Flo pulang ke rumahnya dengan semangat membara karena baru saja bertemu dengan laki-laki idamannya. Katanya. Entahlah, Flo bingung mau memilih antara Abizar atau om-om yang akhir-akhir ini selalu masuk ke dalam pikirannya.
Begitu tiba di rumah, Flo sempat melihat mobil orang tuanya yang terparkir di halaman depan. Dan saat masuk, Flo langsung nyelonong masuk ke dalam kamarnya.
Sepi, Flo tidak melihat keberadaan kedua orang tuanya. Flo langsung menaiki satu per satu anak tangga yang menghubungkan ke dua kamar di lantai atas salah satunya kamar miliknya.
Saat melewati kamar orang tuanya, Flo seperti mendengar suara dua orang berbicara yang saling bersahutan. Tidak ingin ikut campur ataupun penasaran, Flo langsung memutar handle pintu kamarnya dan segera masuk ke dalam.
Seperti biasanya, Flo selalu membersihkan dirinya setelah pulang dari sekolah. Namun, sebelum itu Flo selalu mendiamkan dirinya sebentar untuk menghilangkan panas di tubuhnya setelah dari luar.
Setelah membersihkan diri dan berpakaian, Flo keluar dari kamarnya untuk pergi ke dapur. Biasa, cacing di perutnya sudah meronta-ronta.
Tapi, baru saja Flo berjalan dua langkah keluar dari kamar, tiba-tiba saja terdengar suara keributan dari dalam kamar sebelah, lalu tidak lama setelah itu keluarlah seorang wanita dewasa dari dalam sana. Raut wajahnya tegang dan kilatan matanya di penuhi emosi
Tanpa menyapa Flo sedikit pun, wanita itu langsung melenggang pergi. Sementara Flo hanya terdiam saja sambil menatap wanita itu menghilang dari penglihatannya.
"Flo."
Gadis itu seketika memutar tubuhnya ke samping saat namanya dipanggil.
"Iya, Pa?" jawab Flo sembari mendekat.
Ternyata itu Papanya. Laki-laki itu berdiri tidak jauh dari pintu kamar.
"Mau kemana?" tanya sang Papa penasaran.
"Flo mau ke dapur, Pa. Laper." gadis itu tersenyum sambil memegang perut datarnya.
"Kalau gitu bareng ya? Papa juga belum makan siang." ujar sang papa sembari tersenyum menatap putri semata wayangnya.
"Boleh." balas Flo.
"Ayo!"
Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan langsung disambut hangat oleh Flo. Keduanya berjalan beriringan menuruni anak tangga.
Begitu sampai di dapur, Flo langsung menarik salah satu kursi untuknya dan duduk di sana. Di meja makan sudah tertata rapi makanan yang ditutup oleh tudung saji.
"Kamu mau lauk apa, Sayang?" tanya Papanya sambil membuka tudung saji.
Mata Flo menelisik makanan tersebut dengan bibir terkatup rapat.
"Semuanya. Boleh, Pa?" cicit gadis itu sambil menatap Papanya dengan mengerjapkan matanya berulang kali.
Mendengar itu, sang Papa hanya tersenyum lalu mengusap pelan kepala Flo. "Boleh kok. Tapi, harus dihabisin ya?"
"Iya dong, harus." balas Flo bersemangat.
Kini, piring kosong berwarna putih polos itu sudah terisi oleh seporsi nasi dan juga lauk pauknya yang sudah diambilkan oleh Papanya. Tidak menunggu lebih lama lagi, Flo langsung menyantap makanannya lahap.
"Motornya udah diambil di bengkel?"
Flo langsung menoleh dengan mulut dipenuhi makanan. "Udah kok, Pa." jawab Flo tidak beraturan.
"Upahnya berapa tadi? Yang Papa kasih semalam cukup kan?"
"Cukup kok. Ada kembaliannya sepuluh ribu. Tapi, tadi udah Flo beliin batagor sama air aqua." cerocos Flo tanpa bosan dan letih karena berbicara panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBIT
HumorSudah terbit di 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗯 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗺𝗮𝗸𝗹𝘂𝗺! ***** Florence Arunika, gadis belia berusia 17 tahun yang tiba-tiba kedatangan murid baru di kelasnya. Pertama kali...