Disaat semua orang fokus melihat model-model cantik yang asik berlenggak-lenggok di atas catwalk, berbeda lagi dengan Arnold yang hanya menyibukkan dirinya dengan ponsel di tangannya. Tujuan kedatangannya hanya untuk menemui Flo, bukan ingin menghadiri acara yang menurutnya sangat membosankan.
Arnold menebak kalau Flo tinggal bersama kedua orang tua dan kakek neneknya. Oleh karena itu, rencananya setelah selesai menghadiri undangan fashion week itu, Arnold akan pergi ke kediaman Flo saat ini. Laki-laki itu sudah mengambil ancang-ancang agar tidak kecolongan untuk yang kedua kalinya.
Sesekali Arnold menatap Abizar dan juga asistennya yang tampak serius memperhatikan panggung catwalk dimana banyak model cantik memakai stelan baju kerja. Awalnya itu memang terlihat membosankan dan tidak menyegarkan pandangan.
Tapi, lama kemudian ternyata temanya sudah berganti. Awalnya model itu mengenakan stelan baju kerja, kini malah berganti memakai baju yang menurutnya itu kekurangan bahan.
Arnold lebih memilih menundukkan kepalanya saja, sementara Abizar dan asistennya masih terus-terusan memandangi panggung catwalk.
"Papa." terdengar suara bisikan Abizar yang membuat Arnold melirik sang putra.
"Apa, Bi?" tanya Arnold bingung.
"Lihat dong ke depan, siapa tau nanti Papa bisa ketemu gadis cantik."
Tidak tanggung-tanggung Arnold langsung memukul kepala Abizar. Perkataan pemuda itu malah seakan ingin menjerumuskannya. Dan sejak kapan mata Abizar jelalatan begitu. Apalagi Damian, laki-laki itu sudah tenggelam dalam lamunannya.
"Jangan asal bicara kamu, Bi! Kamu lupa dengan tujuan Papa datang ke sini?"
Abizar hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian dirinya tidak lagi menganggu sang Papa. Abizar juga kembali fokus menatap panggung catwalk. Dari pada mubazir, lebih baik Abizar menatap gadis-gadis cantik yang berjalan di atas catwalk.
Saat asik melihat model itu saling berpapasan dan bergantian berjalan di panggung, tiba-tiba saja mata Abizar menangkap sosok yang menurutnya tidak asing di pandangannya. Karena penasaran, Abizar langsung menyenggol lengan Papanya.
"Apa lagi, Bi?" protes Arnold sewot.
"Itu, Pa! Lihat deh." pinta Abizar mendapat tolakan dari Arnold.
"Tuan." panggil Damian pelan.
"Jangan bilang kalau kalian mau saya melihat ke depan. Tidak! Saya tidak mau!!" tekan Arnold.
"Itu bukannya Nona Flo ya, Tuan?"
Mendengar perkataan Damian membuat jantung Arnold langsung berdetak kencang. Refleks ia melihat ke panggung catwalk dimana ia juga melihat sosok gadis yang tidak asing di matanya.
"Shit!!!"
Laki-laki itu mengumpat. Tanpa memikirkan resiko yang akan ia tanggung, Arnold bergegas bangkit dari duduknya sambil melepas jas yang ia kenakan.
"Papa mau kemana?" tanya Abizar panik begitu melihat Papanya berlarian menerobos orang ramai. Namun, Arnold mengabaikan pertanyaan dari putranya.
Lalu, laki-laki itu langsung berlari naik ke atas panggung catwalk. Secepat kilat Arnold langsung menarik tangan seorang gadis yang berjalan di atas panggung catwalk.
"TUTUP MATA KALIAN SEMUA!!" teriak Arnold menggema. Tangannya merengkuh erat tubuh gadis di dalam pelukannya saat ini.
"Omaygat. Dia bukan Papa gue. Gue gak kenal dia siapa sumpah!!" umpat Abizar langsung menutupi wajahnya lantaran malu melihat tingkah Papanya yang sembrono.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBIT
UmorSudah terbit di 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗯 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗺𝗮𝗸𝗹𝘂𝗺! ***** Florence Arunika, gadis belia berusia 17 tahun yang tiba-tiba kedatangan murid baru di kelasnya. Pertama kali...