-acak rambut putranya. Milo hanya nyengir.

"Bu, Maaf, itu Mas Aslan nya udah nunggu di depan," ujar Nina yang baru kembali dari depan.

"Oh, oke, saya ke depan mbak, sebentar."

"Iya, Bu."

🧁

Rios sampai di Bandara internasional Turki sekitar pukul 11 siang. Begitu sampai, sekretaris dari partner bisnisnya langsung menyambut kedatangannya dan mengantarkannya ke sebuah hotel, tempat dirinya akan tinggal selama di Turki.

Pukul 13.00 siang, pria itu langsung menghadiri meeting, dan selesai jam empat sore. Letih? Sangat.
Kepalanya seperti nyut-nyutan karena sejak kemarin dirinya tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Dan malam harinya, ia masih memiliki acara bersama partner bisnisnya.

MORE THAN YESTERDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang