"Flo." panggil Arnold merasa tidak rela menyaksikan kepulangan Flo ke rumahnya. Gadis itu sudah membuka sabuk pengamannya dan bersiap untuk segera keluar dari dalam mobil Arnold.
"Apa, Om?" tanya Flo sampai keheranan.
"Ke rumah saya aja yuk!"
"No! Lagian ini udah di depan rumah saya. Nanti mama saya nyariin saya karena pulang kemalaman."
"Ini belum malam, Flo. Masih jam 4 sore." kilah laki-laki itu terus membujuk Flo agar ikut pulang bersamanya.
"Lagian hari-hari berikutnya masih ada, Om. Kenapa ngebet banget sih?"
"Floooo..." rengek Arnold menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang laki-laki dingin dan cuek. Di depan Flo, ia rela menjatuhkan harga dirinya sendiri tanpa paksaan maupun ancaman.
"Hihihi... Om kok lucu sih. Gak cocok kalo Om ngerengek gitu." ujar Flo meledek. Bahkan gadis itu sampai tertawa geli.
Tidak terima karena ditertawakan, Arnold langsung mencubit kedua pipi Flo gemas. "Kamu lebih lucu, Flo." balasnya tidak mau kalah.
"Om kesambet apaan? Biasanya anti megang saya?" todong Flo.
"Itu kan dulu, Flo. Sekarang beda lagi."
"No komen." celetuk gadis itu.
"Kamu beneran mau langsung pulang? Gak mau mampir ke rumah saya dulu?" tawar Arnold sekali lagi. Dan lagi-lagi ajakannya mendapat penolakan dari Flo.
"Lain kali aja, Om. Kan bisa tuh sekalian ngajar les Abizar."
"Iya, tapi kan enggak selamanya saya berdiam diri di rumah."
"Ya itu kan resiko Om. Kenapa kok nyalahin saya?"
"Saya gak nyalahin kamu. Cuma mau bilang aja."
"Kirain."
Arnold tidak melepaskan tangannya di pipi Flo. Kini ia mengelus pelan pipi berisi gadis itu dan menekannya dengan jari jempolnya.
"Kamu boleh pulang dengan satu syarat." tutur laki-laki itu.
Wajah Flo langsung berubah bingung sekaligus penasaran. Kenapa juga ada syarat saat dirinya mau pulang ke rumahnya sendiri, toh Flo tidak pulang ke rumah orang lain.
"Syarat apa?"
Arnold tersenyum tipis. "Cium saya!" ucapnya blak-blakan.
Alis Flo langsung menyatu dan keningnya mengerut sempurna. "Tadi kan udah. Kok maruk amat jadi laki."
"Itu tadi, beda lagi dengan sekarang. Ayo, Flo! Katanya mau pulang cepat."
"Ya udah, tapi, Om merem dulu." perintah Flo langsung mendapat persetujuan dari Arnold.
Saat laki-laki itu terpejam, Flo langsung beraksi. Ia meletakkan jari telunjuk dan tengahnya ke bibirnya sendiri, setelah itu kedua jarinya ia tempelkan di pipi kanan Arnold.
"Udah, Om." pungkas Flo.
Arnold langsung membuka kelopak matanya ketika merasakan sentuhan jari Flo di pipinya. "Apa itu?" tanya Arnold protes.
"Ciuman dari jari saya. Udah cukup kok, tadi udah saya tempelin di bibir saya." cerca Flo membuat kepala Arnold seketika pening dibuatnya.
"Terserah kamu deh, Flo. Pusing saya dibuatnya." Arnold menarik nafasnya panjang dan ia hembuskan pelan. Laki-laki itu menjauhkan tubuhnya dari Flo dan kembali ke tempat semula, bersandar di sandaran jok.
"Udah ya. Kalo gitu saya pulang dulu. Makasih traktirannya tadi, Om. Makanannya enak." ujar Flo mengakhiri pertemuan mereka untuk satu hari ini.
Gadis itu sudah keluar dari mobil Arnold dan berjalan begitu saya masuk ke halaman rumahnya. Sedangkan Arnold yang berada di dalam mobilnya hanya menghela nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBIT
HumorSudah terbit di 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗯 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗺𝗮𝗸𝗹𝘂𝗺! ***** Florence Arunika, gadis belia berusia 17 tahun yang tiba-tiba kedatangan murid baru di kelasnya. Pertama kali...