"Flo!"
"Apa, De?" tanya Flo kepada Dea baru saja masuk ke kelas. Setelah dari kantin, Flo dan Vika langsung kembali ke kelas, sementara Dea dan Agnes izin ke toilet.
"Lo tau gak?" tanya Dea dibalas gelengan kepala oleh Flo.
"Kenapa? Bapak lo kawin lagi?" ceplos Flo tanpa beban.
"Dih! Enggak lah, bini aja udah dua ngapain mau kawin lagi." ujar Dea.
"Kirain masih kurang kan. Kali aja Agnes mau jadi bini ke-tiga bapak lo. Otomatis dia jadi ibu tiri lo."
"Huekkk!! Najong. Mending gue cari sugar dady." sahut Agnes merasa geli sendiri.
"Ide bagus!" Flo mengunjukkan jari jempolnya mendukung keputusan temannya itu.
"Serius nih gue."
"Gue udah serius dari tadi. Lo aja yang ngaret."
"Lo tau gak alasan Abi pindah ke sekolah ini?" kali ini obrolan mereka menjadi serius saat Dea berkata demikian.
"Enggak, emangnya apa?" tanya Flo penasaran.
"Tadi gue lewat ruang BK kan, nah ternyata di dalam tuh ada bokapnya. Trus gue sama Agnes sengaja berhenti bentar buat nguping."
"Trus?"
"Awalnya sih gue sama Agnes denger kalau bokapnya Abi bakal nyariin guru les biologi buat Abi. Secara lo tau kan Abi tuh paling lemah di pelajaran biologi."
Flo mengangguk pelan sambil menunggu penjelasan Dea lebih lanjut. Sementara Vika yang berada di sebelahnya dan Agnes yang berdiri di depan mejanya hanya diam menyimak saja.
"Trus pas mau pergi, gue sama Agnes gak sengaja denger kalo orang tua Abi udah cerai."
"Eh! Bentar bentar. Maksudnya apa nih?" Flo dilanda bingung. Tidak mengerti dan sedikit lola.
"Abi pindah ke sini tuh karena dia ngikut bokapnya sejak orang tuanya cerai. Dan mereka juga sampe pindah rumah."
"Kasian juga ya. Pantes agak-agak." sahut Flo bereaksi.
"Agak-agak gimana?"
"Ya gitu deh. Gue kasian deh dengernya walau kabar itu belum gue denger langsung dari orangnya."
"Trus lo mau ngapain?" tanya Agnes ikut bergabung dalam topik obrolan keduanya.
"Emmm... gue ada ide."
"Apa tuh?"
Saat akan menjawab, tiba-tiba saja Abizar masuk ke dalam kelas. Melihat itu membuat Flo dan teman-temannya langsung menghentikan obrolan mereka itu.
Tampang Abizar masih seperti hari-hari biasanya. Selalu datar dan irit senyum. Bahkan dalam waktu sebulan itu, Flo hanya bisa melihat senyuman tipis Abizar sebanyak 5 kali. Iya 5 kali. Hanya senyuman tipis, bukan tertawa lepas.
"Bi." panggil Flo.
"Syuttttt!!!" ketiga temannya langsung bersuara dan menaruh jari telunjuknya mereka ke depan bibir masing-masing.
"Apa?" tanya Flo polos.
"Awas lo bocorin!" ancam Agnes.
"Aman." Flo mengangkat jari jempolnya ke arah teman-temannya.
Sementara Abizar yang dipanggil langsung menghentikan langkah kakinya yang akan menuju mejanya.
"Nanti pulang sekolah gue mau ngomong. Jangan pulang dulu ya?" ujar Flo tanpa merubah posisinya yang duduk bersama temannya.
"Kalo gak penting lebih baik gue pulang dulu."
"Penting banget. Ini tuh menyangkut tentang harkat dan martabat gue dan kelangsungan hidup lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBIT
MizahSudah terbit di 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗯 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗺𝗮𝗸𝗹𝘂𝗺! ***** Florence Arunika, gadis belia berusia 17 tahun yang tiba-tiba kedatangan murid baru di kelasnya. Pertama kali...